Print this page

Memperingati Tahun Ketiga Syahadah Komandan Perang Melawan Terorisme (Bag-1)

Rate this item
(0 votes)

 

Tiga tahun telah berlalu sejak komandan terbesar perang melawan teroris gugur syahid oleh pasukan teroris Amerika Serikat dan kini semua pencari kebebasan di dunia tahu bahwa Letnan Jenderal Qassem Soleimani adalah orang yang paling berpengaruh di medan perlawanan.

Pada Jumat dinihari, tanggal 3 Januari 2020, Jenderal Qasem Soleimani, Komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dan Abu Mahdi Al-Muhandis, Wakil Ketua Hashd Shaabi gugur syahid dalam serangan teroris AS di dekat Bandara Internasional Baghdad.

Kewibawaan Jenderal Soleimani di kawasan dan dunia sedemikian rupa sehingga berita kesyahidannya sebagai salah satu tokoh Revolusi Islam paling populer dan simbol perjuangan melawan sistem dominasi dan penindasan global menjadi berita utama di media dalam dan luar negeri dan membawa banyak reaksi internasional.

Pada bagian pertama dari program khusus peringatan tiga tahun kesyahidan Jenderal Soleimani, kita akan melihat biografinya dan perannya dalam penguatan dan koalisi kekuatan perlawanan di kawasan, dan pada bagian kedua, kita akan lihat peran Jenderal Soleimani dalam menetralkan konspirasi Amerika, dan keputusan untuk meneror Jenderal Soleimani Kita bahas peran rezim Zionis dan juga ingatannya di benak rakyat Iran.

Menurut pengumuman Markas Besar Rakyat penyelenggara perayaan tiga tahun syahidnya Letnan Jenderal Haji Qassem Soleimani, "Jan Fada" (Jiwa Tebusan) telah dipilih sebagai slogan peringatan tiga tahun syahidnya Jenderal Soleimani.

Sekilas Biografi Syahid Soleimani

Syahid Qassem Soleimani menjadi anggota Korps Garda Revolusi Islam setelah Revolusi Islam Iran. Bersamaan dengan dimulainya perang Iran-Irak, dia melatih beberapa batalyon di Kerman dan mengirim mereka ke garis depan. Dia adalah komandan Sepah Azerbaijan Barat untuk jangka waktu tertentu. Syahid Haj Qassem Soleimani diangkat sebagai komandan pasukan ke-41 Sarallah pada tahun 1360 HS atas perintah Mohsen Rezaei, Komandan IRGC saat itu.

Syahid Qassem Soleimani adalah salah satu komandan operasi Wal-Fajr 8, Karbala 4 dan Karbala 5 dalam perang rezim Baath di Irak terhadap Iran. Operasi Karbala 5 adalah salah satu operasi terpenting Iran selama perang yang dipaksakan, yang melemahkan posisi politik dan militer tentara Baath Irak dan menstabilkan situasi yang mendukung pasukan militer Republik Islam Iran.

Jenderal Soleimani kembali ke Kerman setelah berakhirnya perang Iran-Irak pada tahun 1367 HS dan terlibat dalam perang dengan para pelaku kejahatan yang dipimpin dari perbatasan timur Iran. Syahid Soleimani berperang dengan geng perdagangan narkoba di perbatasan Iran dan Afghanistan hingga diangkat sebagai Komandan Pasukan Quds. Pada tahun 1379 HS, ia diangkat menjadi komandan Pasukan Quds oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam.

Penguatan dan Koalisi Kelompok Perlawanan di Kawasan

Tindakan brilian Syahid Soleimani memiliki daftar panjang tindakan seorang pria yang tidak menyia-nyiakan upaya apa pun untuk agama dan negaranya. Salah satu tindakan brilian itu adalah menciptakan penghalang kekuatan perlawanan yang kuat di berbagai bagian wilayah untuk menghadapi Zionis dan Amerika.

Jenderal Soleimani sebagaiKkomandan Pasukan Quds memiliki aktivitas yang luas di bidang penguatan dan perluasan poros perlawanan. Sekatinya, syahid terhormat ini memainkan peran penting dalam memperkuat kelompok pejuang Palestina dan pasukan Hizbullah Lebanon, dan kemenangan kelompok ini dalam perang 33 hari dan 22 hari di Gaza melawan rezim Zionis adalah kesaksian atas kehadiran dan peran Syahid Soleimani.

Perang Suriah yang terjadi menghancurkan front Perlawanan di negara ini dan juga menghantam pasukan perlawanan Lebanon, tetapi dengan upaya banyak orang beriman yang dipimpin oleh Jenderal Haj Qassem Soleimani, ternyata menjadi sebaliknya, dan Suriah menjadi garis terdepan yang lebih kuat untuk poros Perlawanan dari sebelumnya.

Di antara aktivitas Jenderal Soleimani lainnya adalah kehadirannya di Irak dan memainkan peran yang tak terbantahkan dalam mengakhiri kerja Daesh (ISIS) di negara ini. Selama kehadirannya melawan ISIS di Irak dan Suriah, Jenderal Soleimani memainkan peran sentral dalam membebaskan wilayah seperti Tikrit, Jarf al-Sakhr, Mosul, melindungi Samarra dan Karbala dari ISIS dan mencegah kejatuhan Erbil dalam operasi "Umm Al-Maarik".

Perdana Menteri Irak, Mohammad Al-Sudani mengatakan, Layanan yang dilakukan Syahid Soleimani bersama Hashd al-Shaabi untuk penghancuran ISIS dan keamanan Irak adalah contoh terbaik untuk persaudaraan dan persahabatan masyarakat dari kedua negara dan menunjukkan bahwa Iran dan Irak berjalan ke arah yang sama.

Jenderal Soleimani bangkit melawan ISIS dengan membentuk poros Perlawanan dengan kekuatan seperti Gerakan Al-Nujaba dan Kataib Hizbullah, serta Hashd Al-Shaabi di Irak dan kelompok-kelompok seperti Mobilisasi Rakyat Suriah dan aliansi mereka dengan para pembela tempat suci dari Iran dan Brigade Fatemiyoun dan Zainbyoun.

Pada puncaknya, dengan keberanian luar bisa, padahal menurut banyak komandan militer Daesh, mereka telah mencapai gerbang istana kepresidenan Suriah, dan tidak ada yang mengira ada harapan untuk mengalahkan Daesh, Jenderal Soleimani bersama para pembela tempat suci berdiri melawan para teroris dan mencegah penyebaran lebih lanjut ISIS di wilayah Asia Barat.

Mike Wallace, perwakilan Irlandia dari Parlemen Eropa mengatakan tentang pencapaian Syahid Sardar Soleimani, "Sementara Amerika Serikat dan sekutunya bertanggung jawab atas kebangkitan kelompok teroris ISIS dan mempersenjatai kelompok milisi di kawasan, tidak ada yang bekerja sebagai sekeras Jenderal Soleimani untuk mengalahkan ISIS di Irak. Namun, setelah dia dibunuh oleh Amerika, tidak ada kecaman dari masyarakat internasional."

Bukan tanpa alasan karakter Jenderal Soleimani sebagai pendukung kaum tertindas dan lemah memiliki dimensi eksistensial yang luas dan menyeluruh serta terdefinisi melampaui batas Iran dan dunia Islam. Menurut Pemimpin Besar Revolusi Islam, kepribadian dan aspek eksistensial jenderal syahid ini harus dilihat dari kacamata maktab pembelajaran, dan kemudian nilai dan harga dari kasus ini akan menjadi jelas.

Read 218 times