Cinta Ibadah dan Munajat
 
Di hari kesembilan Muharram (Tasua), Umar bin Saad dan komandan pasukan Syam memutuskan untuk melakukan serangan sekaligus agar dapat membantai seluruh pasukan Imam Husein as. Oleh karenanya, pasukan mereka diarahkan menuju kemah-kemah Imam Husein as.
 
 
Hiruk-pikuk pasukan musuh sampai ke telingan para sahabat Imam Husein as. Beliau segera mengutus Abu al-Fadhl al-Abbas untuk mencari tahu alasan pergerakan musuh. Abul Fadhl al-Abbas segera pergi untuk mengikuti pergerakan musuh dan mencari informasi akan tujuan mereka.
 
Abbas kembali dan menyampaikan kepada Imam Husein as, ÔÇ£Umar bin Saad mengatakan engkau harus memilih berbaiat kepada Yazid atau bersiap-siap untuk berperang.ÔÇØ
 
Imam Husein as berkata kepada saudaranya:
 
ÔÇ£Kembalilah kepada mereka dan berusaha agar perang ditangguhkan keesokan harinya agar kita dapat melalui malam ini dengan salat, berdoa dan beristighfar. Allah Maha Mengetahui bahwa saya begitu mencintai salat, membaca al-Quran, berdoa dan meminta ampunan-Nya.ÔÇØ (Husain bin Hasan, Kamal Kharazmi, Maqtal Kharazmi, jilid 2, hal 558)
 
Kebangkitan Imam Husein demi menghidupkan agama dari segala dimensinya termasuk ibadah dan salat. Dimensi spiritual dan hidup dengan penghambaan merupakan dimensi kehidupan manusia paling mulia, sementara salat merupakan tanda kehidupan spiritual umat Islam yang paling menonjol. Dengan mencermati pengaruh prefentiv, konstruktif dan pendidikan terkait berhubungan dengan Allah, salat menjadi satu hal paling penting dalam Islam.
 
Dalam Kebangkitan Asyura, Imam Husein as sangat mementingkan masalah salat. Beliau bersama para sahabatnya menghabiskan malam Asyura dengan salat dan bermunajat kepada Allah Swt. Cinta akan salat, berdoa, membaca al-Quran, beristighfar dan berdoa begitu membuncah dalam dada Imam Husein as, sehingga beliau memerintahkan saudaranya Abbas berbicara kepada musuh bahwa bila mereka menginginkan perang, maka tangguhkan itu hingga keesokan harinya, agar di akhir malam dari kehidupan mereka dapat dilalui dengan munajar kepada Allah.
 
Menurut para sejarawan, suara munajat, doa dan pembacaan al-Quran di malam Asyura terdengar dari kemah Imam Husein as hingga ke pasukan musuh, sehingga sebagian dari pasukan Umar bin Saad terpengaruh dan akhirnya bergabung dengan pasukan Imam Husein as. (Ali Nazari Monfared, Ghesseh Karbala, Qom, Entesharat Soroud, 1382 Hs, cet 10, hal 243)
 
Sebagai pengikut Imam Husein as, sudah selayaknya kita juga mencintai salat dan ibadah. Karena di balik perbuatan ini, kita dapat menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan bakal sampai pada sumber cahaya dan kebahagiaan. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
 
Sumber: Pandha-ye Emam Hossein.