Surat Muhammad ayat 36-38
إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ (36) إِنْ يَسْأَلْكُمُوهَا فَيُحْفِكُمْ تَبْخَلُوا وَيُخْرِجْ أَضْغَانَكُمْ (37)
Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu. (47: 36)
Jika Dia meminta harta kepadamu lalu mendesak kamu (supaya memberikan semuanya) niscaya kamu akan kikir dan Dia akan menampakkan kedengkianmu. (47: 37)
Salah satu faktor ketergantungan terhadap dunia adalah padangan keliru atas kehidupan di dunia. Mereka yang menganggap kekayaan dan kekuatannya akan langgeng di dunia, akan sangat bergantung kepada dunia. Orang seperti ini tidak akan bersedia mengorbankan hartanya di jalan Tuhan, atau memanfaatkan kekuasaannya untuk memperkuat agama ilahi.
Sementara menurut perspektif orang mukmin, dunia tak ubahnya sebuah jalan di antara lembah dan hutan yang indah; Sebagian orang kehilangan tujuannya dan berhenti di pinggir jalan, serta sibuk berfoya-foya dan bertamasya di bawah pohon rindang dan di pinggir danau.
Tapi orang beriman tidak akan melupakan tujuannya. Mereka seperti orang yang lain, berhenti di pinggir jalan tapi tidak selamanya dan hanya sesuai dengan kebutuhannya. Mereka tidak berhenti lama dan dengan cepat melanjutkan perjalanannya menuju tujuan final. Selain itu, orang beriman meniti jalan kehidupan berdasarkan takwa, sehingga tidak akan melanggar rambu-rambu ilahi selama perjalanannya dan sampai ke tujuan dengan selamat.
Wajar jika di jalan ini orang yang lebih cepat berjalan dan sampai ke tujuan adalah mereka yang tidak banyak membawa beban, sehingga tidak akan senantiasa khawatir menjaganya. Mereka setiap berhenti di tempat pemberhentian sementara, hanya mengambil apa yang diperlukan dan meninggalkan sisanya bagi mereka yang membutuhkan.
Yang mencegah perjalanan manusia di jalan kehidupan adalah ketamakan dan sifat kikir. Sifat ini tidak memungkinkan manusia membawa beban yang ringan dan berjalan dengan cepat ke tujuan.
Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Tenggelam dalam kenikmatan duniawi, sangat bergantung kepadanya dan melupakan akhirat, tidak sesuai dengan iman dan takwa ilahi.
2. Dunia manusia tidak beriman, seperti dunia anak-anak yang sangat bergantung dengan mainannya serta melewati hari-harinya dengan bermain.
3. Memiliki harta dan kekayaan diperlukan untuk melewati hidup duniawi, tapi hanya seperlunya, bukannya tujuan akhir kehidupan adalah mengumpulkan harta dan menimbunnya.
4. Tamak dan kikir, mencegah manusia melakukan kewajiban ilahi terkait infak dan bersedekah.
هَاأَنْتُمْ هَؤُلَاءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَمِنْكُمْ مَنْ يَبْخَلُ وَمَنْ يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ (38)
Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini. (47: 38)
Ayat terakhir Surah Muhammad ini melanjutkan ayat sebelumnya terkait ketergantungan sekelompok orang mukmin terhadap harta dan kekayaan duniawi serta sikap enggan merekauntuk menginfakkanya di jalan Tuhan. Ayat ini menyatakan, jika kalian beriman kepada Tuhan, maka keharusan dari iman bukan sekedar shalat dan puasa yang tidak membutuhkan biaya, tapi keharusan beriman adalah mengeluarkan harta kalian dalam bentuk zakat, atau jihad untuk memperkuat agama Allah. Mereka yang kikir di jalan ini, jangan menganggap bahwa Tuhan membutuhkan mereka ketika memberi perintah seperti ini, tapi justru mereka yang membutuhkan Tuhan dan semakin mereka kikir, sejatinya mereka terhalang untuk mendapat pahala dan rahmat ilahi di dunia dan akhirat.
Akhir ayat ini dengan mengatakan, jangan kalian mengira karena beriman, maka kalian akan senantiasa mendapat rahmat dan bantuan Tuhan di dunia. Jika kalian menolak melakukan kewajiban dalam menjaga agama dan berperang melawan musuh Tuhan, maka secara bertahap kekuatan kalian akan menurun dan musnah. Jika demikian, Tuhan akan menggantikan kalian dengan kelompok lain yang berusaha keras untuk membela agama Tuhan dan tidak kikir dalam menginfakkan sebagian hartanya di jalan Tuhan.
Dari satu ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kikir dalam berinfak tidak selaras dengan iman kepada Tuhan. Dan orang mukmin tidak kikir.
2. Wajar jika manusia harus berinfak di jalan Tuhan sesuai dengan kemampuannya. Ia harus menyadari bahwa Tuhan Maha Kaya dan tidak butuh kepada mereka, dan manusia dengan mengumpulkan harta dan kekayaan tidak akan membuat mereka tidak membutuhkan Tuhan.
3. Orang beriman akan mendapat pertolongan dan dukungan Tuhan ketika dengan benar menjalankan kewajibannya dan Tuhan tidak memberi jaminan kepada siapa pun.
4. Mengorbankan jiwa dan harta di jalan Tuhan, faktor yang membuat sebuah masyarakat tetap eksis dan meninggalkannya karena sifat bergantung kepada dunia, akan membuat masyarakat dilupakan dan digantikan dengan kaum yang lain.