کمالوندی

کمالوندی

 

Sejumlah media mengabarkan pecahnya baku tembak di perbatasan Lebanon dan wilayah pendudukan. Media-media rezim Zionis Israel menyebutnya “insiden keamanan” di perbatasan.

Fars News (27/7/2020) melaporkan, media-media Israel termasuk Kan 11 TV Israel dalam pesan di akun Twitternya mengabarkan baku tembak di perbatasan Lebanon dan wilayah pendudukan.
 
Stasiun televisi Sky News mengabarkan, para pejuang Hizbullah dan militer Israel terlibat kontak senjata di wilayah pertanian Shebaa. Sementara Al Jazeera memberitakan terdengarnya suara ledakan di dekat perbatasan Lebanon dan wilayah pendudukan.
 
Menurut Al Jazeera, militer Israel menembakan meriam ke sekitar wilayah Roysat Al Alam, dan Kfar Shuba.
 
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, akibat baku tembak dengan Hizbullah, militer Israel mengerahkan pasukan cadangan ke perbatasan. 
 
Menurut Sky News, merespon pertempuran yang terjadi hari ini, militer Israel mengimbau pemukim Zionis di wilayah perbatasan untuk tidak keluar rumah.

 

Hizbullah Lebanon merilis pernyataan terkait insiden serangan militer yang terjadi hari ini, Senin (27/7/2020) di perbatasan wilayah pendudukan.

Fars News (27/7) mengutip stasiun televisi Al Mayadeen melaporkan, Hizbullah dalam pernyataannya mengatakan, semua yang diberitakan media musuh tentang gagalnya operasi penyerbuan dari wilayah Lebanon ke Israel, tidak benar.
 
Ditambahkannya, statemen terkait gugur atau terlukanya pejuang Hizbullah dalam operasi pemboman di sekitar lokasi pertempuran, sama sekali tidak benar.
 
Menurut Hizbullah, klaim Israel adalah upaya untuk menciptakan kemenangan palsu, dan ilusi.
 
“Sampai detik ini tidak ada pertempuran atau penembakan dari kelompok perlawanan Islam (Hizbullah) dalam insiden hari ini, tembakan datang dari satu arah, dari musuh penakut yang cemas dan licik,” imbuhnya.
 
Hizbullah menegaskan, balasan kami atas gugurnya saudara pejuang Ali Kamel Mohsen dalam serangan ke sekitar bandara Damaskus, pasti dilakukan.
 
Gerakan perlawanan Islam Lebanon memperingatkan bahwa Israel harus menunggu hukuman atas kejahatannya tersebut.
 
“Pemboman hari ini yang dilakukan ke desa Al Habariye, dan serangan ke rumah salah seorang warga Lebanon, tidak akan pernah kami biarkan,” pungkasnya. (

 

Menteri Luar Negeri Lebanon mengatakan sejarah rezim Zionis Israel di kawasan selalu dipenuhi permusuhan, dan agresi militer. Menurutnya, Lebanon akan membela diri dari segala bentuk agresi.

Fars News (27/7/2020) melaporkan, Menlu Lebanon Nassif Hitti menegaskan sikap rakyat negara ini untuk membela tanah airnya dari segala bentuk agresi militer.
 
Situs berita Al Ahed menulis, Menlu Lebanon menuturkan, kami akan membela negara kami dari setiap agresi, dan sejarah Israel di kawasan dipenuhi dengan agresi, dan permusuhan.
 
Nassif Hitti juga menegaskan komitmen Lebanon atas resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB.
 
“Tidak boleh ada perubahan dalam jumlah, dan tugas pasukan penjaga perdamaian UNIFIL, dan kami berharap masyarakat internasional serta peran negara-negara Arab dalam menjaga keamanan Lebanon,” pungkasnya. 

 

Sebuah sumber terpercaya mengabarkan, satelit mata-mata rezim Zionis, Ofek 16 berputar-putar sendiri dengan kecepatan tinggi di luar angkasa.

Fars News (27/7/2020) melaporkan, sumber terpercaya itu kepada Fars News terkait peluncuran satelit mata-mata Israel, Ofek 16 pada 6 Juli 2020 menuturkan, meski para pejabat Israel mengaku bahwa satelit tersebut berhasil mengirim foto-foto berkualitas tinggi, namun sebenarnya satelit itu sepenuhnya tidak stabil, dan sedang berputar-putar sendiri dengan kecepatan tinggi.
 
Sumber itu menambahkan, pada satelit-satelit pengambil gambar, jika ia berputar meski sedikit saja ia akan kehilangan kemampuan untuk mengambil gambar, dan karena satelit ini berputar dengan kecepatan tinggi, klaim pejabat Israel bahwa satelit tersebut mengirim gambar berkualitas, sama sekali tidak bisa dipercaya.
 
Pada 6 Juli 2020, Israel meluncurkan satelit mata-mata Ofek 16 ke luar angkasa dengan maksud memata-matai seluruh wilayah Timur Tengah, dan Menteri Perang Israel menyebut peluncuran satelit ini sebagai prestasi besar industri pertahanan Israel. 

 

Hizbullah mereaksi serangan rezim Zionis Israel ke selatan Lebanon dan mengumumkan, Israel karena saking ketakutannya atas kelompok perlawanan, menjadi kebingungan.

Militer Israel, Senin (27/7/2020) menyerang dataran tinggi Kfar Shuba, dan lahan pertanian Shebaa, Lebanon.

Pasca serangan tersebut, sejumlah media Israel mengabarkan pasukan Hizbullah, dan militer Israel terlibat baku tembak di lahan pertanian Shebaa.

Stasiun televisi Alalam melaporkan, Hizbullah, Senin (27/7) membantah klaim media Israel dan mengumumkan, klaim media Israel terkait operasi penerobosan Hizbullah ke wilayah pendudukan, dan gugurnya salah satu pejuang kelompok ini, tidak benar, dan itu hanya upaya Israel untuk meraih kemenangan semu, dan palsu.

Hizbullah mengatakan, ketakutan militer Israel, dan pemukim Zionis di perbatasan Lebanon dan wilayah pendudukan, serta kesiagaan dan kekhawatiran mendalam mereka atas kemungkinan balasan Hizbullah, menyebabkan rezim ini mengalami kebingungan di media dan medan tempur.

Hizbullah menegaskan, tidak ada satu tembakan pun yang dilepaskan Hizbullah, dan statemen Israel sama sekali tidak benar, penembakan dilakukan satu arah oleh Israel.

"Balasan kami atas gugurnya pejuang Hizbullah di Suriah, dan pemboman hari ini ke rumah warga sipil di desa Al Habariye di perbatasan Lebanon, pasti dilakukan," pungkasnya. 

 

Mantan menteri luar negeri rezim Zionis Israel mengatakan, sungguh disesalkan Sekjen Hizbullah telah membuktikan ucapannya.

Fars News (28/7/2020) melaporkan, Avigdor Lieberman yang juga Ketua Partai Yisrael Beiteinu menyinggung lumpuhnya wilayah utara pendudukan karena ketakutan atas balasan Hizbullah Lebanon.
 
Seperti diberitakan stasiun televisi Al Mayadeen, Lieberman menuturkan, sungguh disayangkan Nasrullah telah membuktikan ucapannya, mata dibalas mata, gigi dibalas gigi.
 
Ia menambahkan, salah satu anggota Hizbullah tewas di Damaskus, dan seluruh wilayah utara pendudukan lumpuh.
 
Sebelumnya media-media Israel, Senin (27/7) mengabarkan terjadinya baku tembak di perbatasan Lebanon dan wilayah pendudukan.
 
Akan tetapi Hizbullah membantah berita tersebut dan mengumumkan, semua yang diberitakan media musuh terkait gagalnya operasi penerobosan dari dalam Lebanon ke wilayah pendudukan, tidak benar.

 

Sebuah pesawat tempur Angkatan Laut Amerika Serikat secara mengejutkan terbang di dekat kota Shanghai, timur Cina.

Situs surat kabar South China Morning Post, Senin (27/7/2020) melaporkan, pesawat-pesawat tempur Amerika kembali mendekati wilayah Cina, bahkan hingga jarak kurang dari 100 kilometer dari kota Shanghai, di tengah ketegangan yang meningkat akibat penutupan konsulat dua negara.

Pesawat anti-kapal selam Amerika, P-8A dan pesawat pengintai EP-3E pada hari Minggu (26/7) memasuki Selat Taiwan dan terbang di Zhejian serta Fujian.

Pesawat anti-kapal selam itu beroperasi bersama kapal perang USS Rafael Peralta di dekat Shanghai.

P-8A terbang pada jarak 76,5 kilometer dari kota Shanghai, jarak terdekat yang pernah dicapai pesawat tempur Amerika di wilayah dekat Cina, sementara pesawat EP-3E terbang pada jarak 106 kilometer dari pantai selatan Fujian.

 

Mustafa al-Kadhimi, PM Irak, berada di Iran pada hari Selasa, 21/7/2020, dan menemui petinggi Teheran, terkhusus Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Revolusi Islam.

“Irak tidak akan pernah membiarkan kedaulatannya dijadikan ancaman untuk Iran. Baghdad benar-benar ingin merajut kerjasama murni nir-intervensi,” tegas PM Mustafa al-Kadhimi dalam pertemuannya dengan Sayid Ali Khamenei.

Ditambah lagi, kedua pemimpin Negara Iran-Irak, Hassan Rouhani dan Mustafa al-Kadhimi menekankan bahwa Teheran dan Baghdad mengimpikan peningkatan kerjasama hingga 20 miliar dolar.

“Ini adalah pukulan telak terhadap manuver Saudi dan AS yang ingin memotong tali relasi Iran di Irak di bawah kesepakatan energi. Washington dan Riyadh berupaya mempercepat proyek resolusi listrik antara Irak dan negara-negara Teluk Persia,” tulis al-Mayadeen menyorot lika-liku Teluk Persia akhir-akhir ini.

Salah seorang analis ternama Lebanon, Anis al-Naqqash kepada al-Mayadeen menjelaskan, “Perdana Menteri Irak sangat fokus pada keputusan pemerintah untuk mengusir pasukan AS. Siapapun yang mengatakan bahwa Mukawamah di Irak semakin lemah pasca teror Shahid Soleimani dan al-Muhandis, ia salah berfikir.”

Menurut Anis al-Naqqash, pihak manapun yang telah membuka kran peran politik AS di Timteng, seharusnya ia menutupnya cepat-cepat.

“Rusia dan Iran adalah dua pihak yang menegaskan akan menjerat Gedung Putih, karena Amerika bukanlah negara yang meyakini kedaulatan sebuah bangsa. Mereka juga intervensi urusan dalam negeri orang.”

Ehsan al-Shammari, salah seorang pakar politik, kepada al-Mayadeen juga mengatakan, “Irak bisa menentukan siapa kawan dan siapa lawan. Irak tidak dalam perjalanan untuk mencari musuh dan al-Kadhimi juga bergerak demi upaya menarik Baghdad dari konflik Kawasan. Dia berupaya menciptakan stabilitas regional.”

Benar memang, kata Ehsan, bahwa al-Kadhimi tidak terjun menengahi pihak-pihak Kawasan. “Gerak Baghdad tertuju pada politik netral yang akan berdampak besar pada stabilitas dalam negeri Irak.”

Mohammad Javad Zarif di Rusia: Kerjasama Rusia-Iran diperpanjang hingga 20 tahun ke depan

Tak lama sebelum kunjungan al-Kadhimi, Menlu Zarif telah mendarat di Moskow, Rusia. Mohammad Javad Zarif juga mengadakan jadwal tatap muka dengan petinggi Moskow, termasuk Presiden Putin dan Menlu Lavrov.

Dalam pertemuan ini, kedua belah pihak sepakat menambah jangka waktu kerjasama hingga 20 tahun ke depan.

Di tengah embargo buta AS, Rusia-China-Iran berhasil merajut tali persaudaraan. Dan tentu hubungan itu dibangun dalam satu konsep netralisir efek boikot dan penguatan relasi segitiga.

Viacheslav Matozov, mantan Diplomat Rusia, mengamati langkah Zarif di Rusia dan menegaskan nilai istimewa dari strategi Iran.

“Ini adalah langkah baru di bawah payung konvergensi dua negara. Suasana hangat menyelimuti pertemuan Zarif dan petinggi negara Rusia.”

“Kebijakan-kebijakan Amerika untuk mengasingkan Iran, Rusia dan China berasal dari pemikiran retrogresif atau mundur karena hubungan Rusia-Iran semakin dalam lebih dari sebelumnya,” tegas Matozov.

Di akhir, al-Mayadeen menjelaskan, “Politik dan ekonomi baru internasional dalam menghadapi mata unilateralisme AS sudah semakin kuat dan mengakar. Hubungan AS dengan negara-negara, bahkan dengan sekutunya sekalipun mengalami problem. AS tidak lagi menjadi polisi dunia.”

 

Media media Irak pada Jumat (24/7) mengabarkan sejumlah roket telah ditembakkan ke arah pangkalan militer Amerika Serikat di bagian selatan ibu kota Irak.

Pangkalan militer Besmayah menjadi sasaran tembakan roket jenis Katyusha. Portal berita miliki militer Irak mengabarkan jumlah roket yang ditembakkan ke pangkalan militer Amerika Serikat yang terletak di bagian selatan Baghdad itu sebanyak empat buah.

Hingga berita ini beredar, belum ada kelompok yang dinyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Pangkalan militer Besmayah telah menjadi basis militer pasukan koalisi internasional anti-ISIS yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

Sebelum ini, pangkalan militer ini juga sudah pernah menjadi sasaran tembakan roket dan proyektil. pada pekan lalu pasukan koalisi mengklaim telah memindahkan seluruh pasukannya dari pangkalan militer itu.

 

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters pada Jumat pagi bahwa pesawat tempur F-15 Amerika telah terlihat di depan pesawat penumpang Iran, tetapi masih pada jarak yang aman.

Menurut Bill Urban, juru bicara organisasi Komando Sentral AS (Centcom), dua jet tempur AS terbang secara illegal di pangkalan militer Al-Tanf (di tanah Suriah) ketika sebuah pesawat terbang Iran terbang di atas wilayah tersebut.

“Selama misi udara rutinnya di dekat pangkalan Al-Tanf di Suriah, pesawat tempur F-15 telah mengganggu pesawat penumpang Mahan Iran pada jarak yang aman sekitar 1.000 meter,” kata Bill Urban, juru bicara organisasi Komando Sentral AS, kepada VOA.

Dia menambahkan bahwa pesawat itu melakukan inspeksi visual dilakukan di pangkalan Al-Tanf untuk memastikan keselamatan personel koalisi, dan bahwa ketika pilot F-15 mengidentifikasi pesawat sebagai pesawat penumpang Mahan Air, F-15 dengan aman menjauhkan diri darinya.

Seorang juru bicara untuk Centcom mengklaim bahwa gangguan oleh jet tempur AS terhadap pesawat penumpang Iran adalah profesional dan sesuai dengan standar internasional.

Pada Kamis malam, dua jet tempur asing mengganggu sebuah pesawat Iran di wilayah udara Suriah.

Pesawat penumpang Iran sedang dalam perjalanan ke bandara Beirut ketika jet tempur yang menyerang mendekatinya dan pilot terpaksa mengurangi ketinggian pesawat tiba-tiba, sehingga melukai sejumlah penumpang.

Sayyid Abbas Mousavi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran, mengatakan sehubungan dengan insiden yang terjadi pada pesawat Mahan menuju Beirut: “Rincian insiden ini sedang diselidiki dan setelah menyelesaikan penyelidikan, langkah-langkah politik dan hukum yang diperlukan akan diambil.”