Tiba Masa Imamah Sang Penyelamat Manusia

Rate this item
(0 votes)
Tiba Masa Imamah Sang Penyelamat Manusia

 

Hari ini, keberadaan Imam Mahdi af di antara manusia di muka bumi menjadi sumber berkah, ilmu, cahaya, keindahan dan semua kebaikan. Mata kita yang tidak siap dan gelap tidak dapat melihat wajah malakutinya dari dekat, tetapi beliau seperti mentari yang terang.

Imam Hasan al-Askari pada tanggal 8 Rabiul Awal tahun 260 HQ gugur syahid di usia 28 tahun di kota Samarra. Syahadah Imam Hasan Askari as, Imam ke sebelas dari keturunan Rasulullah Saw membuat gembira mereka yang menentang jalan kebenaran. Mereka membayangkan sudah tidak ada Imam lagi di atas bumi yang memberi petunjuk kepada masyarakat. Menurut mereka, tidak ada lagi penyelamat dari keturunan Rasulullah Saw, dimana masyarakat dapat merujuk pada fitrah ilahinya dan mengajak hati manusia menuju kebenaran.

Sementara bumi tidak akan pernah ada tanpa petunjuk ilahi. Benar, Imam Mahdi af adalah putra Imam Hasan al-Askari, dari keturunan suci Rasulullah Saw yang akan tetap ada, sehingga dengan kemunculannya, jalan ke langit akan terbuka bagi bumi. Ia akan muncul untuk menciptakan keadilan bagi semua manusia, dimana orang-orang miskin dan lemah menjadi pewaris bumi. Kami mengucapkan selamat atas dimulainya hari keimamahan Imam Mahdi af, Sang Penyelamat alam kepada Anda semua pecinta kebaikan.


Pemerintahan Abbasi sejak lama sesuai dengan ucapan Rasulullah Saw dan  para Imam Maksum as tentang Mahdi yang dijanjikan adalah putra Imam Hasan al-Askari, membuat mereka selalu mengawasi Imam Askari as. Mereka menjaganya agar tidak ada anak yang ditinggalkan, tetapi Imam Askari as dengan menyembunyikan berita kelahiran anaknya, berhasil menggagalkan rencana busuk mereka. Satu-satunya sahabat dekat Imam Hasan Askari as yang mengetahui akan keberadaan anak beliau, yaitu Mahdi.

Setelah syahadah Imam Hasan Askari as, perlahan-lahan tersebar berita anak beliau bernama Mahdi af. Imam Mahdi af waktu itu berusia lima tahun, ketika melaksanakan shalat jenazah ayahnya dan semuanya untuk pertama kalinya menyaksikan wajah bercahayanya. Berita ini sampai ke telinga para penguasa Abbasi dan mereka benar-benar tenggelam dalam kebingungan. Upaya mati-matian yang dilakukan oleh kekhalifahan Abbasiah untuk menemukan Imam Mahdi af dan membunuhnya berakhir sia-sia. Demi melindungi jiwanya, Imam af diperintahkan Allah untuk selalu menghindari manusia dan menjalin hubungan dengan mereka lewat perantara. Sejak itulah, umat Islam untuk pertama kali merasakan kepahitan dan kesakitan akan kegaiban Imam.

Dimulainya kegaiban kecil (shugra) bertepatan dengan awal keimamahan Mahdi af dan masa ini berlangsung selama 69 tahun, setelah itu dimulainya yang disebut kegaiban besar (kubra). Dalam periode kegaiban kecil, ada empat wakil khusus yang bertanggung jawab menjadi perantara antara Imam af dengan umat Islam. Mereka mengambil hukum agama dari Imam Mahdi af dan kemudian menyebarkannya kepada pengikut Ahlul Bait. Masyarakat yang punya permasalahan menulis atau menyampaikan secara lisan kepada para wakil khusus Imam dan mereka menyampaikannya dengan bertemu Imam, lalu jawaban yang diberikan itu disampaikan kepada umat Islam dan pengikut Ahlul Bait.

Pemberian umat Islam seperti khumus, zakat dan lain-lain dilakukan juga melalui para wakil Imam dan kemudian mereka menyerahkannya kepada Imam. Wakil khusus Imam yang berjumlah empat orang ini telah diakui ketakwaan dan keadilan mereka sejak masa Imam Hasan al-Askari as dan diperkenalkan kepada masyarakat. Mereka memiliki keilmuan, amanah, kepercayaan, pemahaman dan ketokohan.

Kegaiban adalah salah satu Sunnatullah yang pernah terjadi juga dalam kehidupan para nabi seperti Idris, Nuh, Saleh, Yusuf, Musa, Sulaiman, Danial dan Isa as. Setiap dari mereka adalah utusan Allah dan sesuai dengan kondisi, selama beberapa tahun berada dalam kegaiban. Sementara kegaiban Mahdi af bertahun-tahun sebelumnya telah disampaikan lewat lisan Nabi Muhammad Saw dan para Imam dari keturunannya. Ketika seorang pengikut Syiah bertanya kepada Imam Shadiq as tentang sebab kegaiban Mahdi af, Imam menjawab, "Kegaiban disebabkan sesuatu yang tidak diperbolehkan menjelaskannya kepada Anda. Kegaiban adalah rahasia dari rahasia ilahi dan karena kami mengetahui bahwa Allah Maha Besar dan Bijak, kami menerimanya, sekalipun sebabnya tidak kami ketahui."

Sekarang, muncul pertanyaan ini bahwa Mahdi af yang menjadi penyelamat manusia di akhir zaman, kapan waktunya akan muncul? Dan kapan kegaibannya akan berakhir?

Sekaitan dengan pertanyaan ini, ada ucapan penting dari Nabi Muhammad Saw dan Imam Maksum as. Mereka berbicara tentang waktu, dimana itu seperti masa Jahiliah, ketika manusia menjadi hamba syahwatnya. Fanatisme dan kedengkian semakin meluas, sementara manusia semakin menjauh dari ajaran para nabi ilahi yang menyelamatkan manusia. Rasulullah Saw bersabda, "Saya diutus di antara dua Jahiliah dan di masa Jahiliah kedua, lebih sulit dan lebih musibahnya dari Jahiliah pertama."

Ucapan Nabi Muhammad Saw menunjukkan adanya Jahiliah yang lain di akhira zaman yang dikenal dengan Jahiliah kedua. Mahdi yang dijanjikan akan menyelamatkan manusia dari Jahiliah yang berbahaya ini dan menyampaikan manusia pada kebahagiaan dan keberuntungan. Dalam riwayat disebutkan bahwa ajakan Imam Mahdi af sama dengan dakwah kakeknya Muhammad Saw, dikarenakan terpaksa sebelum kemunculannya ada satu periode Jahiliah lain yang sama seperti periode Jahiliah pertama, dan bahkan kesesatan di masa itu lebih besar.

Termasuk ciri khas periode Jahiliah sebelum munculnya Islam dapat disebutkan seperti menghamba syahwat, membunuh anak-anak, memanfaatkan wanita dan tidak mengakui hak-hak mereka, menjauhnya masyarakat dari moral, banyak masyarakat yang tersesat, meyakini khurafat, bangga akan harta dan anak, wanita suka menunjukkan perhiasannya dan jauhnya wanita dari rasa malu dan kehormatan.


Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengenai periode Jahiliah sebelum munculnya Islam mengatakan, "Di satu sisi impuls sensual tidak dikontrol, nafsu seksual dan sejenisnya - sekarang Anda melihat lingkungan Jazirah al-Arab, lingkungan sisanya pun sama; secara tidak dapat dikontrol tenggelam dalam syahwat dan setiap orang dapat melakukan syahwatnya - di sisi lain, semua manusia mengikuti nafsunya, dalam posisi kekejaman, kehancuran dan pertumpahan darah, bahkan mereka sampai pada akhir batas yang bisa dibayangkan, yakni membunuh anak mereka sendiri. 'Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka, karena kebodohan lagi tidak mengetahui' (QS. Al-An'am: 140). Mereka melakukannya karena kebodohan. Inilah yang disebut Jahiliah. Kekejaman sampai di sini, jangankan anak orang, anak tidak berdosa orang lain, mereka bahkan tidak sayang sama anaknya sendiri! Inilah Jahiliah. Dari sana ada syahwat dan dari sini ada kemarahan. Ketika lingkungan hidup tertawan dua emosi yang melonjak dan tidak dapat dikontrol. Islam datang dan merombak kondisi ini. Tentu saja kondisi yang sama juga terjadi di Iran masa Sassanid, di istana Rum juga demikian. Di negara lain, ketika ada kerajaan dan istana serta penguasa yang zalim dan taghut kondisinya sama. Islam bangkit menghadapi semua situasi busuk ini."

Periode sebelum kemunculan Imam Mahdi af juga akan terjadi Jahiliah yang tersebar luas di dunia. Artinya, manusia tenggelam dalam hawa nafsu, mencari kelezatan dunia dan benar-benar lalai akan Allah dan ajaran para nabi, bahkan mengubah agama-agama ilahi sesuai dengan kepentingannya! Dalam riwayat yang dikutip Abu Bashir dari Imam Shadiq as disebutkan, "Islam pada mulanya terasing dan akan kembali terasing. Berbahagialah orang-orang asing." Aku bertanya, "Semoga Allah tetap menjadikan keadaan Anda dalam kebaikan, apa maksud dari ungkapan ini dan jelaskan buatku?" Imam Shadiq as menjawab, "Pendakwah kami akan mulai lagi dakwah yang baru, persis seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw."

Dari riwayat ini dapat dipahami bahwa Imam Mahdi af akan melakukan dakwa, dimana dakwahnya itu baru dan sama dengan dakwah yang disampaikan oleh Nabi Saw. Ia juga seperti Rasulullah Saw memperkenalkan Islam yang murni dan tanpa penyimpangan kepada masyarakat dan mengajak semua manusia pada cahaya yang terang benderang. Riwayat ini juga menekan bahwa antara awal Islam dan dan awal dakwah Nabi Saw memiliki banyak kesamaan.

Sekalipun saat ini dunia terjerat Jahiliah seperti Jahiliah pertama dan mungkin saja lebih buruk, karena sekalipun telah terjadi kemajuan sains dan teknologi, tapi kita masih menyaksikan kekerasan dan kejahatan yang lebih menakutkan dari periode Jahiliah pertama. Bukti-bukti menunjukkan bahwa seakan-akan kita tengah berada di masa Jahiliah kedua. Era ketika manusia mengikuiti hawa nafsu dan ketamakan yang zalim! Sementara orang-orang lemah dan terzalimi merasakan ketiadaan penyelamat yang adil karena hidup di bawah kezaliman para taghut. Mereka menanti kemunculan Sang Penyelamat lebih dari masa-masa sebelumnya.


Dalam riwayat disebutkan bahwa Imam Mahdi af memohon kepada Allah, lebih dari masyarakat untuk muncul guna mengakhiri kezaliman yang mencapai puncaknya ini. Tentu saja Imam Mahdi af yang berada di balik tabir kegaiban seperti mentari yang berada di balik awan tetap melakukan kewajibannya dan senantiasa berusaha agar dunia selalu dapat memanfaatkan berkah keberadaannya.

Sekaitan dengan hal ini, Ayatullah Khamenei mengatakan, "Hari ini, manusia dengan segala kelemahan, kesesatan dan kesulitan yang dihadapi memanfaatkan cahaya terang bernderang maknawi dan ilahi, Ahlul Bait terakhir. Hari ini, keberadaan Imam Mahdi af di antara manusia di muka bumi menjadi sumber berkah, ilmu, cahaya, keindahan dan semua kebaikan. Mata kita yang tidak siap dan gelap tidak dapat melihat wajah malakutinya dari dekat, tetapi beliau seperti mentari yang terang. Berhubungan dengan hati dan tersambungkan dengan batin. Bagi manusia yang memiliki pengetahuan, tidak ada anugerah yang lebih mulia dari ini, dimana ia merasa wali Allah, Imam yang benar, hamba yang saleh, hamba terpilih berada di antara semua hamba Allah di dunia dan menjadi orang yang diajak bicara dengan kekhalifahan ilahi di bumi dan berada di sisinya, melihatnya dan berhubungan dengannya. Harapansemua manusia adalah keberadaan elemen transenden seperti ini.

Read 1104 times