Print this page

Peran dan Posisi Wilayah dalam Melestarikan Capaian Revolusi Islam

Rate this item
(0 votes)
Peran dan Posisi Wilayah dalam Melestarikan Capaian Revolusi Islam

 

Velayat-e Faqih atau Wilayatul Faqih telah menjadi prinsip utama dari Revolusi Islam dan penjamin pelestarian dan kelangsungan hidupnya selama empat dekade terakhir. Imam Khomeini ra, Pemimpin Besar Revolusi Islam, sebagai Wali Faqih pertama, memainkan peran peran penting dan tak tergantikan dalam kemenangan Revolusi Islam dan dalam memajukan sistem Republik Islam pada dekade pertama revolusi.

Setelah 33 tahun sejak wafatnya orang besar dalam sejarah Iran dan dunia Islam ini, pemikiran dan gagasan Imam Khomeini masih menerangi Republik Islam dan pedomannya masih menjadi solusi untuk melestarikan sistem Islam. Poin penting yang harus disebutkan tentang karakter Imam Khomeini ra adalah bahwa ia memiliki semua kualitas yang diperlukan untuk memimpin dan memainkan peran panutan bagi masyarakat Muslim.

Sebagian dari karakter itu adalah pengetahuan yang mendalam dan wawasan keagamaan yang mendalam, kejujuran yang luar biasa dan tidak egois, berjuang melawan ego, memiliki kemauan dan tekad pemimpin yang kuat, kecerdasan yang luar biasa, memiliki keberanian dan kegigihan yang tak tertandingi dalam menghadapi kesulitan dan bencana besar, kesabaran dan ketekunan, empati sejati dengan yang tertindas atau masyarakat biasa, kemampuan untuk menjalin hubungan dengan massa dan mempengaruhi orang, serta yang paling penting, memiliki ketakwaan dan kezuhudan terhadap dunia dan tidak memperhatikan keindahan duniawi.

Imam Khomeini, sebagai arsitek Revolusi Islam, setelah mendirikan Republik Islam Iran, pada tahap-tahap revolusi selanjutnya, selalu menekankan perlunya persatuan antara rakyat dan angkatan bersenjata, dan pengaruh dukungan rakyat terhadap menjaga sistem Islam dari hasutan dan konspirasi. Selain itu, beliau selalu menyebutkan kewajiban amar makruf dan nahi munkar agar negara tidak rusak, dan beliau selalu mengungkap persekongkolan musuh.

Peran Imam dan posisinya dalam otoritas keagamaan dan pengaruh sosialnya yang efektif di antara orang-orang menyebabkan stabilisasi sistem Islam dan pemurniannya dari segala macam kotoran. Imam Khomeini, seperti pengawas yang benar-benar menguasai sistem Republik Islam dan kondisi dunia, mengidentifikasi musuh dan dengan cepat menyadari konspirasi musuh terhadap negara dan, bila perlu, mengambil respons yang tepat dan sikap logis untuk menetralisir konspirasi.

Langkah lain Imam Khomeini adalah menekankan adanya keamanan dalam masyarakat untuk menjaga sistem Islam dan pencapaiannya. Sejatinya, salah satu pilar dan alasan pembentukan pemerintahan adalah terciptanya keamanan publik. Pembentukan keamanan publik atas dua dasar, yaitu adanya tindakan keamanan terhadap musuh asing, baik agresi militer terbuka atau tindakan teroris dan bawah tanah, dan mengambil tindakan untuk mengekang aktivitas yang didasarkan pada tindakan kriminal internal dan serangan terhadap jiwa, properti, atau kebebasan warga negara.

Imam Khomeini, merujuk pada sejarah awal Islam, menegaskan bahwa keamanan adalah salah satu hak warga negara dan setiap orang harus memilikinya. Imam Khomeini juga, dalam rangka memelihara sistem Islam, selalu menekankan persatuan dan solidaritas antara rakyat dan angkatan bersenjata. Di satu sisi, Imam Khomeini menginginkan militer dan polisi mengikuti etika Islam dalam menghadapi musuh dan rakyat, dan di sisi lain, ia meminta para pejabat IRGC dan Militer untuk mencegah orang-orang yang menyebabkan perselisihan memasuki IRGC dan Militer demi menjaga persatuan dan solidaritas di antara angkatan bersenjata.

Peran Imam Khomeini dalam memobilisasi jutaan orang di berbagai waktu dalam sejarah Revolusi Islam serta dalam periode pembentukan dan pertumbuhan Republik Islam begitu jelas, sehingga semua analis telah mengakuinya. Tanpa diragukan lagi, salah satu faktor yang paling penting dalam hal ini adalah penciptaan kelindan emosi dua arah antara dirinya dan masyarakat. Imam Khomeini selalu menekankan peran dukungan bangsa dalam mencegah kejahatan.

Imam Khomeini dalam hal ini mengatakan, "Dengan dukungan bangsa, Anda dapat menghentikan kejahatan yang kadang-kadang terjadi di kota-kota dengan nasihat dan kekuatan yang besar. Sebenarnya, menciptakan semangat harapan di tengah masyarakat memberikan dasar bagi partisipasi mereka di setiap kancah sebanyak mungkin. Karena harapan membawa kegembiraan dan menguatkan semangat serta meningkatkan kemampuan untuk menanggung kesulitan dan masalah." Imam Khomeini sangat menyadari masalah ini dan menerapkannya sepenuhnya.

Imam Khomeini selalu menekankan pada kesatuan masyarakat Islam dan ikatan antara masyarakat dan sistem Islam, dan memperingatkan berkali-kali tentang perselisihan dan konsekuensi negatifnya. Keyakinan Imam Khomeini adalah bahwa perselisihan menyebabkan hilangnya nikmat Allah. Imam Khomeini selalu menyerukan agar rakyat tidak terpecah belah dan menjadi beberapa puak, dan dia percaya bahwa partisipasi masyarakat di tempat kejadian mencegah kerusakan pada negara.

Dalam hal ini, Imam Khomeini berkata, "Mudah-mudahan tidak terjadi, Anda kehilangan persatuan dan tujuan Anda bukan tujuan pemerintah Islam, dikhawatirkan Anda tidak akan bisa lagi melangkah. Tidak bisa mengikutinya, di mana mereka telah lebih dahulu melangkah dan Anda akan menjadi lemah, mundur dari sikap sebelumnya, dan mereka akan maju selangkah, mereka akan meningkatkan konspirasi."

Salah satu tindakan terpenting Imam Khomeini terkait pelestarian Revolusi Islam dan pencapaiannya adalah masalah mengenal musuh dan penekanannya yang sangat serius pada sikap anti-arogansi, yang simbolnya adalah menentang kebijakan dan tindakan Amerika sebagai Setan Besar dan manifestasi arogansi di era saat ini. Imam memahami bahwa musuh utama Republik Islam Iran adalah pemerintah Amerika.

Oleh karena itu, Imam menyebutnya dengan kata "Setan Besar". Selama empat dekade terakhir, kita selalu menyaksikan tindakan permusuhan dan kejahatan Amerika Serikat terhadap sistem Islam, sehingga Washington, sebagai pimpinan blok Barat, telah menggunakan semua kapasitas dan kekuatannya untuk melawan sistem ini. Imam Khomeini, yang sepenuhnya sadar akan substansi arogan Amerika Serikat, telah memperingatkannya berkali-kali dan menekankan pada konfrontasi yang efektif dengan Amerika Serikat.

Peran kepemimpinan Imam sebagai pemimpin dan panglima tertinggi angkatan bersenjata, yang bertanggung jawab untuk menentukan dan membimbing strategi perang, adalah faktor efektif yang paling penting dalam menjaga dan mempromosikan semangat epik bangsa Iran selama perang 8 tahun yang dipaksakan oleh rezim Baath, Irak terhadap Iran, atau Pertahanan Suci. Karakter irfan dan epik dari Imam Khomeini ra dan cara pandang, ajaran dan kehidupannya memiliki efek mendalam pada semangat bangsa Iran dan para pejuang serta perlawanan mereka terhadap musuh. Dengan kebijaksanaan Imam Khomeini ra dan berkat keteguhan dan perlawanan bangsa, Pertahanan Suci menjadi simbol kelanggengan, kehormatan, ketabahan, keberanian, pengorbanan dan kesyahidan rakyat Iran.

Bahkan sekarang, Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam, memainkan peran yang menentukan dan membimbing dalam kelanjutan Revolusi Islam serta melestarikan pencapaiannya. Mengingat berlanjutnya arogansi global dan berbagai konspirasi yang dihadapi Iran-Islam selama kepemimpinan Ayatullah Khamenei, perannya dalam menghadapi konspirasi musuh di satu sisi, dan mendeskripsikan dan menentukan serta mengkomunikasikan kebijakan umum sistem Islam di berbagai bidang dianggap sebagai tindakan terpenting Pemimpin Besar Revolusi Islam di bidang melestarikan pencapaian Revolusi Islam dan sistem Islam Iran dalam 33 tahun terakhir.

Dalam pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebutkan capaian Revolusi Islam dari berbagai aspek, yang dapat dirinci sebagai berikut:

Independensi dalam mengambil keputusan, mempertahankan integritas teritorial negara dan membawa Iran ke martabat dan kemuliaan yang layak
Meningkatkan posisi Iran di dunia, mengekspor slogan-slogan revolusi dan menginspirasi para pencari hak dunia
Memperluas kebebasan publik, mendorong kaum muda untuk berpikir bebas dan berdiskusi secara bebas
Memperluas pemanfaatan fasilitas materi oleh publik (dibandingkan dengan sebelum revolusi dan negara-negara yang sebanding)
Kemajuan dalam spiritualitas dan kemungkinan mencapai kesempurnaan dalam atmosfer revolusi
Serius memerangi korupsi dan menindak para pelakunya
Kemampuan untuk melawan para arogan dan dominator global
Perbandingan kemajuan revolusi Islam dengan berbagai revolusi lain di dunia
Pertumbuhan sains dan industri, gerakan di perbatasan ilmu pengetahuan, kemajuan luar biasa dalam ilmu kedokteran dan farmasi serta teknologi nuklir
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besasr Revolusi Islam
Jelas, peran Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam meraih setiap pencapaian tersebut dan mempertahankannya tidak dapat disangkal. Selama masa-masa kritis dalam tiga dekade terakhir, ketika memikul bertanggung jawab atas kepemimpinan sistem Islam dan Pemimpin Rrevolusi Islam, beliau mampu membimbing sistem Islam melewati tikungan yang sulit dan situasi berbahaya dengan kebijaksanaan dan pandangan jauh ke depan. Ayatullah Khamenei dalam menanggapi pertanyaan tentang apa tugas kepemimpinan dan bagaimana mekanisme pemerintahannya, beliau mengatakan:

"Tugas terpenting seorang pemimpin dalam konstitusi adalah menetapkan kebijakan umum dan kedua, tugas seorang pemimpin adalah bila merasa ada satu gerakan yang sedang dilakukan, di mana gerakan ini telah menyimpang dari arah sistem, maka di sini adalah tugas pemimpin untuk terjun ke medan dan berdiri tegak dengan cara apa pun yang memungkinkan dan tidak membiarkannya, sekalipun kasusnya kecil."

Melakukan dua tugas ini di bidang tindakan, di satu sisi, mengarah pada panduan umum dan penentuan jalur di tingkat makro menuju realisasi tujuan sistem, dan di sisi lain, mengarah pada pemantauan masalah negara dan masuk secara cerdas ke bidang yang diperlukan sedemikian rupa sehingga mekanismenya tidak terdistorsi, dan negara tidak akan menemui jalan buntu.

Read 421 times