Ayat ke 193
Artinya:
Dan jika kamu (hai orang-orang musyrik) menyerunya (berhala) untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu; sama saja (hasilnya) buat kamu menyeru mereka ataupun kamu herdiam diri. (7: 193)
Sebelumnya telah disebutkan bahwa sebagian orang tua semestinya mengajak anak-anak mereka, yang merupakan amanat Tuhan itu menuju ke jalan Allah Swt, namun malah membiarkan anak-anak mereka terseret ke jalan selain Allah. Ayat ini mengatakan, "Hal-hal yang kalian anggap dapat memberi petunjuk, yaitu berhala-berhala, sama sekali tidak bisa memberi apapun kepada kalian. Jika kalian meminta petunjuk kepada berhala-berhala itu, mereka tidak akan menjawab apapun. Permohonan kalian kepada berhala itu tidak akan sampai ke manapun, karena selain Allah, tidak ada wujud lain yang memiliki kekuasaan independen. Semua makhluk hanya mampu melakukan pekerjaan selama Allah mengizinkannya.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Setiap hamba tidak memiliki justifikasi atau alasan apapun untuk menyembah selain Allah, apalagi menyembah sesuatu benda yang tak bernyawa dan lebih lemah dari manusia itu sendiri.
2. Permohonan manusia yang terpenting terhadap zat yang disembah adalah permohonan untuk mendapat petunjuk menuju kebahagiaan. Petunjuk seperti ini tidak bisa diberikan oleh tuhan-tuhan berhala dan hanya bisa diberikan oleh Allah Swt.
Ayat ke 194
Artinya:
Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu lalu biarkanlah mereka mmperkenankan permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang benar. (7: 194)
Ayat ini menyatakan bahwa semua manusia adalah hamba dan ciptaan Allah. Semua manusia sama-sama memerlukan anugerah dan bantuan dari Allah. Semua manusia setara dan tidak ada yang lebih hebat dari yang lain. Karena itu, mengapa kalian menyembah sesama manusia dan meminta pertolongan kepadanya? Apakah kalian menyangka mereka itu memiliki kekuatan atas diri kalian? Jika kalian menyangka demikian, pergilah pada sembahan-sembahan itu dan mintalah hal-hal yang menjadi keinginan kalian, agar kalian dapat menyaksikan sendiri apakah berhala-berhala itu mampu memenuhi pemintaan kalian. Ayat ini mungkin juga dimaksudkan untuk menyindir orang-orang Kristen yang menganggap Nabi Isa al-Masih adalah Tuhan dan menjadikannya sesembahan.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Zat yang disembah haruslah lebih baik daripada zat yang menyembah. Karena itu, penyembahan manusia terhadap sesama manusia, apalagi terhadap benda mati, sama sekali tidak masuk akal dan tidak memiliki dalil.
2. Zat yang disembah harus memiliki kemampuan untuk memenuhi segala keperluan hamba-hamba yang menyembahnya. Karena selain Allah tak ada sesuatu pun yang memiliki kekuasaan semacam ini, maka selain Allah, tidak ada sesuatupun yang pantas disembah.
Ayat ke 195
Artinya:
Apakah berhala-berhala mempunyai kaki yang dengan itu ia dapat berjalan, atau mempunyai tangan yang dengan itu ia dapat memegang dengan keras, atau mempunyai mata yang dengan itu ia dapat melihat, atau mempunyai telinga yang dengan itu ia dapat mendengar? Katakanlah: "Panggillah berhala-berhalamu yang kamu jadikan sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan)-ku. tanpa memberi tangguh (kepada-ku)". (7: 195)
Pada pembahasan ayat sebelumnya yaitu ayat 194, telah dijelaskan bahwa Allah mencela orang-orang yang menjadikan sesama manusia sebagai sesembahan. Sementara itu, ayat ke 195 ini mengecam dan mencela orang-orang yang menyembah makhluk-makhluk yang lebih lemah daripada manusia, misalnya patung batu atau patung kayu yang tak bernyawa. Benda-benda ini bahkan tidak mampu berjalan, berbicara, melihat, atau mendengar. Melalui ayat ini Allah Swt memerintahkan Nabi Muhammad Saw agar menyadarkan manusia yang khilaf dan sesat agar mereka melepaskan diri dari penyembahan terhadap berhala. Ayat ini menantang orang-orang yang menyembah berhala itu agar meminta kepada sesembahannya untuk mendatangkan bala terhadap Allah. Tentu saja, berhala-berhala itu sama sekali tidak mampu berbuat apapun.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Para nabi utusan Allah dan para pemimpin di jalan Allah, memiliki keimanan yang sangat teguh, sehingga mereka berani menantang musuh-musuh Allah agar terungkap kelemahan dan kesesatan dari orang-orang yang mengingkari Allah.
2. Kaum Musyrikin tidak pernah menaati seruan para nabi. Dalam menolak seruan nabi mereka beralasan bahwa para nabi adalah manusia yang seperti mereka. Namun anehnya, mereka malah menyembah patung-patung berhala, yang lebih lemah dan lebih hina dari mereka.
Ayat ke 196
Artinya:
Sesungguhnya pelindungku ialahlah Yang telah menurunkan Al Kitab (Al Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh. (7: 196)
Pada ayat-ayat sebelumnya, telah dijelaskan berbagai kelemahan dari sesembahan selain Allah Swt. Pada ayat ini disebutkan bahwa Rasulullah secara tegas mendefinisikan Tuhan yang disembahnya. Rasulullah Saw bersabda, "Aku hanya mau menyembah Allah Swt Sang Pencipta alam semesta dan tidak akan melakukan penyembahan terhadap sesama manusia atau hal-hal lain selain Allah. Allah yang menurunkan wahyu dan ayat-ayat-Nya kepadaku sebagai petunjuk bagi kalian semua umat manusia. Dialah Tuhan yang melindungi orang-orang yang bersih dan beramal saleh. Dialah yang bertanggung jawab atas keselamatan orang-orang yang saleh."
Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Seseorang yang saleh dan bersih memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah. Al-Quran menggolongkan para nabi sebagai orang-orang yang saleh dan suci.
2. Dalam menempuh jalan yang lurus, kita tidak perlu takut untuk berjalan sendirian karena Allah telah berjanji untuk membantu dan melindungi orang-orang yang saleh.
3. Selain memberikan petujuk mengenai jalan hidup yang harus ditempuh manusia, Allah Swt juga selalu membantu manusia dalam menjalani jalan yang lurus tersebut.