Berdasarkan hadis yang dijelaskan dalam kitab Sahih Bukhari, Sayidah Fatimah, Putri Nabi Muhammad Saw dan Sayidah Khadijah, pemimpin wanita surga, disebut sebagai "Penghulu para wanita di surga".
Tehran, Parstoday- Sayidah Fatimah yang dikenal dengan nama Fatimah Zahra adalah putri Nabi Muhammad saw dan Sayidah Khadijah, serta istri Imam Ali. Ia merupakan salah satu dari lima Ahlul Bait yang dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Ahazab ayat 33.
Imam Hassan dan Imam Hussein, Zainab dan Ummu Kultsum termasuk di antara anak-anaknya. Zahra, Batul, Siddiqa Shahidah, Seyida Nisa Al-Alamin (wanita terbaik di dua dunia) adalah gelarnya, dan Ummu Abiha (ibu dari ayahnya) adalah nama panggilannya yang terkenal. Fatimah adalah satu-satunya wanita yang mendampingi Nabi di hari Mubahalah menghadapi umat Nasrani di Najran.
Hanya ada sedikit laporan tentang masa kecil dan remaja sayidah Fatimah. Dari periode ini, hanya laporan tentang dukungannya terhadap Nabi Muhammad melawan kekerasan kaum musyrik, kehadirannya di Shi'ib Abi Thalib dan hijrahnya ke Madinah bersama Imam Ali.
Sayidah Fatimah menikah dengan Imam Ali pada tahun kedua Hijrah. Melakukan kegiatan sosial dan mendampingi Nabi Islam dalam beberapa peperangan, termasuk penaklukan Mekkah, termasuk di antara karya-karyanya setelah Hijrah.
Sayidah Fatimah memberikan wasiat kepada Imam Ali bahwa lawan-lawannya tidak boleh berpartisipasi dalam mendoakan jenazahnya, dan penguburan jenazahnya dilakukan pada malam hari.
Pidato
Tindakan dan pidato politik dan agama yang terkenal dari Sayidah Fatimah ada dalam literatur Sunni dan Syiah, terutama setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw, dan salah satu yang paling terkenal adalah khutbah Fadakiyah. Ibnu Tayfur (204-280 H), salah satu ulama Sunni termasuk salah satu yang mengutip khutbah ini.
Wafat
Sayidah Fatimah wafat di Madinah 6 bulan setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw setelah peristiwa yang menyebabkan dia terluka dan dirawat di rumahnya, pada tanggal 3 Jumada al-Thani tahun 11 Hijriah. Jenazahnya dan dikuburkan secara rahasia pada malam hari atas permintaan beliau, dan makamnya tidak pernah teridentifikasi.
Menurut para ahli sejarah, Sayidina Ali memandikan istrinya dengan bantuan Asma binti Umis dan mendoakan jenazahnya. Selain Imam Ali, beberapa orang lain juga turut serta dalam shalat jenazahbta, dan terdapat perbedaan mengenai jumlah dan nama orang. Sumber sejarah telah mengidentifikasi Imam Hasan, Imam Hussein, Abbas bin Abdul Mutallib, Miqdad, Salman, Abu Dhar, Ammar, Aqil, Zubair, Abdullah bin Masoud dan Fadl bin Abbas sebagai orang-orang yang ikut serta dalam shalat jenazah tersebut.
Fatimiyah dan Hari Perempuan dan Ibu
Para pencinta Ahlul Bait berduka atas hari kematiannya. Di Iran, peringatan kelahiran Sayidah Fatimah (Jumadi al-Thani ke-20) diperingati sebagai Hari Perempuan dan Hari Ibu, dan nama Fatimah dan Zahra adalah salah satu nama yang paling umum untuk anak perempuan di negara ini.
Kegiatan
Sayidah Fatima memiliki banyak kegiatan. Hijrah ke Madinah, membantu mengobati Nabi Muhamammad yang terluka dalam perang Uhud, kehadiran di samping jenazah Hamzah Sayid al-Syuhada bersama Safiya, saudara perempuan Hamzah dan bibi Nabi Muhammad di Uhud, mengantarkan makanan kepada Nabi dalam pertempuran Khandaq, dan menemaninya dalam penaklukan Makkah adalah di antara aktivitasnya sebelum wafatnya Nabi Muhammad Saw. Namun sebagian besar aktivitas politik Fatimah terkait dengan masa hidupnya yang singkat setelah wafatnya Nabi Mauhammad.
Keutamaan
Berbagai sumber sejarah Syiah dan Sunni menjelaskan banyak keutamaan Sayidah Zahra. Beberapa keutamaan tersebut berasal dari Al-Quran, seperti ayat Tathir dan ayat Mubahalah. Dalam keutamaan tersebut, turunnya ayat tentang Ahlul Bait Nabi dan Fatimah juga merupakan salah satu Ahlul Bait. Sejumlah keutamaan juga disebutkan dalam hadis, seperti hadis mengenai berbagai keutamannya.
Shalat yang panjang, munajat, mendahulukan mendoakan orang lain termasuk tetangga, berpuasa, berziarah ke makam syuhada adalah beberapa ciri-ciri perilaku Sayidah Fatimah yang ditegaskan dalam riwayat Ahlul Bait, dari Imam pada sahabat dan pengikutnya. Oleh karena itu, beberapa doa, dan munajat dikaitkan dengan Sayidah Fatima dalam buku doa dan munajatnya.
Kecintaan Nabi kepada Fatimah dan kecintaan Fatimah kepada Nabi
Nabi sangat menyayangi Sayidah Fatimah dan mencintai serta menghormatinya lebih dari yang lain. Dalam sebuah hadits, beliau memperkenalkan Fatimah sebagai bagian dari darinya dan mengatakan bahwa siapa pun yang menyakitinya telah menyakitiku. Riwayat ini diriwayatkan secara berbeda-beda oleh para perawi pertama seperti Syekh Mufid dari kalangan ulama Syiah dan Ahmad Ibnu Hanbal dari kalangan ulama Sunni. Menurut hadis, ketika Rasulullah melakukan perjalanan, orang terakhir yang dia ucapkan selamat tinggal adalah Fatimah, dan ketika dia kembali dari perjalanan, beliau menemui Fatimah terlebih dahulu.
Penghulu para wanita
Dalam banyak hadis yang diriwayatkan oleh Syiah dan Sunni disebutkan bahwa Fatimah adalah wanita terbaik di surga, wanita terbaik di dua alam, dan wanita terbaik umat.
Satu-satunya wanita terpilih dalam peristiwa Mubahalah
Di antara wanita Muslim, hanya Sayidah Fatimah yang dipilih untuk menghadiri Mubahalah Nabi Muhammad saw dengan umat Kristen di Najran. Peristiwa ini disebutkan dalam ayat Mubahalah. Sayidah Fatimah, Imam Ali, Imam Hassan dan Imam Hussain mendampingi Nabi Muhammad dalam peristiwa.
Kelanjutan generasi Nabi melalui Fatimah
Kelangsungan generasi Nabi dan keluarga Muhammad dari anak-anak Fatimah disebutkan sebagai salah satu keutamaannya. Sebagian ahli tafsir menganggap kelanjutan silsilah Nabi dari Fatimah sebagai contoh Kauthar yang berarti kebaikan berlimpah dalam Surah Kauthar.
Kedermawanan
Kedermawanan Sayidah Fatimah merupakan salah satu ciri perilakunya. Dalam kehidupannya dengan Imam Ali, beliau adalah orang yang sederhana dan selalu mendermakan hartanya, menyumbangkan baju baru kepada orang yang membutuhkan pada malam pernikahan, memberikan kalung kepada orang miskin, dan memberikan seluruh makanan kepada fakir miskin, anak yatim, dan budak. Setelah Sayidah Fatimah, Imam Ali, imam Hassan dan Imam Husein memberikan semua makanan mereka kepada yang membutuhkan selama tiga hari berturut-turut selama berbuka puasa, lalu turun ayat mengenai keutamaan memberi makan kepada orang yang membutuhkan.
Ilmu dan pengetahuan
Sayidah Fatimah menjawab pertanyaan-pertanyaan yurisprudensi dan agama kepada para wanita yang datang menemuinya. Narasi tersebut mencakup persoalan agama, yurisprudensi, moral, dan sosial yang telah disebutkan dalam kitab-kitab hadis Syiah dan Sunni, dan sejumlah hadis telah disusun dalam kitab independen dengan judul seperti “Musnad Fatimah” dan “Akhbar Fatimah”. Beberapa dari sumber-sumber ini telah hilang seiring berjalannya waktu, dan narator serta penulis buku-buku ini hanya disebutkan dalam buku-buku Rijal, terjemahan dan bibliografi.
Tasbih al-Zahra
Tasbihat Fatima Zahra adalah dzikir yang dipelajari Fatimah dari Nabi Muhammad saw. Dalam sumber-sumber Syiah dan Sunni banyak terdapat riwayat tentang ajaran Tasbihat kepada Fatimah setelah shalat.
Referensi
Ibnu Athir Jazri, Ali Ibnu Muhammad, Asdalghabah Fi Marifah Al-Sahabah.
Ibnu Hajar Assqlani, Ahmad Ibnu Ali, Tahdhib al-Tahdhib.
Ibnu Saad, Muhammad Ibnu Saad, Tabaqat al-Kubra.
Ibnu Abd al-Barr, Yusuf bin Abd Allah Qortubi, Al-Istiyab fi Mafarah al-Ashahab.
Ibnu Asakir, Ali Ibnu Hasan, Tarikh Madinah Damaskus.
Ibnu Katsir, Ismail Ibnu Umar, Tarikh Ibnu Katsir.
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal.
Belazari, Ahmad bin Yahya, Ansab al-Ashraf.
Hakim Nishaburi, Mohammad bin Abdullah, Al-Mustadrak Ali al-Sahihin.
Tabari, Muhammad bin Jarir, Tarikh Tabari.
Majlesi, Mohammad Baqer, Bihar Al-Anwar.
Muslim Nishaburi, Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim.
Yaqoubi, Ahmed bin Ishaq, Tarikh Yaqoubi.