سورة التغابن
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1) هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ فَمِنْكُمْ كَافِرٌ وَمِنْكُمْ مُؤْمِنٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (2)
Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; hanya Allah lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (64: 1)
Dialah yang menciptakan kamu maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang mukmin. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (64: 2)
Surat At-Taghabun diturunkan di Madinah dan terdiri dari 18 ayat. Pembahasan utama ayat ini mengenai asal mula penciptaan dunia, manusia dan persiapan menghadapi hari kiamat sehingga manusia tidak akan merugi.
Surah At-Taghabun, seperti beberapa surah al-Qur'an lainnya, diawali dengan puji-pujian dan pengagungan (tasbih) kepada Tuhan, tentunya tasbih selalu mendahului puji-pujian (Hamd). Dalam tasbih, kami menyakini Tuhan itu murni dan bebas dari setiap cacat dan ketidaksempurnaan serta tindakan bodoh dan kejam, tetapi dalam pujian (Hamd), kami berterima kasih dan memuji Dia atas kebesaran ciptaan dan luasnya berkah.
Segala makhluk di alam semesta memuji dan memuliakan Tuhan dengan mulut dan lidahnya serta bersaksi tentang ilmu, kekuasaan dan kedaulatan mutlak Tuhan Yang Maha Esa atas alam semesta. Namun sementara itu, sebagian orang tidak bertindak selaras dengan alam semesta dalam menggunakan otoritas dan kehendak yang Tuhan berikan kepada mereka; Artinya, mereka tidak bersedia memuji dan mengagungkan Tuhan bahkan tidak mengakui keberadaan-Nya.
Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Dalam budaya al-Quran, seluruh makhluk baik padat, tumbuhan dan hewan, memiliki perasaan, dan berdasarkan perasaan tersebut, mereka mengetahui asal penciptaan dunia dan mengagungkan-Nya.
2. Sejumlah manusia memiliki keberadaan yang tidak merata; Mereka tidak beriman kepada Tuhan dan tidak mensyukuri nikmat-Nya.
3. Tuhan adalah penguasa Yang Maha Kuasa, berbeda dengan penguasa manusia yang tidak mampu melakukan banyak hal.
4. Manusia adalah makhluk yang memiliki hak untuk memilih, bukan dipaksa.
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ (3) يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعْلِنُونَ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (4)
Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Dia membentuk rupamu dan dibaguskan-Nya rupamu itu dan hanya kepada Allah-lah kembali(mu). (64: 3)
Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati. (64: 4)
Dalam banyak ayat al-Quran ditegaskan bahwa penciptaan dunia dan manusia didasarkan pada ilmu dan hikmah serta memiliki tujuan, karena Tuhan tidak melakukan pekerjaan yang boros atau sia-sia. Tidak ada kepalsuan dalam pekerjaan Tuhan dan semuanya didasarkan pada kebenaran dan keadilan. Tentu saja dalam hal ini manusia mempunyai tempat yang istimewa dan Tuhan telah menciptakannya dalam wujud dan karakter yang terbaik.
Tidak diragukan lagi, penciptaan manusia sangatlah menakjubkan dan segala macam seni, keanggunan dan desain telah digunakan di dalamnya. Perlu disebutkan bahwa Tuhan menciptakan manusia dari air yang tak berharga dan membesarkannya di sebuah bengkel gelap yang disebut rahim dan menjadikan bentuk terbaik dan terindah di dalamnya.
Menariknya, setiap bagian tubuh manusia seperti kepala, wajah, mata, tangan, kaki, dan organ lainnya ditempatkan pada tempatnya yang tepat dan sesuai, serta perpaduan dan proporsinya membuat tubuh manusia menjadi indah, terutama wajahnya.
Sebagaimana Tuhan adalah asal mula alam semesta, semua orang kembali kepada-Nya dan tidak ada makhluk yang keluar dari jalur pasti ini.
Setelah penciptaan, Dia tidak meninggalkan manusia dan dunia sendirian, tetapi Dia selalu mengawasi dan merawat mereka. Tidak ada sesuatu pun yang berada di luar jangkauan pengetahuan-Nya dan Dia mengetahui semua hal yang terbuka dan tersembunyi dan bahkan motif batin seseorang.
Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Penciptaan dunia bukan kebetulan dan tanpa rencana, tapi dunia ini dan seluruh makhluknya, termasuk manusia diciptakan berdasarkan rencana dan tujuan tertentu.
2. Tuhan adalah awal dan akhir dunia dan dunia sedang bergerak menuju tujuan ilahi.
3. Tuhan juga mengetahui perbuatan rahasia manusia, dan juga pikiran, motivasi dan rahasia yang tersembunyi di hati mereka.
4. Jika seseorang mengetahui bahwa dirinya tidak sendirian di dunia ini, namun perbuatannya selalu dalam pengawasan Allah, maka ia akan terhindar dari kejahatan dan dosa serta lebih giat dalam beramal saleh.
أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ فَذَاقُوا وَبَالَ أَمْرِهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (5) ذَلِكَ بِأَنَّهُ كَانَتْ تَأْتِيهِمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالُوا أَبَشَرٌ يَهْدُونَنَا فَكَفَرُوا وَتَوَلَّوْا وَاسْتَغْنَى اللَّهُ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (6)
Apakah belum datang kepadamu (hai orang-orang kafir) berita orang-orang kafir terdahulu. Maka mereka telah merasakan akibat yang buruk dari perbuatan mereka dan mereka memperoleh azab yang pedih. (64: 5)
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-Rasul mereka membawa keterangan-keterangan lalu mereka berkata: "Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami?" lalu mereka ingkar dan berpaling; dan Allah tidak memerlukan (mereka). Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (64: 6)
Pada ayat sebelumnya telah disebutkan kekafiran sekelompok orang; Ayat-ayat ini membahas akar kekafiran mereka dan mengatakan: Mereka mendengar kata-kata para Nabi yang jelas dan logis tentang menghindari kemusyrikan dan penyembahan berhala dan melihat mukjizat mereka, tetapi mereka mencari-cari alasan untuk tidak beriman.
Oleh karena itu, terkadang mereka berkata: Kami tidak mengikuti para nabi yang seperti kami. Keunggulan apa yang mereka miliki dibandingkan kita sehingga mereka harus menjadi pemimpin kita dan kita harus mengikuti mereka? Dan terkadang mereka berkata: Mengapa Tuhan ingin kita beriman, taat, dan beribadah?
Faktanya, kesombongan dan kecongkakan dan mungkin menganggap dirinya lebih unggul menyebabkan mereka tidak menerima kebenaran dan menghilangkan bimbingan Ilahi yang datang kepada mereka melalui para nabi. Siksaan atas kekafiran dan pengingkaran ini, yang disebabkan oleh sifat keras kepala, menimpa mereka di dunia dan mereka akan disiksa di akhirat pula.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Dalam al-Quran dianjurkan untuk mempelajari sejarah kaum terdahulu dan mengambil pelajaran dari nasib mereka.
2. Ada amalan yang membuat seseorang merasakan sebagian azab di dunia, dan tentu azab yang utuh akan ada di hari kiamat.
3. Orang kafir diazab karena mereka mendengar kebenaran dan memahaminya, tapi menentangnya karena kesombongan, serta menolak menerimanya.