43 tahun telah berlalu dari kemenangan Revolusi Islam Iran. Selama 43 tahun ini, Iran mencapai banyak kemajuan. Sementara arus-arus menyimpang bukan saja tidak meliputnya, bahkan ingin memutarbalikkan kondisi yang ada dan menyembunyikan keberhasilan ini.
Revolusi Islam Iran yang memiliki esensi Islami adalah sebuah revolusi yang mendapat dukungan besar dari rakyat, dan termasuk peristiwa terpenting di abad 20 serta meraih kemenangan dengan perjuangan yang besar. Revolusi ini kini memasuki usianya yang ke-44. Urgensitas penjelasan akan kemajuan Revolusi Islam juga mengharuskan penjelasan atas sebagian karakteristik pemerintahan Pahlevi. Secara global ada empat karakteristik pemerintahan Pahlevi yang paling penting dari yang lain, seperti despotisme dalam negeri, korupsi yang luas khususnya di puncak kekuasaan, ketergantungan terhadap AS dan masyarakat yang ditindas.
Salah satu karakteristik unggul pemerintahan Pahlevi adalah despotisme dan tirani di dalam negeri. Rezim Pahlevi menerapkan kediktatorannya melalui dua sarana Savak (di Tehran dan pusat kota) dan Gendarmerie (lembaga militer di kota-kota dan desa). Di era pemerintahan rezim Pahlevi, wacana seperti pemilu, partai dan kebebasan berpendapat tidak memiliki arti. Mohammad Reza Pahlevi membentuk Partai Rastakhiz untuk menyatukan kekuasaan dan seluruh rakyat juga harus menjadi anggota partai tersebut.
Perbandingan kemajuan infrastruktur Iran saat ini di banding dengan sebelum Revolusi
Ciri lain dari pemerintahan Pahlavi adalah korupsi yang meluas di pucuk pimpinan kekuasaan. Dalam bukunya, Assadollah Alam merujuk pada korupsi moral para pejabat pemerintahan Pahlavi. “Korupsi begitu merajalela di tingkat atas negara bahkan telah melampaui batas rasa malu,” tulis Alam dalam bukunya, mengutip Hoveyda. Banyak karya telah meneliti korupsi ekonomi pejabat pemerintah Pahlavi, termasuk Mohammad Reza Shah dan anggota keluarganya.
The Financial Times melaporkan jumlah aset yang diambil oleh diktator buronan dari berbagai negara dan menulis tentang Mohammad Reza Pahlavi: "Syah Iran yang digulingkan telah mengambil 35 miliar dolar kekayaan dari negara." Ardeshir Zahedi juga menulis tentang jumlah kekayaan yang telah dibawa Shah ke luar negeri: "Yang Mulia telah membawa 31 miliar dolar ke luar negeri."
Karakteristik lain dari pemerintahan Pahlavi adalah ketergantungannya yang besar pada kekuatan asing, terutama Amerika Serikat. Pemerintah Pahlavi secara psikologis, politik, defensif, dan keamanan bergantung dan menjadi boneka Amerika Serikat. Menurut doktrin dua pilar Nixon, Iran adalah gendarmerie regional. Realisasi kepentingan Amerika dalam kebijakan luar negeri adalah bagian dari komitmen rezim Pahlavi. Dalam politik dalam negeri, meskipun pilar kekuasaan Pahlavi kedua adalah tiga pilar: tentara, birokrasi, dan pengadilan, ia juga memiliki pilar keempat, yaitu dukungan Amerika. Ciri lain dari pemerintahan Pahlavi adalah aristokrasi di puncak kekuasaan dan deprivasi dalam tubuh politik. Selama era Pahlavi, 46 persen warga hidup dalam kemiskinan absolut, 73 persen di pedesaan, 46 persen buta huruf, dan 96 persen desa tidak memiliki listrik. Terlepas dari situasi ini, beberapa di dalam dan di luar Iran berusaha untuk memurnikan rezim Pahlavi dengan mendistorsi pencapaian 43 tahun Revolusi Islam.
Ada sejumlah kesulitan untuk memaparkan kemajuan Iran setelah kemenangan Revolusi Islam, salah satunya adalah adalah ketidakjelasan konsep/wacana. Ketidakjelasan konsep ini artinya wacana dan konsep kemajuan adalah sama dan berarti simbol fisik dan ekonomi seperti menciptakan lapangan kerja, membangun bandara udara, kilang minyak, jalan dan lain sebagainya. Di Barat, jenis kemajuan ini disebut kemajuan linier. Dalam literatur politik Revolusi Islam dan dalam sistem epistemologi Imam Khomeini, disebut dengan sebutan “kemajuan” dan bukan “pembangunan”, karena dalam sistem politik Islam tercakup dimensi material dan spiritual manusia.
Salah satu tantangan revolusi dengan Barat adalah terkait cara memandang manusia, karena dalam sistem Islam pertumbuhan kebajikan moral, pertumbuhan spiritualitas dan keamanan moral menjadi perhatian, tetapi di Barat ini tidak ada artinya dan apa yang penting dan menjadi tugas pemerintah adalah menjamin kesejahteraan dan keamanan, sementara pertumbuhan spiritualitas bukanlah salah satu tugas dan tanggung jawab pemerintah.
Dalam pemerintahan Islam dan sistem Republik Islam yang timbul darinya, ada kepedulian terhadap pertumbuhan spiritualitas dan kebajikan moral yang menjadi kewajiban pemerintah, dan ini adalah salah satu kendala Revolusi Islam dengan Barat. Oleh karena itu, salah satu contoh kemajuan Revolusi Islam adalah tumbuhnya spiritualitas dan keutamaan moral dalam tubuh masyarakat, sehingga saat ini masyarakat Iran, meskipun tidak menghadapi pembatasan sosial, telah mengalami pertumbuhan yang signifikan. Dalam konsep Barat, ketika membahas pembangunan, sebagian besar aspek material yang nyata diperhitungkan. Dengan demikian, hal-hal seperti i'tikaaf tidak dianggap sebagai kemajuan, padahal ini adalah salah satu bidang kemajuan spiritual masyarakat.
Aspek lain dari kemajuan Revolusi Islam termasuk melawan penindasan, perlawanan terhadap dominasi dan paksaan serta tuntutan kemerdekaan, di mana, selama 43 tahun, Iran, negara yang bergantung, telah menjadi kekuatan nasional yang independen dalam arti kata yang sebenarnya. Sejak zaman Agha Mohammad Khan Qajar - ketika era modern dimulai - terutama setelah Fath Ali Shah, dengan kekalahan dari Rusia selama dua periode perang dan pemaksaan kontrak kolonial, keberadaan perdana menteri yang dipaksakan, kudeta, pendudukan Iran, mencopot dan mengangkat Shah (raja), rakyat tidak punya tempat.
Iran yang beradab di era Safawi baik secara geografis dan posisi dalam 200 tahun ini telah hancur, Iran yang di era Safawi Eropa berbaris untuk berdagang negara ini. Revolusi Islam telah memulihkan identitas orang Iran dalam hal karakter historis mereka, dan ini dianggap sebagai contoh kemajuan.
Dalam 57 tahun rezim Pahlavi, menurut statistik yang tersedia, situasi negara menghadapi 46 persen kemiskinan absolut, 73 persen warga hidup di pedesaan dan 46 persen warga buta huruf, dan Revolusi Islam mengambil alih negara dalam situasi ini. Meskipun ada universitas sebelum revolusi, ada 150.000 mahasiswa, dan menurut Pemimpin Tertinggi Revolusi, ada profesor yang baik, tetapi tidak ada penemuan atau inovasi.
Di beberapa sektor di mana sanksi telah berlaku, peristiwa yang terjadi di Iran di bawah tekanan puluhan media yang membom negara kita dengan baik menjelaskan kesulitan ini. Misalnya, di sektor kedokteran revolusi dan pemuda Iran yang cerdas berada di puncak sains. Dalam situasi saat ini, terdapat 20 juta orang terpelajar yang mengenyam pendidikan tinggi dan lebih dari 1.500 unit universitas, dan meminimalisasi buta huruf merupakan isu yang sangat penting. Tidak adanya fasilitas di desa-desa sehingga pada awal revolusi sebenarnya tidak ada yang baru di desa, hanya lambang pemerintahan di desa adalah koperasi desa, tetapi sekarang di desa-desa ada sekolah, jalan, telekomunikasi, gas, air, aspal, taman, gedung olahraga dan sebagainya.
Kini pedesaan Iran pun merasakan internet
Poin pentingnya adalah bahwa selama empat puluh tiga tahun, meskipun ada tekanan, sanksi dan harga tinggi, Revolusi Islam Iran telah mampu mempertahankan independensinya dan melakukan perlawanan. Yang luar biasa adalah bahwa dalam kondisi kedaulatan empat komponen separatisme, teror, perang dan sanksi yang dipaksakan kepada Revolusi Islam Iran oleh musuh, kemajuan Revolusi Islam sangat berharga. Jika Revolusi Islam tidak terlibat dalam perang dan separatisme, tidak akan ada sanksi, dan tokoh intelektual tidak dibunuh, maka pastinya hari ini Iran akan semakin maju dan kesulitan ekonomi akan sangat berkurang menyiksa rakyat Iran.
Bahkan tokoh-tokoh terkemuka Barat mengakui kemajuan Revolusi Islam Iran. Zbigniew Brzezinski, penasehat keamanan mantan Presiden AS, Carter, lima tahun dan beberapa bulan sebelum meninggal menjelaskan, "Negara yang selama tiga puluh tahun lebih berada di bawah represi dan sanksi paling keras, kini dengan berbagai kesulitan tersebut berada di urutan ke-17 ekonomi dunia, memiliki teknologi nuklir, dan termasuk negara terkemuka dunia di bidang sel punca. Saya sangat yakin bahwa negara ini, dengan kapasitas dan kapabilitas pribumi ini, akan menghidupkan kembali peradaban besar Islam-Iran dalam waktu yang tidak terlalu lama."
Brzezinski yang termasuk penentang utama Revolusi Islam di era Carter mengatakan, Iran dari sisi demokrasi, terdepan dari negara-negara tetangga...menurut keyakinan Saya, Iran sebuah pemerintah-bangsa kredibel, identitas kredibel ini menjadi faktor solidaritas di negara ini, sesuatu yang sangat jarang ditemukan di mayoritas negara-negara Timur Tengah."