Surat al-Anfal memiliki 75 ayat dan diturunkan di kota Madinah. Surat ini disebut al-Anfal yang berarti kelebihan dikarenakan adanya kata al-Anfal di ayat pertama surat ini. Selain itu, asurat ini juga menjelaskan hukum al-Anfal dan kekayaan milik umum secara terperinci. Tapi surat ini punya nama lain yaitu Badr. Karena kebanyakan ayat-ayat dalam surat ini membicarakan tentang perang Badr. Dalam sejarah Islam, perang Badr merupakan perang pertama umat Islam dengan kalangan Musyrikin. Dalam ayat ini juga dijelaskan panjang lebar mengenai bantuan Allah kepada umat Islam dalam perang ini.
Selain berbicara tentang perang Badr, ayat-ayat surat al-Anfal secara terperinci juga menjelaskan ciri khas pasukan hak dan pasukan batil. Surat ini juga memberikan pelajaran tentang sejarah Nabi Muhammad Saw dan bagaimana beliau berlaku dengan umat Islam terkait masalah seperti harta rampasan perang, Baitul Mal, hukum jihad, tawanan perang dan bagaimana membagi harta rampasan perang.
Ayat ke 1
Artinya:
Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman". (8: 1)
Dalam al-Quran ada sekitar 130 kali pertanyaan dan turunan katanya dan ungkapan "Yasaluunaka" disebutkan dalam al-Quran sebanyak 15 kali. Kata al-Anfal sendiri berarti banyak dan pemberian. Ketika seseorang melakukan shalat lebih dari shalat wajib maka shalat itu disebut nafilah atau kelebihan, maka al-Anfal merupakan kelebihan dari harta. Sementara dalam buku-buku hadis dan fiqih disebutkan bahwa sumber alam, kekayaan milik umum, harta rampasan perang, harta yang tidak ada pemiliknya, harta orang meninggal yang tidak ada pewarisnya, hutan, tambang dan lain-lainnya disebut Anfal.
Sebelum datangnya Islam cara pembagian harta rampasan perang dilakukan secara diskriminatif. Pasca perang Badr, umat Islam yang memenangkan perang dihadapkan pada harta rampasan perang yang banyak. Apa yang harus dilakukan dengan ini semua dan siapa yang mendapat prioritas untuk memilikinya. Akhirnya mereka menanyakan masalah ini kepada Rasulullah Saw dan beliau sendiri yang turun tangan membagi harta rampasan perang itu. Beliau membaginya secara adil kepada seluruh orang yang ikut dalam perang. Perlu diketahui bahwa sekalipun ayat ini diturunkan di masa perang Badr, tapi tidak ada pengkhususan di masa itu saja, tapi berlaku juga ketika ada peperangan yang terjadi antara umat Islam dan kaum Kafir.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Pertanyaan masyarakat tentang harta rampasan perang dan jawaban Rasulullah menunjukkan Islam juga mengurusi masalah ekonomi.
2. Tujuan jihad dalam Islam adalah memenangkan kebenaran di atas kebatilan.
3. Islam punya aturan mengenai sumber daya alam.
Ayat ke 2-3
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (8: 2)
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (8: 3)
Allah Swt dalam ayat kedua surat al-Anfal menyebutkan bahwa hati orang mukmin akan bergetar ketika mengingat Allah Swt, tapi dalam ayat yang lain, surat ar-Ra'd ayat 28 Allah Swt berfirman, "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." Kedua ayat ini tidak saling kontradiksi. Karena yang pertama hati bergetar akibat takut akan keagungan Allah Swt sementara yang kedua tenang dan percaya kepada Allah Swt.
Mengingat azab ilahi pasti membuat hati orang-orang Mukmin bergetar, tapi pada saat yang sama, ketika mengingat kasih sayang Allah, membuat hati menjadi tenang. Kondisi ini sama seperti sikap seorang anak yang takut kepada orang tuanya, tapi pada saat yang sama percaya dan tenang berada di sisi mereka.
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Hanya orang mukmin yang hatinya bergetar ketika mengingat Allah Swt dan begitu mendengar ayat-ayat Allah dibacakan, maka iman mereka akan bertambah.
2. Orang-orang Mukmin yang melakukan shalat dan mendapat rezeki dari Allah akan membagi rezekinya dengan orang-orang yang membutuhkan.
Ayat ke 4
Artinya:
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia. (8: 4)
Rizqun Karim yang disebutkan dalam ayat ini berarti rezeki abadi, murni dan tanpa ada maksud apa-apa. Ayat ini menyebutkan orang-orang Mukmin yang benar-benar berada di jalan kebenaran memiliki banyak derajat di sisi Allah. Orang-orang seperti ini akan mendapat ampunan dan rezeki yang tidak ada habis-habisnya. Dan satu-satunya iman yang hakiki yang mampu menyampaikan manusia ke derajat yang tinggi di sisi Allah Swt.
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1. Iman akan menjadi sempurna bila diserta takut kepada Allah dan perbuatan baik.
2. Rahasia mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah adalah shalat dan berinfak.
3. Ketika iman manusia bisa bertambah dan berkurang, maka derajat ilahi juga bisa bertambah dan berkurang.