Print this page

Mengenal Surat An-Nisaa

Rate this item
(0 votes)

Surat keempat dalam Al-Quran adalah surat an-Nisaa yang berdasarkan urutan, surat ini diturunkan setelah surat Mumtahanah. Surat ini dinamakan an-Nisaa karena mengandung berbagai hukum dan hak-hak perempuan. Kata Nisaa dalam surat ini disebut 20 kali dan secara keseluruhan 50 kali dalam al-Quran. Di antara ayat-ayat surat ini, terdapat berbagai masalah lainnya seperti hukum shalat, jihad, syahadah, perdagangan dan sedikit penjelasan tentang ahli kitab. Dari kandungan makna ayat-ayatnya dapat dengan mudah dipahami bahwa surat ini diturunkan pasca hijrah Rasulullah ke Madinah.

Ayat pertama dalam surat an-Nisaa ditujukan kepada seluruh umat manusia dan menyeru mereka untuk bertakwa kepada Allah Swt. Dalam ayat ini disebutkan satu poin sosial penting yaitu bahwa setiap orang diciptakan dari satu jiwa dan berpasang-pasang serta tidak ada yang lebih unggul dari lainnya. Allah Swt berfirman:

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."

Ayat ini membuktikan bahwa al-Quran menafikan segala bentuk pengunggulan diri dalam masyarakat. Baik perempuan, laki-laki, besar, maupun kecil, semua manusia memiliki satu kedudukan dalam masyarakat dan tidak ada yang berhak menzalimi lainnya. Pada ayat berikutnya, masalah tersebut tetap disinggung dan kemudian dilanjutkan dengan pembahasan kelangsungan masyarakat yaitu pernikahan dan warisan.

Dijelaskan pernikahan yang benar guna mencegah pernikahan yang fasid. Dalam masalah ini dijelaskan beberapa jumlah isteri yang diperbolehkan, dan siapa saja yang tidak dapat menjalin ikatan pernikahan. Adapun dalam masalah warisan dijelaskan secara terperinci soal pembagian warisan dan perbandingan jumlah antara hak laki-laki dan perempuan.

Termasuk dalam masalah yang dibahas dalam surat ini adalah persatuan dan persahabatan antarumat Islam, dan Allah Swt menyeru mereka untuk memegang erat tali Allah Swt. Dan masih banyak lagi berbagai masalah yang dijelaskan dalam surat ini.

Surat an-Nisaa termasuk surat yang diturunkan di Madinah dan memiliki 176 ayat. Termasuk pembahasan hukum-hukum pernikahan yang disebutkan dalam surat ini adalah haramnya pernikahan antarmuhrim. Muhrim yakni orang yang tidak dapat dinikahi karena faktor kehormatan hubungan keluarga.

Keluarga sangat dimuliakan dalam Islam dan memiliki nilai kesucian tersendiri. Oleh karena itu, Islam dalam mencegah terjadinya penyelewengan dalam ikatan keluarga. Termasuk dalam penyelewegan itu adalah pernikahan sesama muhrim. Adapun muhrim itu sendiri dibagi dalam dua kelompok, muhrim nasabi dan sababi. Muhrim nasabi adalah hubungan kerabat yang berdasarkan keturunan, adapun muhrim sababi adalah hubungan kerabat berdasarkan pernikahan.

Larangan pernikahan antarmuhrim ini kurang lebih juga terdapat dalam agama lain dan adat-istiadat berbagai bangsa. Bahkan di sebagian bangsa, pernikahan dengan kerabat dekat hanya diperbolehkan guna menghindari penyusupan orang asing dalam kelompok mereka. Selain itu, hasil penelitian modern membuktikan bahwa pernikahan antara kerabat akan menimbulkan perpindahan unsur-unsur genetika yang merusak.

Read 3096 times