Apa yang Dimaksud dengan Nashibi

Rate this item
(0 votes)
Apa yang Dimaksud dengan Nashibi

Apa yang Dimaksud dengan Nashibi?

 

Apakah Syiah menganggap Ahlu Sunnah sebagai Nashibi atau tidak?

Jawaban ringkas : Nashibi adalah sebutan bagi orang-orang yang memusuhi Ahlul Bayt as dan atau mencaci dan menghina mereka. Adapun syiah sama sekali tidak menganggap Ahlu Sunnah sebagi Nashibi karena mereka juga mencintai keluarga nabi Muhammad saw dan mengkafirkan orang-orang yang memusuhi keluarga Nabi.

Jawaban komprehensif :

1.      Dalam Quran dikatakan “Janganlah kalian mengatakan sesuatu yang kalian tidak ketahui…” (1) kenapa? Karena mata, telinga dan mulut kelak akan diperhitungkan dan dipertanggung jawabkan.

2.      Masalah kecintaan kepada al Qurba atau Ahlul Bayt dan tidak memusuhi mereka merupakan kesepakatan dua golongan ini (Syiah dan Ahlu Sunnah) karena hal tersebut telah diperkuat baik itu oleh Quran ataupun Hadits. Adapun Quran dalam Firman-Nya : “Katakanla (wahai Muhammad)! Aku tidak meminta upah sepeserpun dari kalian keciali kecintaan kepada al-Qurba (Keluarga) ku.” (2) dan barang siapa yang mengamalkan suatu kebaikan maka Aku akan menambahkan kebaikan tersebut. Dalam Ayat yang lainnya (3) dan dalam riwayat disebutkan :

Kami jelaskan dalam dua bagian dari riwayat yang yang diambil secara umum.

1. Riwayat yang berkaitan dengan kecintaan kepada Ahlul Bayt.

·         Zamakhsyari meriwayatkan bahwasanya Rosululloh saw bersabda : “Ketahuilah! Barang siapa yang mati dalam kecintaan kepada keluarga Muhammad maka ia mati dalam keadaan syahid.” (4), ketika ia meninggal maka ia telah diampuni, termasuk Mukmin yang bertaubat dan malaikat pencabut nyawa memberi kabar gembira tentang tempatnya kelak di surga begitu juga di dalam kubur ia akan melihat ada dua pintu menuju surga yang terbuka untuknya  dan kuburannya penuh dengan Malaikat pembawa rahmat.

·         Rosululloh saw bersabda : “Pengenalan terhadap keluarga Muhammad merupakan keselamatan dari neraka jahannam, kecintaan kepada mereka adalah jaminan utuk melewati shiratal mustaqim dan berwilayah kepada keluarga Muhammad saw adalah keamanan dari Adzab Allah swt.” (5)

2. Riwayat yang berkaitan dengan membenci dan memusuhi Ahlul Bayt.

·         Rosululloh saw bersabda : “ketahuilah bahwa barang siapa yang mati dalam keadaan dipenuhi kebencian kepada keluarga Muhammad, maka dia mati kafir.” (6) dalam riwayat lain dikatakan, ia tidak akan pernah mencium wangi surga.

·         Rosululloh saw. bersabda : “Ali adalah sebaik-baiknya manusia, maka barang siapa yang enggan menerimanya dia adalah kafir.” (7).

Setelah penjelasan muqodimah di atas, untuk jawaban untuk soal yang pertama yang telah disebutkan tadi adalah bahwa Nashibi memiliki 2 makna, yaitu :

1)      Makna secara bahasa yaitu kelelahan dan kesulitan, pengorbanan atau usaha (faidza faroghta fanshob). (8)

2)      Makna Istilah yaitu bahwa nashibi dalah sebutan bagi mereka yang memusuhi Ahlul Bayt as. atau mereka yang mencaci keluarga nabi saw atau memusuhi salah satu Imam dari 12 Imam Maksum yang diyakini mazhab Syiah Imamiyah. (9) Istilah ini diambil dari hadits yang diriwayatkan oleh Ahlul Bayt as. (10) dan sebagai contoh, disini kami bawa beberapa riwayat tersebut.

ü  Abi Bashir meriwayatkan dari imam jafar ash-Shidiq as. bahwa beliau berkata : “Pemabuk diibaratkan sebagai penyembah berhala, dan memusuhi Ahlul Bayt lebih buruk dari pemabuk.” (11)

ü  Diriwayatkan dari Imam Muhammad Baqir as bahwa beliau ditanya “Apakah perempuan Syiah bisa menikahi seorang Nashibi? Beliau menjawab : “tidak boleh, karena Nashibi adalah seorang kafir.” (12)

ü  Dalam riwayat yang lain disebutkan : “Sesungguhnya Allah swt tidak menciptakan makhluk yang lebih najis dari pada seekor anjing, namun orang yang memusuhi Ahlul Bayt lebih buruk dari seekor anjing. (13) di tiga riwayat tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Nashibi itu adalah musuhnya Ahlul Bayt, disebutkan juga bahwa mereka Kafir dan najis dan perempuan Muslim tidak dibolehkan menikahi mereka.

Adapun pertanyaan kedua, apakah syiah menganggap Ahlu Sunnah merupakan Nashibi?

Perlu dikatakan bahwa Syiah sama sekali tidak menganggap mereka sebagai Nashibi karena beberapa alasan sebagai berikut :

1.      Mayoritas Ahlu Sunnah (Selain Nashibi) meyakini kewajiban mencintai Keluarga Nabi berdasarkan Nash Quran dan Riwayat dari mereka yang sebelumnya telah disebutkan, dan Imam Syafi’i ra. adalah salah satu Imam besar ahlu Sunnah yang kebanggaannya adalah “Jika pecinta Keluarga Nabi merupakan Rafidhi, maka biarlah seluruh jin dan manusia bersaksi bahwa aku adalah seorang Rafidhi dan pecinta Ahlul Bayt.” (14)

2.      Ahlu Sunnah pun menganggap menganggap kafir mereka yang memusuhi Ahlul Bayt Nabi, dan sebelumnya telah kita sebutkan riwayat yang berkaitan. Jadi bagaimana mungkin mereka (Ahlu Sunnah) seorang Nashibi.

3.      Nashibi itu najis seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa hewan sembelihan mereka dan menikahi mereka adalah haram. Namun tidak ada satu pun fatwa tersebut yang ditujukan kepada Ahlu Sunnah, tapi dalam seluruh risalah amaliyah secara jelas bahwa hewan sembelihan mereka adalah halal, dibolehkan menikah dengan mereka dan seterusnya. Bahkan seluruh Ulama Syiah mengatakan bahwa mensholati dan menguburkan jenazah Muslimin (baik itu Syiah atau Ahlu Sunnah) adalah sesuatu yang wajib. (15)

Ringkasan dari jawaban atas pertanyaan pertama

Nashibi memiliki makna bahasa yang berarti kesulitan, kelelahan dan usaha pengorbanan. Dan memiliki makna secara istilah yang diambil dari riwayat-riwayat Ahlul Bayt as yaitu mereka adalah yang memusuhi dan selalu mencaci keluarga Nabi Muhammad saw.

Ringkasan dari Jawaban atas pertanyaan kedua

Syiah sama sekali tidak menganggap Ahlu Sunnah sebagai Nashibi dikarenakan mereka juga mencintai Ahlul Bayt dan menganggap kafir orang-orang yang memusuhi keluarga Nabi saw, juga seluruh Ulama membolehkan menikahi mereka dan wajib ikut serta dalam mensholati dan menguburkan jenazah mereka.

[1]            QS. Al-Isro : 36

[2]            QS. Asy-Syuraa : 23

[3]            QS. Sabaa : 47 dan QS. Al-Furqon : 57

[4]            Muhammad bi Umar Zamakhsyari, al-Kasyaf jilid 4 hal. 220 ‘cetakan Daarul Kitab al-Arabi tahun 1407 H/1987 M’

[5]            Hafiz Sulaimani Qunduzi, Kanzul Ummal Fii Sunanil Aqwal wal Af’al Jilid 11 hal. 610 ‘cetakan Yayasan ar-Risalah, Beirut tahun 1405 H/1915 M’

[6]            al-Kasyaf jilid 4 hal. 221

[7]            Kanzul Ummal Fii Sunanil Aqwal wal Af’al Jilid 11 hal. 610 ‘cetakan Yayasan ar-Risalah, Beirut tahun 1405 H/1915 M’

[8]            Raghib Isfahani dalam kitab Mufrodat Quran cetakan kedua tahun 1404 H hal. 494 diambil dari kalimat “نصب”.

[9]            Kitab Risalah Tawdihul Masail Maraji’, pembahasan Kafida dan jenis-jenisnya; Urwatul Wutsqo, Sayyid Yazdi Jilid 1 Hal. Pembahasan Kafir (dalam bab Najis-najis); dalam berbagai Risalah masalah ke-117, 113 dan 111)

[10]        Sebagian ahli bahasa mengartikan Nashibi sebagai kelompok yang memusuhi Amirul mukmini as, yang diambil dari beberapa riwayat; Ahmad Siyah, kamus Jami’ Arabi farsi cetakan ke-8, jilid 4 hal. 270 kalimat “نصب”

[11]        Muhammad bin Hasan al-Hurr al-Amili, Wasailusyiah (cetakan Daru Ihyai Turots, Libanon) jilid 18 hal. 559 hadits no. 12)

[12]        Ibid, bab 10 dari bab yang diharamkan untuk dinikahi, hadits no. 15

[13]        Ibid, jilid 1 hal. 159, hadits no. 5

[14]        Sulthan al-Waidhin, Shabha-e-Pishavar (darul Kitab Islamiyah, 37, 1376 h) hal. 64

[15]        Risalah amaliyah seluruh marja’, dalam pembahasan Sholat Jenazah

 

 

 

Read 5126 times