Apakah Orang-Orang Beriman Pernah Masuk Dalam Kegelapan?
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah, ayat 257)
Pertanyaannya adalah apakah orang-orang yang beriman pernah masuk dalam kegelapan?
Berkenaan dengan pertanyaan di atas, penulis Tafsir Al-Mizan mengatakan bahwa dari awal penciptaan, manusia sudah mempunyai cahaya yaitu cahaya fitrah yang sifatnya masih umum dan belum sempurna. Jika ia menjaga cahaya fitrah ini maka cahaya itu akan tumbuh dalam dirinya dan menyempurna. Maka dari itu dikarenakan seorang manusia dari awal penciptaannya hanya mempunyai cahaya yang belum menyempurna maka ia masih belum mempunyai pengetahuan terhadap ilmu kebenaran dan amal-amal soleh, jadi manusia masuk dalam dzulmat (kegelapan). Dari sinilah kegelapan dalam ayat ini bermakna tidak lengkapnya pengetahuan akan kebenaran yang hakiki.[1]
Akan tetapi Mufasir lainnya dalam menjawab pertanyaan ini mengatakan bahwa hal ini diungkapkan berdasarkan kaidah sastra bahasa arab dan istilah keseharian orang Arab. Kelompok ini berpendapat bahwa keluarnya seorang mukmin dari kegelapan bukan bermakna bahwa ia sebelumnya berada dalam kegelapan lalu setelah itu keluar darinya. Namun ini merupakan istilah yang banyak digunakan dalam bahasa Arab. Yaitu ketika orang Arab berbicara tentang keluarnya seseorang dari sebuah tempat maka tidak melazimkan ia telah masuk dalam tempat tersebut setelah itu mereka mengeluarkannya. Namun maksud mereka adalah ia terhalang dari masuk dalam tempat tersebut atau tidak seharusnya ia masuk ke sana.[2]
Contoh penggunaan ini terdapat dalam surah Yunus, ayat 98, Allah swt berfirman, “Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia”. Yang mana pada saat itu sama sekali kaum Yunus belum merasakan azab Allah swt. Akan tetapi dzahir ayat mengatakan bahwa Allah mengangkat kaum Yunus dari azab karena mereka telah beriman yang seakan-akan kaum Yunus telah merasakan azab Allah.
Atau dalam riwayat juga dikatakan bahwa siapa saja yang bersyahadat dengan “Asyhaduanna Muhammadarrasulullah” maka ia akan keluar dari api neraka. Namun sudah sangat jelas bahwasanya orang-orang yang bersyahadat sama sekali tidak akan masuk dalam api neraka yang mana ingin keluar darinya. Akan tetapi maksud dari riwayat ini adalah terhalang dan tidak akan masuknya mereka ke dalam neraka. Maka dari itu kata “keluar” di sini bermakna terhalang dan terhindar.[3]
Maka dari itu, maksud dari ayat ini ialah tidak ada kelaziman masuknya orang-orang mukmin dalam kegelapan yang mana setelah itu ia keluar darinya, akan tetapi sesuai dengan kaidah sastra Arab dan istilah penggunaan orang Arab sehari-hari bahwa maksud dari ayat ini adalah masuknya mereka dalam naungan cahaya dan terhalangnya mereka dari masuk kedalam kegelapan.
[1] Al-Mizan, jild 2, hal 346.
[2] Mafatihul Ghaib, jild 7, hal 19.
[3] Ibid.