Surat Al-Fath ayat 1-4
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا (1) لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (2) وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا (3)
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, (48: 1)
supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, (48: 2)
dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). (48: 3)
Surat ini diturunkan setelah perjanjian Hudaibiyah tahun enam hijriyah. Di tahun tersebut, Rasulullah dan sejumlah Muslim Madinah menuju Mekah untuk menunaikan ibadah umrah, tapi kaum Musyrik memblokir jalan mereka di dekat Mekah, tepatnya di daerah Hudaibiyah dan melarang mereka memasuki Mekah.
Perundingan antara kaum Muslim dan musyrik akhirnya berujung pada perjanjian damai antara Nabi dan pembesar Quraisy dengan tujuan umat Muslim untuk tahun-tahun selanjutnya diijinkan menunaikan ibadah haji. Ketika Rasulullah kembali ke Madinah, surat ini turun dan memberi kabar gembira kemenangan umat Muslim.
Ayat ini yang diturunkan setelah Perjanjian Hudaibiyah termasuk mukadimah (pendahuluan) bagi sebuah kemenangan penting di masa mendatang. Karena sebelumnya, orang musyrik hanya berpikir untuk menghancurkan umat Muslim dan tidak menganggap komunitas ini. Tapi hasil dari Perjanjian Hudaibiyah adalah umat Muslim diakui dan mereka meraih kemenangan pasti dengan penaklukan kota Mekah tahun 8 Hijriyah.
Dengan pengutusan Rasulullah Saw, tradisi keliru dan sesat era jahiliyah dipertanyakan. Berdasarkan ajaran Islam, sistem kasta sosial dihancurkan, dan seluruh umat manusia dari setiap etnis dan kabilah adalah hamba Tuhan dan sesama saudara. Namun demikian perjuangan Rasulullah melawan penyembahan berhala dan tradisi jahiliyah telah mengganggu para pembesar musyrik dan ini bukan sesuatu yang mudah diabaikan. Dengan demikian, mereka menganggap Rasulullah berdosa karena memberantas nilai dan tradisi keliru jahiliyah dan menciptakan perubahan di sendi-sendi masyarakat.
Singkatnya dapat dikatakan bahwa prestasi penting Perjanjian Hudaibiyah dan hasilnya adalah penaklukan kota Mekah yang kemudian disusul dengan pemusnahan tradisi keliru jahiliyah. Rasulullah Saw menerapkan sistem Islam di Mekah dan Madinah, mengakhiri perseteruan antara kabilah dan menerapkan spirit persaudaraan di antara seluruh lapisan masyarakat.
Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Perencanaan dan pengambilan keputusan berdasarkan fakta yang ada memberikan dasar untuk sukses. Kemenangan atas musuh tidak selalu dalam bayang-bayang perang dan jihad; Terkadang perdamaian dan rekonsiliasi juga memberikan dasar untuk kemenangan atas musuh.
2. Jika kita mengejar untuk menjalankan kewajiban dan tidak takut akan dampaknya, maka Allah Swt akan mengatut supaya dampak dan pengaruh tersebut hilang dan yang muncul adalah hasil yang diiginkan.
3. Keputusan Rasulullah Saw untuk berdamai atau berperang melawan musuh sesuai dengan petunjuk dan arahan Allah Swt, dan beliau tidak bertidak sesuai dengan hawa nafsunya.
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا (4)
Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, (48: 4)
Di peristiwa Perjanjian Hudaibiyah, mayoritas Muslim sedih dan terpukul karena tidak mendapat kesempatan untuk berziarah ke Mekah dan melakukan ibadah umrah. Namun turunnya surat ini dan kabar gembira akan kemenangan mereka di masa depan, telah memberi ketenangan kepada mereka dan membuat imannya terhadap ucapan Rasul dan Tuhan serta janji-Nya semakin solid.
Wajar jika mereka yang meyakini dunia berada di bawah pengaturan Tuhan dan seluru fenomena alam di langit dan bumi seperti tentara Tuhan, tidak pernah merasa kalah dan tidak takut akan kekuatan serta wibawa musuh.
Dari satu ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Salah satu karunia Tuhan bagi orang-orang yang beriman adalah membawa kedamaian di hati mereka, sebagaimana salah satu hukuman bagi orang-orang kafir adalah menanamkan rasa takut dalam hati mereka.
2. Iman memiliki derajat dan selalu berfluktuasi, mengalami naik dan turun. Faktanya keberadaan kesulitaan dan munculnya beragam fenomena, termasuk ujian untuk mengukur iman seseorang.
3. Perhatian pada kekuatan, pengetahuan dan kebijaksanaan Tuhan, dan fakta bahwa semua fenomena alam berada di bawah aturan dan perintah Tuhan, memberikan kedamaian batin bagi orang beriman.