Logika Mentari; Sikap Rasional Imam Shadiq dalam Ajarkan Islam

Rate this item
(0 votes)
Logika Mentari; Sikap Rasional Imam Shadiq dalam Ajarkan Islam

 

Di masa Imam Jafar Shadiq as, mazhab Syiah mengalami perkembangan dan kemajuan yang cukup pesat, dan madrasah Imam Jafar membuka kesempatan untuk menghidupkan kembali ajaran Islam secara luas.

Rasionalitas, pemahaman agama yang mendalam, menjauh dari fanatisme tak berdasar, dan sikap inovatif terhadap fikih, merupakan karakteristik madrasah Imam Shadiq as yang menyebabkan aliran ini dinamis.
 
Hari ini, rumah Imam Kelima Syiah diterangi cahaya kelahiran Imam Jafar Shadiq as. Imam Shadiq adalah putra Imam Muhammad Baqir as, dan beliau menimba ilmu pengetahuan yang sangat luas dari ayahnya.
 
Masa Imam Shadiq yang penuh gejolak, adalah masa beradunya berbagai aliran, dan bertarungnya beragam aliran pemikiran filsafat serta teologi. Hal ini terjadi karena persentuhan bangsa-bangsa Muslim dengan masyarakat dari negara-negara yang dikuasai, dan hubungan pusat-pusat Islam dengan dunia luar. Pada kondisi seperti ini, Imam Shadiq berpikir untuk menyelamatkan masyarakat Muslim dari kondisi kekufuran, ketidakberagamaan, dan mencegah penyimpangan prinsip serta ajaran Islam.
 
Di masa itu, banyak aliran pemikiran, bahkan yang di luar Islam, mengancam keyakinan umat Islam, dan Imam Shadiq bangkit membela agama secara rasional. Beliau mengenalkan akidah, ahkam, dan tauhid dari sudut pandang Syiah, dan menyampaikan argumen serta logika Syiah kepada aliran-aliran pemikiran menyimpang, pasalnya mengenalkan agama dan membelanya dengan argumen akal, dapat memperkuat dan mengokohkan agama, memuluskan jalan penerimaan agama, dan mengokohkan kebenaran mazhab serta posisi para Imam Maksum as.
 
Imam Shadiq menerima hakikat agama dari Nabi Muhammad Saw, dan Nabi mendapatkannya langsung melalui perantara wahyu. Oleh karena itu, Imam Shadiq dalam berhadapan dengan berbagai aliran, mengedepankan sikap selektif, rasional, dan kritis, dan saat berhadapan dengan berbagai aliran, jika melihat ada kebenaran pada aliran-aliran itu, maka beliau akan mengkonfirmasinya, dan jika menemukan kesalahan, beliau akan menolaknya.
 
Karena ilmu pengetahuan, dan rasionalitas memainkan peran kunci dalam membimbing umat manusia, meningkatkan ilmu pengetahuan, dan rasionalitas umat manusia menjadi perhatian paling penting Imam Shadiq. Kemurnian, dan keabadian pemikiran Syiah adalah tujuan penting yang berusaha dicapai Imam Shadiq. Jika sebuah pemikiran berlandaskan akal sehat, maka jelas ia akan memiliki kemurnian.
 
Pemikiran-pemikiran yang bangkit dari nafsu atau politik dan terkait dengan sebagian kepentingan manusia, tidak akan memiliki nilai serta kemurnian. Nilai sebuah pemikiran terletak pada fondasi-fondasi penyokongnya yang benar dan kokoh. Imam Shadiq di masa hidupnya telah membuktikan dengan baik bahwa pemikiran Islam berlandaskan logika, dan akal.
 
Dengan memperhatikan riwayat-riwayat Imam Maksum as, kita akan melihat dengan jelas manifestasi rasionalitas dalam pernyataan-pernyataan mereka. Riwayat semacam ini banyak ditemui berasal dari Imam Shadiq.
 
Sebagai contoh, pernyataan Imam Shadiq terkait pentingnya akal. Beliau berkata, Allah Swt menciptakan akal dari cahaya-Nya, dan menjadikannya lebih unggul dari semua ciptaan. Beliau juga menganggap akal sebagai batas antara iman, dan kufur. Imam Shadiq bersabda, tidak ada jarak antara iman dan kufur kecuali lemahnya akal. Berdasarkan riwayat ini, akal manusia yang tidak terdapat keraguan, kekufuran, dan hawa nafsu di dalamnya, membuktikan urgensitas iman, dan dipilihnya kekufuran adalah bukti tidak digunakannya akal.
 
Imam Shadiq di riwayat lain kepada Hisham bin Hakam bersabda, Allah Swt menganugerahi manusia dua pembimbing, yang pertama pembimbing eksternal seperti para nabi dan imam, dan yang kedua pembimbing internal yang terdapat di dalam diri manusia, dan itu adalah akal. Oleh karena itu, salah satu tolok ukur nilai sebuah aliran pemikiran adalah akal, dan aliran yang tidak menganggap akal bernilai, tidak perlu diperhatikan.
 
Nilai dan kemurnian pemikiran Imam Shadiq selain perhatian terhadap akal, juga menganggap penting ilmu pengetahuan. Jika sebuah aliran menganggap ilmu pengetahuan penting, maka ia memiliki nilai tinggi. Sebuah aliran pemikiran yang mendorong masyarakat kepada kebodohan, dan meliburkan potensi akal manusia, sama sekali tidak bernilai, bahkan bisa dikatakan berbahaya.
 
Sejarah mencatat aliran-aliran pemikiran yang memunggungi akal manusia, sebenarnya sedang berusaha menjajah pemikiran manusia, sehingga membuat kosong, dan rapuh diri mereka dari dalam, dan menggantikan Tuhan sebagai poros, dengan ego.
 
Sementara banyak riwayat Imam Shadiq yang menganjurkan untuk menuntut ilmu, dan menggunakan akal. Mazhab Syiah yang selalu mengajak masyarakat untuk memperdalam agama Tuhan, dan Imam Maksum as, dan merupakan manifestasi dari seluruh ajaran Ilahi, selalu bersandar pada hakikat akal, dan ilmu, dan mengajak para pengikutnya untuk melakukan hal yang sama. 
 
Imam Shadiq mengajarkan fikih sesuai syariat Islam kepada murid-murid, dan para penuntut ilmu, sehingga dikenalah istilah Fikih Jafari. Imam Shadiq mengajar sekitar 20.000 murid, dan mereka menyebarkan Islam dan Syiah ke seluruh penjuru dunia Islam.
 
Ilmu fikih yang sekarang berada di tangan kita, sebagian besar bersumber dari hadis-hadis fikih yang dikutip dari Imam Shadiq. 400 sahabat Imam Shadiq mencatat hadis-hadis dari beliau yang berasal dari ayah-ayah beliau, kemudian mereka menyampaikannya kepada Imam Shadiq, jika benar, beliau akan mengkonfirmasinya, dan dijadikan ahkam, serta aturan fikih.
 
Di bidang tafsir, tafsir paling benar, dan paling bisa dipercaya karena tersambung langsung kepada ayah-ayah beliau sampai Nabi Muhammad Saw adalah tafsir Imam Shadiq. Di antara tafsir yang dikutip oleh murid-murid Imam Shadiq, dan dihimpun oleh para ulama tafsir, dan sampai ke tangan kita, adalah tafsir Al Tibyan, dan Majma Al Bayan yang memanfaatkan penjelasan berharga Imam Shadiq dan para Imam lainnya.
 
Di bidang teologi, dan akidah, perhatian Imam Shadiq juga sangat tinggi, dan beliau membentuk sebuah fondasi ajaran Jafari di bidang teologi, dan akidah, serta penjelasan akidah berdasarkan argumen, bukti logika, dan akal. Di bidang ini Imam Shadiq mendidik banyak murid untuk membantu masyarakat, dan menjawab pertanyaan serta keraguan mereka, dan Hisham bin Hakam salah satu yang paling terkenal.
 
Kitab Tauhid Al Mufadhal adalah catatan kata-kata Imam Shadiq tentang akidah yang beliau jelaskan kepada Mufadhal bin Umar Ju’fi. Di bidang kesehatan, dan kedokteran, Imam Shadiq menyampaikan bimbingan serta pendidikan medis, dan mendidik banyak murid di bidang ini.
 
Keluasan ilmu Imam Shadiq mempengaruhi masyarakat dunia, dan berbagai aliran pemikiran serta mazhab Islam dan non-Islam. Salah satu murid terkenal Imam Shadiq adalah Jabir bin Khayyan, ilmuwan Iran, bapak ilmu kimia.
 
Salah satu prinsip debat adalah memusatkan perhatian pada poin-poin yang menjadi kesamaan dua pihak, dan berpikir juga berasal dari bab ini, dan jelas bahwa dalam pembahasan akidah, harus dicapai titik persamaan yang disepakati kedua pihak, dan itu adalah kaidah logika, dan akal. Debat-debat yang dilakukan Imam Shadiq dengan para ahli dari berbagai mazhab dan agama, pada akhirnya mengalahkan mereka karena beliau menggunakan pemikiran, dan argumen logika untuk membuktikan kebenaran.
 
Di bidang pendidikan yang sampai ke tangan kita dari Imam Shadiq adalah Shahifah Shadiqiyah yang meliputi doa beliau untuk mendidik masyarakat, dan mukmin, dan dengan cara tertentu beliau bermunajat kepada Allah Swt dengan doa-doa tersebut.
 
Para pemuka agama, dan mazhab berbeda mengakui bahwa kemunculan aliran Takfiri hari ini adalah buah dari kejumudan berpikir, dan keluar dari garis rasionalitas, serta logika dalam akidah, pemikiran agama dan mazhab. Tidak diragukan, mengikuti logika agama dan madrasah Jafari dapat menjadi garis efektif untuk membimbing pemikiran, dan keyakinan umat manusia, serta mengantarkan masyarakat kepada kebahagiaan, kesadaran dan kemanusiaan, dan apa yang bisa menyatukan umat Islam adalah kembali kepada sumber asli Islam hakiki.
 
Di akhir tulisan ini kami ingin menyampaikan kepada Imam Shadiq, Wahai Shadiq Aali Muhammad, Syiah mendengar suara nafasmu di setiap kitab, dan semua yang kami miliki berasal dari logika mentarimu. Wahai Hujjat Allah Swt, Engkau mengenalkan hakikat murni Muhammadi kepada para pecinta Ahlul Bait as, dan Engkau datang agar semua orang memahami bahwa pakaian usang yang dikenakan para khalifah, bukanlah Islam. Ya Allah, di hari kelahiran Imam Shadiq, kami memohon agar Engkau menjadikan kami bagian dari rantai murid-murid Imam Shadiq, dan menikmati lezatnya pengetahuan Jafari. 

Read 691 times