Sepanjang sejarah Islam, para ulama revolusioner senantiasa menjadi teladan dan panutan gerakan-gerakan menuntut kebenaran. Mereka merasakan langsung penderitaan masyarakat dan bergabung bersama orang-orang tertindas dan lemah untuk melawan kezaliman dan penindasan. Mereka ibarat gelombang besar yang menyapu kerusakan dan memberi cahaya kepada masyarakat. Sejarah cemerlang Islam telah melahirkan banyak ulama sejati yang menjadi pewaris para nabi. Para ulama pencari Tuhan akan selalu menjadi garda penjaga agama.
Imam Jakfar Shadiq as ketika mendeskripsikan para ulama berkata, "Para ulama Syiah adalah garda di front terdepan untuk melawan syaitan dan bala tentaranya. Mereka akan menghalangi Syiah kami dari serangan syaitan dan musuh. Kelompok ulama ini memiliki keutamaan yang lebih tinggi ketimbang para mujahid yang berjuang dengan senjata mereka untuk membela agama, sebab mereka (para mujahid) mempertahankan tanah air dan raga kaum Muslim, sementara para ulama mempertahankan zona hati dan tidak membiarkan musuh menembus hati dan akidah mereka."
Ayatullah Azizullah Khoshvaqt termasuk salah satu ulama yang berada dalam barisan itu. Beliau adalah seorang alim dan arif dan kepergiannya telah menyisakan kesedihan yang mendalam bagi masyarakat Islam Iran. Ayatullah Khoshvaqt dilahirkan pada tahun 1926 di Tehran, Iran dan setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas, beliau mulai mendalami ilmu-ilmu agama dan menamatkan jenjang mukaddimah hauzah ilmiah di Madrasah Larzadeh, selatan Tehran. Ayatullah Khoshvaqt kemudian melanjutkan studinya di hauzah ilmiah Qom dan menimba ilmu dari ulama-ulama besar seperti, Ayatullah Sayid Hossein Boroujerdi, Imam Khomeini, dan Syahid Mohammad Shaduqi.
Sementara di bidang hikmah dan filsafat, Ayatullah Khoshvaqt berguru kepada seorang mufassir besar Allamah Sayid Muhammad Hossein Tabatabai. Mengingat hiasan ilmu adalah beramal shaleh dan mensucikan jiwa, maka Ayatullah Khoshvaqt memohon anugerah dari Allah Swt dan bertekad untuk meniti jalan penyucian jiwa dan sairus suluk. Nafas irfani Allamah Tabatabai telah membakar semangat Ayatullah Khoshvaqt untuk mengenal tabir-tabir akhlak dan derajat para arif. Hal ini membuat beliau mendapat perhatian khusus dari sang guru.
Setelah memperkaya diri dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan mencerahkan jiwa dengan hikmah, akhlak, dan irfan, akhirnya Ayatullah Khoshvaqt kembali ke kota kelahirannya. Selama tinggal di Tehran, beliau memulai kegiatan sebagai imam shalat berjamaah di Masjid Imam Hasan Mujtaba as, mendidik generasi muda dan para pelajar agama, dan memberi perhatian besar kepada masyarakat dalam mengatasi kebutuhan-kebutuhan mereka. Ayatullah Khoshvaqt juga aktif membangun persahabatan dengan kaum muda dan keluarga para syuhada sehingga dikenal sebagai sosok yang menyenangkan dan penyejuk jiwa di tengah masyarakat.
Ayatullah Khoshvaqt pasca kemenangan Revolusi Islam Iran pada 1979, diangkat oleh Imam Khomeini sebagai wakil khusus beliau di Dewan Revolusi Budaya. Sejak pengangkatan itu, Ayatullah Khoshvaqt mulai meningkatkan kegiatan di bidang budaya dan memberi bimbingan dan pencerahan kepada kalangan remaja, mahasiswa, dan pelajar agama. Sampai sekarang, Masjid Imam Hasan Mujtaba as masih menjadi pusat kegiatan dan perkumpulan anak-anak muda revolusioner. Di tempat itu, mereka mengobati rasa dahaganya dengan tafsir ayat-ayat al-Quran, khutbah Nahjul Balaghah, dan Sahifah Sajjadiyah.
Ulama revolusioner ini senantiasa menekankan pandangan dan pemikiran-pemikiran Imam Khomeini serta mendukung sikap dan kebijakan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei. Kearifan Ayatullah Khoshvaqt dalam isu-isu politik dan trik-trik musuh telah menjadikan beliau sebagai rujukan untuk konsultasi oleh para politisi, cendekiawan hauzah ilmiah, dan intelektual universitas. Di antara ciri khas ulama kharismatik ini adalah menjauhkan diri dari gemerlap dunia dan memilih hidup sederhana serta membangun hubungan tulus dengan masyarakat. Sikap ini membuat beliau bagai magnet yang menarik setiap hati dan memberi keteduhan kepada lingkungan sekitar.
Pada akhirnya, Ayatullah Azizullah Khoshvaqt setelah hidup penuh berkah selama 86 tahun, berpamitan untuk selamanya dari semua orang-orang yang mencintai beliau dan bergegas menyambut panggilan Tuhan. Ayatullah Khoshvaqt meninggal dunia pada tanggal 20 Februari 2013 setelah menunaikan ibadah umrah di kota suci Makkah. Masyarakat Iran kehilangan sosok mulia dan guru besar akhlak yang selama hidupnya menjadi tumpuan masyarakat.
Berdasarkan petunjuk al-Quran, kemuliaan seseorang di sisi Tuhan terletak pada takwanya. Bimbingan akhlak dan pemikiran-pemikiran ilmiah Ayatullah Khoshvaqt juga selalu menekankan ketakwaan, akhlak mulia, dan agama.
Ayatullah Khoshvaqt dalam sebuah ucapannya mengatakan, "Sebab lemahnya iman adalah dosa dan tidak adanya komitmen riil terhadap Islam. Siapa yang menyalahgunakan kebebasan pribadinya dan berbuat dosa, ia telah menempatkan dirinya dalam kondisi tragis dan dalam bingkai kelemahan iman. Setiap dosa yang dilakukan, akan menurunkan derajat iman, dan segala tindakan yang menjaga aturan agama, akan meninggikan iman seseorang. Pilar akhlak adalah iman pada derajat yang tinggi. Jalan menuju keimanan itu adalah mencegah dosa. Dosa bertentangan dengan iman. Orang-orang yang tidak memperoleh nikmat iman, mereka akan melanggar saat tidak ada pengawas, dan iman adalah pengawas batin. Orang-orang yang beriman bahkan tidak berbuat dosa di dalam rumahnya sendiri."
Ayatullah Khoshvaqt lebih lanjut mengatakan, "Lalu bagaimana iman itu bisa benar? Dengan mempertahankan takwa, satu-satunya cara meningkatkan iman, melaksanakan hukum-hukum Allah Swt. Jika kita menunaikan kewajiban dan meninggalkan hal-hal yang haram, pekerjaan ini akan meninggikan derajat iman kita. Sementara dosa akan menurunkan derajat iman, iman yang tipis akan mendorong manusia ke arah dunia dan dosa dan kemudian akan terjebak dalam dosa-dosa besar. Orang yang bisa selamat dari musibah ini adalah mereka yang bertakwa dan menjauhi dosa."
Ayatullah Khamenei dalam pesan dukanya atas kepergian guru besar akhlak ini menulis, "Usia yang penuh berkah, penuh dengan spiritualitas dan penyucian jiwa, dan langkah-langkah kontinyu dalam sairus suluk kepada Allah Swt, senantiasa dengan perjuangan luar biasa dalam mendidik jiwa-jiwa potensial dan hati-hati yang dahaga, merupakan sekelumit dari biografi guru akhlak dan makrifat ini. Tanpa ragu bahwa kepergian pribadi istimewa ini merupakan sebuah musibah yang menyedihkan bagi mereka yang mengetahui derajat spiritual beliau dan para murid serta orang-orang yang belajar dari beliau."
Salah satu keistimewaan ulama adalah pemanfaatan ilmu dan pengetahuan mereka tidak akan berakhir dengan kepergian mereka. Imam Ali as berkata, "Ulama tetap hidup meskipun secara lahir sudah mati." Oleh sebab itu, Ayatullah Khamenei mengatakan, "Kita berharap dengan izin Allah Swt, berkah-berkah Ayatullah Khoshvaqt tidak terputus. Setelah terbebas dari ikatan materi, ruh hamba-hamba shaleh Tuhan akan memiliki kapasitas yang lebih besar, mereka berdoa, mengayomi, dan memberi petunjuk. Kita harus melestarikan dan mempertahankan hubungan kita dengan mereka, ini akan menguntungkan kita dan kita akan beruntung dengan doa-doa mereka, perhatian mereka, dan berkah mereka."
Jasad Ayatullah Khoshvaqt dimakamkan pada tanggal 23 Februari 2013 di Komplek Makam Sayid Abdul Azim al-Hasani di kota Rei (selatan Tehran) di tengah kehadiran ribuan masyarakat untuk memberi penghormatan kepada beliau. Shalat jenazah juga langsung dipimpin oleh Ayatullah Khamenei.