Bendera hitam yang melambangkan duka Ahlul Bait as dan penghormatan kepada kesyahidan Imam Husein as dipasang di kubah Haram Suci Imam Ridha as sejak awal bulan Muharam dan bendera ini telah diganti pada hari Minggu, 3 Rabiul Awal 1443 H atau 10 Oktober 2021 dengan bendera warna hijau Astan Quds Razavi.
Bendera hitam tanda duka yang dipasang selama 63 hari diganti tiga hari setelah hari kesyahidan Imam Ridha as. Hari kesyahidan Imam Ridha as terjadi pada tanggal 30 Safar. Penggantian bendera ini dilakukan oleh para pelayan Kompleks Haram Imam Ridha as dan disaksikan oleh peziarah.
Selain itu, kain hitam penutup Zarih makam Imam Ridha as juga diganti dengan penutup baru di atasnya. Haram Suci Imam Ridha as berada di kota Mashhad, Provinsi Khorasan Razavi, Republlik Islam Iran.
Bendera kubah Makam Imam Ridha as diganti beberapa kali sepanjang tahun pada acara-acara keagamaan dan pada peringatan kesyahidan para Imam Ahlul Bait as. Pemasangan bendera hitam tanda duka berlangsung pada Muharram dan Safar.
Bendera kubah Haram Suci Imam Ridha as diganti dua kali dalam sebuah ritual khusus setiap tahunnya. Bendera diganti hitam pada awal Muharam hingga 63 hari ke selanjutnya, dan diganti hijau pada hari kelahiran Cicit Rasulullah Saw itu.
Dan pada hari-hari lain, seperti peringatan wafat dan syahidnya para Imam Maksum as, bendera ini diganti tanpa mengadakan ritual khusus.
Imam Ridha as lahir pada tahun 148 Hijriah di kota Madinah. Beliau menjadi pemimpin umat Islam setelah ayahnya, Imam Musa Kadhim as gugur syahid. Beliau dipanggil Ridha karena sikap rela dan gembira menerima apa yang dikaruniakan kepadanya.
Makmun, Khalifah Bani Abbas pada tahun 200 Hijriah memerintahkan Imam Ridha as untuk pergi ke Marv, yang terletak di tenggara Turkmenistan sekarang yang dulunya merupakan bagian dari Khorasan Besar. Meskipun pada lahirnya Makmun melantik Imam Ridha menjadi penggantinya, tetapi sebenarnya dia berniat untuk memperkokohkan pemerintahannya sendiri. Dalam kondisi ini, Imam terpaksa menerimanya.
Kedudukan tinggi ilmu dan spiritual Imam Ridha as dan pengaruhnya yang semakin besar di masyarakat membuat khawatir Makmun dan dia takut kedudukannya terancam. Akhirnya Makmun meracuni Imam Ridha as.
Di antara kata-kata hikmah yang dapat dipetik dari kata-kata Imam Ridha as adalah "Hamba Allah terbaik adalah mereka yang merasa senang setiap kali berbuat baik dan segera meminta ampunan setiap kali berbuat salah. Mereka akan menyukuri setiap nikmat yang dianugerahkan kepadanya dan saat dililit masalah mereka tetap bersabar dan tidak murka."