Rajat dalam pandangan syiah.docx

Rate this item
(0 votes)
Rajat dalam pandangan syiah.docx

Raj’ah (hidup kembali) dalam pandangan Syi’ah

Beberapa contoh dalil para pengingkar raj’ah beserta jawaban terhadapnya !

Syubhat pertama : Hidup kembalinya orang-orang zalim dengan ayat yang berbunyi : “Sungguh haram (tidak mungkin) atas (penduduk) suatu negeri yang telah kami binasakan…”[1] bagaimana bisa selaras ? Ayat ini dengan jelas menafikan kebangkitan mereka ?

Jawaban : Ayat ini dikhususkan bagi orang-orang zalim yang mana di dunia ini mereka mati karena mendapatkan balasan atas kezalimannya sehingga mereka tidak akan bangkit kembali. Akan tetapi orang-orang zalim yang mana mereka mati tanpa pertanggung jawaban, sebagian mereka kembali hidup supaya melihat balasan atas perbuatan mereka, kemudian di akhirat juga mendapatkan siksaan yang lebih keras. Maka dari itu ayat ini tidak ada hubungannya dengan pembahasan raj’ah (hidup kembali).

Syubhat kedua : Makna dzahir dari ayat yang berbunyi : “Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata : “Ya Tuhanku kembalikanlah aku, agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.”[2] Menunjukan bahwa tidak ada kembali setelah kematian.

Jawaban : Ayat ini bercerita tentang sebuah aturan umum yang memiliki pengecualian dalam beberapa hal, buktinya adalah hidup kembalinya orang-orang yang telah mati pada umat-umat terdahulu. Jika tidak adanya raj’ah kedunia ini adalah sebuah aturan dan kaidah umum yang tidak memiliki pengecualian, maka raj’ahnya sebagian orang bertolak belakang dengan keumuman ayat.

Ayat ini juga seperti aturan-aturan tuhan yang lain yang berkaitan dengan manusia, dan memberitahukan bahwa secara tabiat setelah kematian, tidak ada kehidupan sampai hari kiamat, dan ayat ini menentang bahwa terjadinya raj’ah dalam beberapa kejadian dikarenakan maslahat yang lebih besar.

Syubhat ketiga : Dalil raj’ah bersandar kepada ayat yang berbunyi : “Dan (ingatlah) hari (ketika) kami kumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami...”[3] kita melihat bahwa ayat ini menceritakan kejadian sebelum kiamat. Tapi, mungkin juga ayat ini bercerita tentang kejadian pada hari kiamat, karena ayat ini terletak sebelum ayat : “Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala…”[4] dan secara tabiat cocoklah jika ayat ini terletak setelah ayat tadi. Dan maksud dari “segolongan dari tiap-tiap umat” adalah sekelompok orang-orang zalim dan para peminpin dari mereka.

Jawaban : Pertama : Anggapan bahwa ayat “Dan (ingatlah) hari (ketika) kami kumpulkan...” yang menceritakan kejadian pada hari kiamat karena dia terletak sebelum ayat ditiupnya sangkakala, merupakan kerancuan tanpa dalil dalam corak kalimat.

Kedua : Dzahirnya ayat mengabarkan bahwa terdapat dua hari : pertama hari dimana sekolompok orang dari setiap umat akan hidup kembali dan kedua adalah hari dimana sangkakala ditiup. Adapun kalau kita anggap bahwa hari itu adalah salah satu penyempurna hari kiamat, maka kelazimannya adalah dua hari tadi adalah satu hari yang sama, dan hal ini bertolak belakang dengan dzahirnya ayat-ayat tadi.[5][6]



[1] Al-Anbiya ayat 95.
[2] Al-Mu’minuun ayat 99-100.
[3] An-Naml ayat 83.
[4] An-Naml ayat 87.
[5] Dengan mengamati apa yang telah dijelaskan sebelumnya, betapa banyak dari yang telah djelaskan oleh Aaluusi berkenaan dengan tafsir ayat ini adalah tidak benar. Tafsir Aaluusi jilid 20 halaman 26.
[6] Simoye Aqoyede Syi’e halaman 303

Read 2021 times