Ramadhan, Musim Semi Munajat 2

Rate this item
(0 votes)

Salam sejahtera bagi para tamu Allah Swt, kepada orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, yang telah memerangi hawa nafsu mereka dengan kekuatan iman serta menjauhkan diri dari keburukan dan kemunkaran untuk menuju kebahagiaan dan keselamatan.

 

Salam sejahtera kepada mereka yang telah menimba berkah dan keutamaan di bulan mulia ini, dalam jamuan  agung ini. Tidak ada ungkapan yang dapat mewakili keagungan seluruh keutamaan pada bulan ini. Rasulullah Saw bersabda: "Pintu-pintu langit di buka pada malam pertama bulan Ramadhan dan tidak akan ditutup hingga akhir bulan."

 

Kita tahu bahwa obat-obatan itu pahit, akan tetapi manisnya kesehatan dan kebugaran yang menjadi acuan, dengan syarat jika dikonsumsi tepat pada waktunya, tidak terlambat atau terlalu cepat. Selain itu, dosisnya juga harus dijaga. Shalat sama seperti obat-obatan dan untuk sebagian orang shalat sama seperti obat yang pahit. Terkadang waktu subuh, di tengah hawa dingin yang menusuk tulang di musim dingin, seseorang harus terjaga dan berwudhu. Baginya, ini sangat sulit. Atau ketika seseorang sedang keasyikan menonton film dan ketika itu dia mendengar kumandang azan dan harus beranjak menuju masjid.

 

Ini bukan hanya terkait dengan shalat, melainkan setiap ibadah lain juga demikian. Namun jika manusia memiliki makrifat hakikat shalat, maka kepahitan itu akan menjadi manis dan mudah. Betapa banyak para auliya dan orang-orang mukmin, di tengah himpitan masalah dalam hidup, titik harapan dan ketenangan mereka ada pada shalat. Oleh karena itu dalam doa, kita meminta Allah Swt untuk mencicipkan manisnya zikir kepada-Nya untuk kita, atau dengan kata lain meminta kepada Allah untuk menunjukkan makrifat ibadah kepada kita.

 

Shalat juga sama seperti obat yang harus dikonsumsi tepat pada waktunya. Shalat harus ditunaikan pada waktunya. Karena filsafat shalat adalah meresapi keagungan Yang Maha Esa dan ini hanya dirasakan oleh orang-orang yang menunaikan shalat tepat waktu. Mereka yang menunaikan shalat diundur-undur pada hakikatnya sedang menyatakan "Ya Allah! aku lebih ,mengutamakan pekerjaanku dari pada menaati-Mu." Selain itu, shalat juga seperti obat yang harus dijaga, karena shalat adalah kebenaran dan oleh karena itu penunai shalat harus menjauhkan diri dari kebatilan, yakni jangan sampai ia ternodai kemunkaran dan keburukan. Karena jika tidak, shalat akan kehilangan pengaruhnya.

 

Anda ketika ingin menghangatkan ruangan dengan alat pemanas, maka Anda harus menutup semua celah dan jendela, karena jika tidak akan membuang-buang energi panas. Mengapa shalat kita tidak memberikan kita kehangatan pada jiwa kita, karena jendela telinga, mata dan mulut kita menganga. Kita mendengar segala sesuatu, kita melihat semua hal dan kita berucap sembarangan. Sama seperti sebuah gudang yang dipenuhi gandum akan tetapi pintu dan jendelanya terbuka lebar sehingga menjadi mangsa tikus, burung atau serangga.

 

Dengan demikian, orang yang ingin merasakan kehangatan dari khazanah shalatnya, maka harus menutup semua jendela yang masih terbuka pada dirinya. Jendela itu hanya dibuka ketika diperlukan.

 

Seorang mukmin menceritakan salah satu kenangannya di masa muda sebagai berikut: di masa muda, saya pergi ke kota Mashhad. Saya bertemu dengan almarhum Haj Syeikh Hasanali Nokhudaki,  seorang arif dan kemudian saya berkata kepadanya, "Saya punya tiga hajat penting dan saya ingin  Allah Swt mengabulkan ketiga-tiganya di saat saya masih muda. Untuk pengabulan hajat itu, saya minta Anda untuk mengajari saya sebuah amalan sehingga melalui amalan tersebut Allah Swt mempercepat pengabulan hajat saya."

 

Haj Syeikh Hasanali Nokhudaki bertanya kepada saya, "Apa yang kau inginkan dari Allah Swt?" Saya menjawab, "Salah satunya adalah agar di masa muda saya dapat pergi haji, karena haji di masa muda memiliki kenikmatan tersendiri." Syeikh mengatakan, "Tunaikan shalatmu di awal waktu dan berjamaah." Kemudian aku berkata, "Hajat keduaku, saya ingin Allah Swt memberi saya seorang istri yang baik." Syeikh berkata, "Tunaikan shalatmu di awal waktu dan berjamaah." Aku berkata, "Hajat ketigaku adalah agar Allah Swt memberiku pekerjaan yang terhormat." Syeikh kembali menjawab, "Tunaikan shalatmu di awal waktu dan berjamaah."

 

Setelah itu saya mengamalkan ucapan beliau dan saya melaksanakan shalat awal waktu dan secara berjamaah. Hasilnya, dalam tiga tahun, selain saya dapat pergi haji, Allah Swt juga memberikan kepada saya seorang istri yang salehah dan juga pekerjaan yang terhormat.

 

Bayangkan betapa indahnya jika di bulan Ramadhan ini, ketika mendengar adzan kita bergegas meninggalkan apa saja yang sedang kita kerjakan untuk wudhu' dan menunaikan shalat berjamaah. Ketika itu tidak akan ada jalan bagi masuknya pengaruh setan di hati kita. Seperti yang telah disebutkan dalam sabda Rasulullah Saw, "Selama mukmin menjaga shalat lima waktunya tepat pada waktunya, setan akan selalu takut padanya, dan ketika seorang mukmin lalai, maka setan akan berani untuk menjerumuskannya dalam dosa-dosa besar."

 

Bulan Ramadhan adalah masa dan saat paling mulia menurut Allah Swt di antara  semua masa di sepanjang tahun. Pada bulan Ramadhan, Allah Swt memandang hamba-Nya dengan penuh rahmat serta mendengar munajat, menjawab ratapan dan mengabulkan hajatnya. Ketika Ramadhan tiba, Rasulullah Saw kepada kaum Muslimin bersabda, "Ketahuilah bahwa jiwa dan nyawa kalian terbelenggu oleh keburukan perilaku kalian. Maka lepaskan jiwa kalian dari tali setan dengan beristighfar dan memohon ampunan, serta tunjukkan kepapan kalian dengan lama bersujud di atas tanah, dan dengan demikian kalian menanggalkan beban berat dosa dari pundak kalian, karena Allah Swt telah bersumpah atas kemuliaan-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab para penunai shalat dan orang-orang yang bersujud, dan api neraka tidak akan membakar mereka."

 

Orang yang masih memiliki fitrah murni yang mengakar dalam lubuk jiwanya yang terdalam, maka ketika dia melihat kembali perilakunya, dia akan sadar betapa banyak nikmat Allah Swt yang telah dilimpahkan kepadanya yang akhirnya menjadi sarana untuk mengingkari dan menentang Allah Swt. Oleh karena itu, dia akan merasa penyesalan dan malu di hadapan Allah Swt.

 

Dalam suarat al-Zumr ayat 53, Allah Swt menyeru hamba-Nya untuk menghindari keputusasaan di hadapan Allah Swt dan berfirman, "Katakanlah, wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian telah israf dan menzalimi diri kalian sendiri! Jangan kalian putus asa atas rahmat Allah Swt karena Allah akan mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dia maha Pengampun dan Penyayang."

 

Imam Ali bin Husein as, yang dikenal dengan Zainul Abidin, karena munajat-munajat beliau, membuka ufuk terang bagi umat manusia dalam berkomunikasi dengan Allah Swt. Beliau bermunajat kepada Allah Swt dengan hati penuh harapan dan keinginan dan dengan mengungkapkan kehinaan, kekhusyukan dan juga mengharapkan rahmat-Nya, serta memohon ampunan-Nya.

 

Pada bulan penuh berkah ini, kita bersama-sama menyimak munajat Imam Zainul Abidin as: "Ya Allah, kekhilafana telah menutupiku dengan pakaian kehinaan dan jauh dari-Mu telah menempelkan pakaian kemiskinan pada diriku, dan kejahatan terbesarku (hawa nafsu) telah membinasakan hatiku. Maka wahai tujuanku, dan wahai yang kuinginkan dan harapanku, dengan bertaubat  pada-Mu, maka hidupkanlah hatiku. Wahai harapan, tujuan dan keinginanku, sumpah atas kemuliaan-Mu bahwa aku tidak menemukan pengampun selain-Mu dan tidak ada pengobat lara hatiku ini selain-Mu, kepada-Mu aku merendahkan diri dengan taubat dan aku berserah diri padamu dengan penuh hina, jika Kau usir aku dari sisimu, maka kepada siapa aku akan berpaling? Dan jika Kau tolak aku dari pintu-Mu, maka kepada siapa aku akan berlindung? Ya Allah! Naungi dosa-dosaku dengan awan rahmat-Mu, dan kerahkan awan kasih sayang-Mu menuju aib-aibku.

 

"Ya Allah! Apakah hamba yang lari tidak punya tempat kembali kecuali kepada tuannya? Atau adakah orang yang akan melindunginya dari murka tuannya, kecuali tuannya sendiri yang melindungi?"

 

"Ya Allah! Jika ketidaktaatan dan dosa hamba-Mu sangat buruk, maka ampunan dari-Mu sangat indah. Wahai jawaban orang-orang papa, wahai penghapus kerugian, wahai yang memiliki banyak kebaikan, wahai yang Maha Mengetahui segala hal yang tersembunyi, wahai yang menyembunyikan keindahan, aku memohon syafaat-Mu atas kemurahan dan kemuliaan-Mu, aku bertawasul kepada-Mu, dengan keagungan-Mu kabulkanlah doaku, jangan Kau patahkan harapanku, terimalah taubatku, dan dengan kebaikan dan kasih sayang-Mu abaikanlah kekhilafanku, wahai Yang Maha Pengasih dari segala pengasih."(

Read 2442 times