Penghormatan Rahbar atas Veteran Perang Pertahanan Suci

Rate this item
(0 votes)
Penghormatan Rahbar atas Veteran Perang Pertahanan Suci

 

Tanggal 31 Shahrivar 1399 Hijriah Syamsiah atau 21 September 2020 memperingati 40 tahun Pekan Pertahanan Suci, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidato melalui konferensi video untuk menghormati, dan menghargai jasa satu juta veteran perang Pertahanan Suci.

Era pertahanan suci rakyat Iran yang berlangsung selama 8 tahun melawan musuh Revolusi Islam, merupakan modal abadi yang memainkan peran bersejarah Iran. Kaum muda, dan para pejuang terjun ke medan perang untuk membela Islam pasca agresi militer rezim Baath, Irak pada 31 Shahrivar 1359 Hs atau 22 September 1980, dan dengan bersandar pada iman, mereka berjuang sampai mati di perang ini. Akhirnya pasca 8 tahun perlawanan, musuh dan sekutu-sekutunya kalah. 
 
Dalam perspektif Rahbar, belajar dari era sensitif, dan bersejarah di transformasi negara Iran ini, memiliki peran keteladanan bagi semua generasi di berbagai masa, dan penjelasan tentang berbagai sudut peristiwa penting ini menyebabkan tersebarnya budaya pengorbanan, dan perlawanan menghadapi musuh. Menurut Ayatullah Khamenei, Pertahanan Suci adalah salah satu peristiwa bangsa Iran paling rasional yang mengandung kebijaksanaan, dan inovasi, ia merupakan sumber mata air yang darinya bisa diciptakan berbagai jenis budaya luhur sejarah, sosial, politik, cinta, dan keluarga. 
 
Ayatullah Khamenei menilai tujuan negara-negara yang memaksakan perang terhadap Iran, adalah meruntuhkan pemerintahan dan Revolusi Islam. Menurutnya dalam perang Pertahanan Suci, lawan asli Iran bukanlah Partai Baath atau Saddam Hussein. Di balik Saddam, ada kekuatan-kekuatan yang sebagian di antaranya seperti Amerika Serikat, merasa terpukul dengan lahirnya Revolusi Islam Iran.
 
Rahbar menjelaskan, di kemudian hari terbukti bahwa Amerika sebelum pecahnya perang, mencapai kesepakatan dengan Saddam Hussein, dan selama perang berlangsung Amerika memberikan bantuan senjata, dan informasi yang sangat berharga secara rutin kepada pasukan Saddam dan Partai Baath, konvoi militer terus-menerus dikerahkan di hadapan mata kita, dan disaksikan oleh kita. Kapal-kapal kargo bersandar di pelabuhan Uni Emirat Arab, dan dari UEA setiap hari tanpa henti menuju ke Arab Saudi, Kuwait, Irak, dan menyerahkan amunisi ke pasukan Saddam Hussein. Sementara Iran sama sekali tidak punya senjata, dan peralatan perang lainnya. Kami benar-benar tidak punya fasilitas bertempur, hal ini mendorong musuh. Hal ini dipahami oleh musuh, sampai tingkat tertentu mereka tahu, dan terdorong untuk menyerang.
 
Rahbar setelah menjelaskan bagaimana perang yang dipaksakan pecah selama 8 tahun, mengulas faktor, dan poin-poin penting pertahanan rakyat Iran di hadapan musuh. Dalam hal ini beliau menilai kepemimpinan Imam Khomeini sejak awal hingga akhir perang Pertahanan Suci, sangat sensitif, dan luar biasa. Rahbar menuturkan, Imam Khomeini pada situasi seperti ini, mampu mengendalikan awal perang, kemudian mengawasi berlanjutnya gerakan ini di bawah mata, dan kehendaknya.
 
Imam Khomeini sejak awal, sudah mengenal berbagai dimensi, dan kapasitas tempur nyata, dan dengan kebijaksanaan yang mengejutkan beliau mengumumkan bahwa perang ini bukan perang dua negara bertetangga, Saddam Hussein hanyalah pion, dan musuh asli Revolusi Islam dan rakyat Iran ada di belakang Saddam. Imam Khomeini misalnya berkata, Amerika lebih buruk dari Uni Soviet, Soviet lebih buruk dari Amerika, Inggris lebih buruk dari keduanya, artinya Imam Khomeini sedang melakukan serangan yang targetnya adalah orang-orang yang mengetahui bahwa mereka adalah faktor asli, dan merekalah yang sebenarnya  berdiri di balik layar perang.
 
Rahbar menyebut sifat lain Imam Khomeini sebagai figur luar biasa yang memiliki pengaruh spiritual, kejujuran dan kesucian dalam menjelaskan hakikat, realitas dan pandangan tajam dalam perang Pertahanan Suci. Dengan ketegasan penuh, Imam Khomeini memimpin perang, dan menjalankan pekerjaan yang berujung dengan robohnya pendudukan Abadan, pembebasan Khorramshahr dan Susangerd adalah beberapa contoh ketegasan luar biasa ini. Selain itu, Imam Khomeini selalu memberikan semangat kepada rakyat, dan meruntuhkan kesombongan musuh saat diperlukan, mencegah dampak merusak sifat angkuh saat menang, dan memberikan kekuatan batin serta menyapa para pejuang ketika dibutuhkan termasuk metode ayah baik hati, dan pemimpin spiritual, sadar, serta menguasai medan, dan mengarahkan Pertahanan Suci.
 
Ayatullah Khamenei menyerupakan kemenangan Revolusi Islam Iran dalam perang yang dipaksakan dengan matahari, yang terang dan bersinar. Ia mengatakan, pertama musuh tak mampu memisahkan bahkan sejengkal wilayah Iran, kedua mereka gagal memukul mundur revolusi, dan pemerintahan Islam Iran walau selangkah. Pemerintahan Islam Iran pasca perang 8 tahun, jauh lebih kuat dari sebelum pecah perang, dan kemampuannya bertambah besar. Ini semua adalah kemenangan besar yang terjadi.
 
Dalam perang-perang  yang terjadi di masa raja-raja, di masa para taghut selama satu dua abad terakhir, Iran selalu kalah, tapi di masa Republik Islam, Iran berhadapan dengan kekuatan-kekuatan dunia, yaitu Timur dan Barat, Eropa dan Amerika, serta Uni Soviet juga para penguasa kawasan dan yang lainnya, berdiri melawan, dan menang. Ini poin pertama dan sangat penting, serta merupakan bagian dari dari identitas nasional.
 
Menurut istilah yang digunakan Rahbar, dalam Pertahanan Suci tercipta sebuah model baru partisipasi rakyat. Partisipasi rakyat begitu menakjubkan sehingga semua potensi bermunculan. Rahbar mengatakan, bayangkan seorang pemuda datang dari sebuah desa di salah satu wilayah Iran, misalnya desa di Kerman, masuk kota, dan bergabung dengan mereka, lalu kelak menjadi figur Hajj Qassem Soleimani, artinya ini adalah gerakan besar.
 
Contoh lain misalnya seorang pemuda mahasiswa yang sama sekali tidak pernah memegang senjata, secara sukarela terjun ke medan tempur, selama di garis depan pertempuran sekira satu setengah tahun, akhirnya menjadi anggota teladan, dan berpengaruh di sebuah pangkalan militer level tinggi. Bayangkan seorang pemuda yang bekerja sebagai wartawan di sebuah surat kabar, pergi berperang, tidak lama kemudian misalnya menjadi Syahid Hassan Bagheri, pakar intelijen perang, dan banyak peristiwa-peristiwa luar biasa lain, dan lahirnya potensi-potensi semacam ini. 
 
Di sisi lain, di era Pertahanan Suci, muncul keutamaan akhlak, dan spiritual tertinggi, serta peningkatan ruh yang membangun investasi, semangat percaya diri semakin kuat, dan mengarahkan kekurangan yang dialami masyarakat kepada inovasi teknologi, dan ilmu pengetahuan. Prestasi lain yang dicapai berkat Pertahanan Suci adalah kemampuan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang secara lahir bisa dilakukan, dan meningkatkan investasi sumber daya manusia, dan kepemimpinan dalam hal ini merupakan manifestasi keindahan.
 
Rahbar juga mengenang Jenderal besar dan berkata, sampai sekarang sahabat, saudara mukmin, dan rakyat mulia Iran masih belum mengetahui luasnya pekerjaan yang dilakukan Syahid Qassem Soleimani. Ini adalah sebuah modal sumber daya manusia yang lahir dari perang, artinya fondasi terbentuknya orang-orang semacam Qassem Soleimani terpasang dalam perang di era Pertahanan Suci.
 
Ayatullah Khamenei melanjutkan, poin lain adalah dalam Pertahanan Suci kita diperkenalkan dengan substansi, dan realitas memalukan peradaban Barat. Semua ada di tangan musuh, bahkan senjata kimia. Artinya senjata kimia juga diberikan, dan Saddam Hussein menggunakannya untuk menyerang kami, dan rakyat Irak sendiri.
 
Artinya di Halabcheh, Saddam menggunakan senjata kimia, dan di negara kita juga banyak, artinya Barat, Eropa, menginjak semua klaim kemanusiaan, dan hak asasi manusianya, dalam berhadapan dengan semua ini, dalam membela pemerintahan korup, dan diktator anti-kemanusiaan Saddam Hussein, Barat membantah semua klaimnya. Ini adalah pengetahuan mendalam yang sangat berharga bagi kita. Artinya, kita benar-benar harus tahu, dan paham bahwa inilah Barat, dan dengan pengetahuan ini kita mengambil keputusan, berpikir dan bekerja. 
 
Ayatullah Khamenei mengingatkan, secara alamiah perang adalah sebuah fenomena menyedihkan, dan penuh kekerasan, tapi bagi kami peristiwa menyedihkan dan penuh kekerasan selama 8 tahun ini, membawa berkah yang sangat banyak. Secara umum budaya perang adalah budaya penyadaran. Al Quran terkait para syuhada berkata, 
 
فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّـهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿١٧٠﴾
 
“Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
 
Ayatullah Khamenei di akhir pidatonya menekankan untuk tidak meremehkan virus Corona, pemerintah Iran benar-benar sedang mengorbankan diri, para perawat, dokter, kepala rumah sakit, dan yang lainnya terus bekerja keras. Kita rakyat harus menjalankan tugas kita, jaga jarak sosial, memakai masker, mematuhi semua protokol kesehatan yang diberikan, mencuci tangan, adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan.
 
Dengan memperhatikan semakin dekatnya hari Arbain Imam Hussein as, Rahbar menuturkan, semua mencintai Imam Husssein as, dan ingin pergi berziarah, tapi ikut serta dalam pawai Arbain, diperbolehkan hanya atas izin pejabat di badan nasional penanganan Corona. Jika mereka mengatakan tidak, dan sampai sekarang memang berkata demikian, maka kita harus mematuhinya, semua harus patuh.
 
Hari Arbain semua warga membaca ziarah Arbain dengan khusyu, kepada Imam Hussein as kita katakan, wahai Sayid As Syuhada, kami ingin datang, tapi tidak bisa, sehingga beliau membantu kita. 
 
Di tempat pidato Ayatullah Khamenei tampak terpampang sebuah kaligrafi di dinding yang merupakan inti dari semua nasihat Rahbar di sebagian besar paparan beliau yaitu Surat Hajj ayat 40,
 
الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيَارِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَن يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّـهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّـهِ النَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّـهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنصُرَنَّ اللَّـهُ مَن يَنصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ ﴿٤٠﴾
 
“(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,”.

Read 654 times