Mari, Membuat Hidup Lebih Baik (18)

Rate this item
(0 votes)
Mari, Membuat Hidup Lebih Baik (18)

 

Memiliki teman merupakan salah satu nikmat hidup yang berharga. Seorang teman adalah orang yang setia mendampingi, melengkapi, dan menjadi lawan bicara yang berada di dekat kita dalam suka dan duka.

Para ilmuwan percaya bahwa memiliki teman yang care dengan kita adalah sesuatu yang sangat penting. Teman semacam ini dapat menghadirkan kepada kita kesehatan mental, kesuksesan, kebahagiaan, dan momen-momen yang indah. Untuk kehidupan yang lebih baik, kita membutuhkan teman yang baik pula.

Imam Ali as berkata, “Orang yang paling lemah adalah mereka yang tidak mampu menggaet teman, dan orang yang lebih lemah dari dia adalah mereka yang kehilangan teman-temannya.”

Mencari teman adalah sebuah keahlian, dan salah satu kemampuan dari individu yang sehat (ruhani dan jasmani) adalah menemukan teman yang baik, ceria, dan jujur. Sebagian orang karena interaksi sosial yang sangat baik, memiliki kemampuan yang baik dalam mencari teman, tetapi introvert (tipe kepribadian yang lebih fokus pada perasaan internal di dalam dirinya sendiri) biasanya memiliki hubungan yang terbatas dan teman yang lebih sedikit. Tentu saja sekedar punya banyak teman bukan suatu kebaikan, tetapi memiliki teman yang baik, jujur, peduli, religius dan bijak itulah kebaikan.

Teman adalah seseorang yang menemani manusia, pemikiran, gaya, ide-ide, dan minatnya sangat berpengaruh pada individu lain. Manusia biasanya meniru temannya dari segi moral, perilaku, dan bahkan dalam memilih agamanya. Jadi, seorang teman punya pengaruh besar pada orang lain. Rasulullah Saw bersabda, “Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.”

Al-Quraan membahas masalah penting ini pada ayat 28 dan 29 surat al-Furqan dan menyinggung dialog di antara para penghuni neraka. Allah Swt berfirman, “Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Quran ketika al-Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.”

Benar, peristiwa-peristiwa aneh akan terjadi pada hari kiamat seperti rasa penyesalan sia-sia yang disampaikan oleh orang zalim atas kesalahan dan dosanya di masa lalu. Penyesalan ini tidak lagi memberikan keuntungan apapun kepada mereka. Salah satu penyesalan mereka adalah berteman dengan orang jahat dan sesat di dunia.


Mereka adalah orang-orang yang menyesatkan manusia dan menarik orang lain dari jalan lurus kepada kesesatan. Mereka seperti sahabat secara lahiriyah, tetapi sebenarnya mereka musuh berbahaya yang menyesatkan dan menyengsarakan manusia. Mereka menjerumus manusia dalam dosa dan kelalaian, dan akhirnya menjadikan orang lain sebagai ahli neraka.

Berbeda dengan teman buruk, teman yang baik akan menghadirkan suasana positif dalam kehidupan seseorang. Ia mampu mengurangi rasa sepi orang lain serta menularkan semangat dan energi positif. Teman yang baik mengurangi stres dan meningkatkan semangat kita.

Mereka membawa nuansa ceria dan keakraban serta menghadirkan momen-momen bahagia. Teman yang baik membuat hidup lebih mudah bagi seseorang dan menjadikan masalah terlihat kecil. Mereka menjadi tumpuan orang lain di tengah kesulitannya dan meringankan kesedihannya dengan sikap empati dan simpati.

Teman yang baik dan tulus akan membantu di saat bahaya serta saat kesulitan materi, masalah pekerjaan, dan keluarga. Mereka menghadirkan ketenangan saat-saat sulit. Teman yang baik berkontribusi pada kesuksesan seseorang dengan meningkatkan motivasinya serta mendorong kemajuan dan kesuksesannya.

Memiliki teman dan menjalin hubungan emosional yang bersahabat merupakan sebuah kebutuhan manusia. Bahkan jika kita tidak menerima manusia sebagai makhluk sosial, memiliki teman adalah sebuah kebutuhan fitrah dan naluriah serta sebuah fakta yang tidak dapat disangkal.

Islam memiliki saran-saran praktis dalam persahabatan dan memilih teman. Agama ini mendorong persahabatan dengan orang lain dan juga melarang pertemanan dengan kelompok lain. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, “Siapakah teman terbaik?” Beliau bersabda, “Orang yang bertemunya akan mengingatkanmu kepada Tuhan, ucapannya menambah pengetahuanmu, dan perbuatannya menghidupkan kembali ingatan akan hari kiamat dalam wujudmu.”

Cara untuk mengenal sahabat sejati sudah dijelaskan oleh Rasulullah Saw dan para imam maksum, mereka juga memperjelas batas-batas persahabatan. Teman yang baik adalah orang yang mengingat Tuhan dan tujuannya tidak lain kecuali sampai kepada-Nya. Dia rasional, bijaksana, dan memiliki makrifat. Dia bukan pengkhianat, bukan penindas, atau penyebar gosip, tetapi ia individu yang bisa menjaga rahasia dan punya harga diri.

Imam Jakfar Shadiq as berkata, “Waspadalah terhadap tiga kelompok! Pengkhianat, penindas, dan penyebar gosip, karena individu yang mengkhianati orang lain demi menguntungkan kamu, suatu hari nanti ia akan berkhianat kepadamu juga! Orang yang membelamu dengan merampas hak-hak orang lain dan terbiasa berbuat lalim, suatu hari nanti dia akan menindasmu juga! Manusia penyebar gosip akan menyebarkan ucapanmu kepada orang lain, sama seperti dia membawa kata-kata orang lain kepadamu.”

Di antara karakteristik teman yang baik adalah menjunjung tinggi akhlak, ikut bahagia dan senang atas kesuksesan temannya. Dengan kata lain, apa yang dia sukai untuk dirinya, dia juga menginginkan itu untuk Anda, dan apa yang tidak disenangi oleh dirinya, dia juga tidak menginginkan itu untuk Anda.

Ciri lain teman yang baik adalah bahwa ia memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya dan tidak memutuskan tali silaturahim. Menjauhi pertemanan dengan orang yang mencari-cari keburukan orang lain, manusia seperti ini hanya mencari kekurangan orang lain. Mereka mengurangi rasa percaya diri dan menciptakan frustrasi dengan terus-terusan mengkritik atau mencari kekurangan temannya.

Pertemanan dengan orang fasik juga dilarang. Imam Ali as berkata, “Tali persahabatan dengan orang fasik akan lebih cepat terputus daripada persahabatan dengan orang lain.”

Traveling.
Ciri lain teman yang baik adalah bahwa ia bukan penyembah syaitan dan musuh Allah Swt. Orang-orang seperti ini dimurkai oleh Allah, mereka menghancurkan orang lain, dan menjauhkannya dari kebahagiaan duniawi dan ukhrawi.

Disebutkan dalam riwayat, teman yang baik adalah keluarga terbaik. Jika kita ingin mengetahui apakah ia teman sejati atau bukan, kita perlu mengujinya dengan beberapa hal. Pertama, lihatlah apakah persahabatannya berubah ketika kita jatuh miskin atau tidak. Kedua, ketika marah, apakah dia akan mengupat dan mengeluarkan kata-kata kotor atau menahan diri. Ketiga, apakah ia membantu di saat-saat sulit atau meninggalkan kita sendirian. Imam Ali as berkata, “Teman akan diuji dalam kesulitan.”

Kegiatan travel juga akan memperlihatkan karakter asli seorang teman. Traveling memiliki suka dan duka dan di sini akan terlihat sikap mengalah atau sikap egois. Teman yang baik adalah orang yang selalu jujur ​​dengan temannya dan tidak menipu dia. Sikap licik dan berbohong akan memutuskan jalinan persahabatan.

Manusia harus berusaha menjadi sahabat sejati bagi teman-temannya. Jika punya seorang teman yang tidak menyandang sifat-sifat baik, berusahalah untuk jujur ​​padanya seperti cermin. Dengan sikap baik dan tutur kata yang lembut, sampaikan keburukan temanmu kepadanya dan membantu dia untuk perkembangan dan kesuksesannya.

Dapat dikatakan bahwa pertemanan dengan orang-orang baik akan membawa perkembangan, kesuksesan, dan kesempurnaan bagi kita.

Read 838 times