Pekan lalu, salah seorang ulama cum politisi terkemuka Iran, Ayatullah Mohsen Mojtahed Shabestari meninggal dunia.
Ayatullah Mohsen Mojtahed Shabestari, anggota Dewan Pertimbangan Kebijakan Republik Islam Iran merupakan salah satu pelopor Revolusi Islam dan pendiri komunitas ulama pejuang yang melahirkan banyak karya tulis ilmiah. Ulama dan pemikir agama ini juga memainkan peran penting dalam perkembangan politik dan kebangkitan Islam.
Perjalanan sejarah Iran menunjukkan kehadiran aktif ulama di tengah masyarakat. Selain kepemimpinan spiritual masyarakat, mereka juga bertanggung jawab atas kepemimpinan politik umat Islam dalam banyak periode sejarah Islam di Iran. Mereka selalu berusaha menjelaskan dan mempromosikan budaya religius, nilai-nilai dan keyakinan Islam. Di antara ulama berpengaruh dalam Revolusi Islam adalah Almarhum Ayatullah Mohsen Mojtahed Shabestari yang baru saja wafat. Beliau semasa hidupnya berperan besar dalam menghidupkan kembali pemikiran Islam dalam dinamika Iran kontemporer. Ayatullah Shabestari menjadi Imam shalat Jumat Tabriz dan Wakil Rahbar di provinsi Azarbaijan Timur.
Mohsen Mojtahed Shabestari lahir pada tahun 1316 H (1937) di Shabestar, salah satu kota di Azerbaijan Timur. Keluarganya adalah salah satu ahli hukum dan ulama Azerbaijan pada masa pemerintahan Reza Khan yang memainkan peran efektif dalam membimbing dan mencerahkan rakyat melawan penindasan rezim Pahlevi.
Ayahnya, Ayatullah Mirza Kazem Shabestari selalu berjuang melawan ide-ide komunis dan penjajahan asing, dan menekankan pelestarian integritas teritorial Iran. Berkat kerja kerasnya, berdiri sebuah Hauzah Ilmiah di Shabestar dan Tabriz.
Ayatullah Mohsen Shabestari menyelesaikan pendidikan dasar di kampung halamannya. Setelah itu, ia melanjutkan ke Hauzah Ilmiah Qom untuk melanjutkan studinya di bidang studi keislaman. Dia adalah salah satu murid terkemuka Imam Khomeini.
Mengenai kesannya tentang kelas yang diampu Imam Khomeini, Ayatullah Shabestari mengungkapkan, "Saya akan pergi. Imam Khomeini memiliki keunikan baik dalam hal spiritualitas dan penelitian, keberanian, dan cara berpikirnya yang revolusioner. Beliau memiliki daya tarik yang luar biasa, dan sebagian besar ulama dan cendekiawan menghadiri kelasnya."
Ayatullah Shabestari memiliki sejarah panjang dalam memerangi rezim Pahlavi. Seperti ulama dan pejuang lainnya, ia berdiri di garis depan perjuangan melawan kediktatoran yang menindas dan melakukan kegiatan ekstensif selama periode ini.
Almarhum Mojtahed Shabestari bersama Ayatullah Motahari, Syahid Mofateh dan Syahid Beheshti mendirikan Perhimpunan Ulama Pejuang di Tehran. Beliau bertanggung jawab untuk menulis teks deklarasi yang mencerahkan dari komunitas ulama pejuang, dan dalam prosesnya, dia berulang kali dianiaya dan ditangkap oleh SAVAK.
Pejuang Mujahid ini pada tahun-tahun menjelang Revolusi Islam Iran terus-menerus melanjutkan perjuangan di Tabriz dan Qom, serta menjadi salah satu poros gerakan perlawanan di Shabestar. Ayatullah Mohsen Mojtahed Shabestari selalu aktif hadir selama tahun-tahun Revolusi Islam, termasuk menghadiri pidato Imam Khomeini menentang RUU kapitulasi.
Di puncak Revolusi Islam, ruang lingkup kegiatan perjuangan Ayatullah Mojtahed Shabestari menjadi lebih luas, terutama di masjid. Seperti halnya pada awal Islam, masjid memiliki tempat penting dalam semua dimensi budaya, sosial, politik dan agama, sehingga dianggap sebagai pusat gerakan sosial, budaya dan politik.
Selama aksi protes ulama di Universitas Tehran pada Februari 1978, Ayatullah Shabestari juga hadir di antara aksi protes tersebut.
Pada tanggal 12 Februari 1979, Imam Khomeini mengeluarkan instruksi melanggar aturan militer rezim Shah, dan Ayatullah Mojtahed Shabestari aktif mendukungnya di tengah masyarakat Iran.
Ayatullah Mohsen Mojtahed Shabestari menjadi Imam Jumat Tabriz dari tahun 1373 hingga 1396 Hs. Ia menjadi anggota Dewan Pakar Kepemimpinan Iran selama empat periode dan pada periode pertama, kedua, keempat dan kelima, dan anggota parlemen Iran.
Dalam beberapa tahun terakhir, Ayatullah Shabestari mengambil sikap tegas dan revolusioner melawan para penghasut dan agitasi musuh. Beliau mengatakan, "Kekuatan arogansi global mengobarkan perang militer terhadap bangsa Iran yang tidak berhasil selama empat dekade. Kemudian menjatuhkan sanksi yang menindas dan perang ekonomi menjadi agenda utama musuh. Tetapi bangsa ini berhasil mematahkannya dengan perlawanan di medan perang ekonomi. Musuh kemudian beralih ke perang psikologis dengan mendistorsi realitas negara dalam kemajuan ilmu pengetahuan, industri dan teknologi. Musuh tidak dapat menerima fakta bahwa pemuda negara ini mengkompensasi sanksi mereka di berbagai sektor di perusahaan berbasis pengetahuan, dengan membangun proyek-proyek seperti kilang besar Teluk Persia, rudal balistik, meluncurkan satelit ke luar angkasa dan menghidupkan kembali lahan pertanian di mana-mana di negara ini, termasuk Khuzestan,".
Ayatullah Mojtahed Shabestari mengajar di Hauzah Qom dan Tehran. Beliau juga mengajar di bidang pendidikan dan yurisprudensi Islam selama tiga tahun di Fakultas Teologi Universitas Tehran, dan Tabriz.
Karya tulis Ayatullah Mujtahed Shabestari di bidang tafsir al-Quran, teologi, dan fikih dan ushul fikih. Sejumlah buku yang dihasilkannya di antaranya: Tafsir Surah Jumah dan Munafikun, kitab Ibad al-Rahman, manifestasi cahaya, wilayah Imam Maksum dan lainnya.
Selain mengajar, beliau menjalankan urusan budaya dan mendirikan beberapa perpustakaan, masjid, hauzah di Tabriz, dan mendirikan pusat pelayanan masjid. Pada tahun 1392 Hs, ia mendirikan majalah "Adineh Tabriz".
Ayatullah Shabestari juga diangkat oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam pada 23 Mordad 1396 Hs sebagai anggota Dewan Pertimbangan Kebijakan Iran selama lima tahun.
Ayatullah Shabestari adalah salah satu murid sekaligus sahabat setia Imam Khomeini dan Ayatullah Khamenei yang senantiasa berada di garis depan dalam membela Revolusi Islam. Dalam sebuah pesannya, Ayatullah Khamenei menyebut cendekiawan mulia ini sebagai salah satu ulama paling sukses yang aktif dalam pelayanan sosial dan bimbingan publik serta mengajar di Hauzah Ilmiah di Tehran dan Tabriz.
Jenazah Ayatullah Mohsen Mojtahed Shabestari dikebumikan di kompleks makam Sayidah Maksumah Qom.