Pembahasan kali ini masih seputar riwayat-riwayat Imam Mahdi yang bersumber dari literatur Mazhab Syiah. Banyak sekali riwayat-riwayat shahih seputar Al-Mahdi dengan berbagai karakteristiknya yang dinukil dalam kitab-kitab Syiah. Dan salah satunya adalah riwayat mengenai keghaiban Imam Mahdi As yang akan kita bahas di kesempatan kali ini.
Keghaiban Imam Mahdi As merupakan sebuah keimanan yang melekat dalam Mazhab Ahlul Bait atau Syiah. Keimanan itu sendiri bukanlah hal yang mengada-ada melainkan bersandar pada sebuah nash yang jelas. Dan hal itu seperti apa yang diprediksikan dan diucapkan oleh Rasulullah Saw dalam sebuah riwayat yang dinukil dalam kitab Kamaluddin milik Syaikh Shaduq.
…dari Abu Bashir, dari As-Shadiq Ja’far bin Muhammad dari ayah-ayahnya As, ia berkata, Rasulullah Saw berkata: Al-Mahdi dari keturunanku, namanya adalah namaku dan kunyahnya adalah kunyahku, ia adalah orang yang paling menyerupaiku dalam hal wajah dan karakter. Dia akan mengalami masa keghaiban dan kebingungan hingga orang-orang akan tersesat dari agama-agama mereka, di saat itulah dia akan diterima seperti bintang meteor yang menembus dan mengisi dunia dengan keadilan sebagaimana telah dipenuhi oleh kezaliman dan kejahatan.[1]
Di riwayat lainnya disebutkan bahwa Imam Mahdi As akan mengalami dua masa keghaiban yaitu keghaiban yang pendek dan keghaiban yang panjang, sebagaimana yang termaktub dalam kitab Al-Kafi milik Syaikh Al-kulaini yang terucap dari lisan Imam Shadiq As.
…dari Ishaq bin Ammar ia berkata, Abu Abdillah As (imam Shadiq) berkata; Al-Qaim (Imam Mahdi) akan memiliki dua masa keghaiban, masa ghaib yang pendek dan panjang. Pada masa ghaib pendek, tidak ada yang mengetahui posisi keberadaannya kecuali Syiahnya (pengikutnya) yang khusus. Dan pada masa ghaib panjang tidak ada yang mengetahui posisi keberadaannya kecuali pelayannya yang khusus.[2]
Riwayat di atas secara jelas menyebutkan bahwa Imam Mahdi As akan mengalami keghaiban. Bahkan dijelaskan pula bahwa keghaiban Imam Mahdi tersebut terjadi dalam dua fase yaitu keghaiban pendek dan panjang. Hal ini sebagaimana yang diyakini dalam Mazhab Syiah.
Wallahu A’lam
[1] As-Shaduq, Abu Ja’far Muhammad bin Ali, Kamaluddin wa Tamam An-Ni’mah Juz 1 hal. 287 Cet. Darul Kutub Al-Islamiyah
[2] Al-Kulaini, Muhammad bin Yaqub, Al- Ushul min Al-Kafi Juz 1 Hal. 340 Cet. Darul Kutub Al-Islamiyah