Sayidah Zahra telah mencapai usia pernikahan. Pada waktu itu usia sembilan tahun. Beberapa orang yang terkenal di Madinah pada waktu itu termasuk Abu Bakar dan Umar melamar beliau kepada Rasulullah Saw. Namun Rasulullah Saw tidak memberikan jawaban positif. Sampai akhirnya Sayidina Ali datang menemui Rasulullah Saw.
Sayidina Ali diam dan tidak berbicara apa-apa. Kepadanya Rasulullah Saw bertanya, “Hai Ali! Katakan, ada urusan apa denganku!”
Karena malu, wajah Sayidina Ali memerah. Rasulullah Saw berkata, “Jangan malu! Sampaikan isi hatimu!”
Sayidina Ali malu dan pelan-pelan berkata, “Anda mengenal saya dengan baik dan Anda-lah yang membesarkan saya. Saya ingin menikah dan saya tidak menemukan istri yang lebih tepat dari Zahra.”
Rasulullah Saw gembira dan dengan penuh kasih sayang berkata, “Dari semua sisi, engkau baik sebagai suami bagi Zahra. Namun, aku juga harus menanyakan pendapatnya.”
Kemudian Rasulullah Saw menemui putrinya dan menyampaikan apa yang terjadi. Sayidah Fathimah Zahra malu dan menundukkan kepalanya dan berkata, “Saya ridha dengan apa yang Anda ridhai.”
Rasulullah Saw merasa senang dan kepada Sayidina Ali berkata, “Hai Ali, engkau aku terima sebagai suami Zahra. Sekarang katakan, berapakah mahar untuk Zahra?!”
Sayidina Ali berkata, “Wahai Rasulullah! Anda cukup tahu bahwa terkait harta kekayaan, saya memiliki satu pedang, satu kuda, satu baju perang dan satu onta.”
Rasulullah Saw berkata, “Engkau memerlukan pedang untuk berjuang, onta dan kuda untuk mencari rezeki yang halal. Namun pemberani sepertimu tidak begitu memerlukan baju perang. Pergilah ke pasar dan juallah baju perangmu dan uangnya bawa ke aku.”
Sayidina Ali menjual baju perangnya seharga 480 dirham dan menyerahkan uangnya kepada Rasulullah Saw, sehingga uang itu dipakai untuk menyiapkan perabot rumah tangga untuk Sayidah Fathimah Zahra as.
Perabot Kehidupan Sayidah Fathimah Zahra
Rasulullah menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk pernikahan putrinya. Beliau meminta orang-orang sekitarnya untuk membantunya dalam menyelenggarakan acara pernikahan Sayidah Fathimah.
Setelah Sayidina Ali menjual baju perangnya, beliau menyerahkan uang itu kepada Rasulullah Saw. Rasulullah Saw pun memberikan sebagian uang itu kepada Ummu Aiman untuk menyiapkan peralatan hidup Sayidah Fathimah. Ammar, Bilal dan satu-dua orang lainnya menyertai Ummu Aiman pergi ke pasar. Kemudian Rasulullah Saw memberikan sebagian uang itu kepada Asma’ binti ‘Umais supaya membeli minyak wangi untuk Sayidah Fathimah. Ummu Salamah istri Rasulullah juga mendapatkan tugas untuk menyiapkan makanan acara pernikahan.
Setelah Ummu Aiman, Ammar dan Bila kembali dari pasar, mereka membawa barang-barang yang telah dibeli, antara lain;
1- Satu baju sederhana dan kerudung. 2- Satu cadur [hijab yang menutupi seluruh badan] berwarna hitam. 3- Tempat tidur dari bahan besi. 4- Dua kasur dari bahan katun yang satunya berisi serabut kurma dan satunya lagi berisi bulu hewan. 5- Empat bantal kulit yang berisi tumbuhan berbau wangi. 6- Satu kelambu. 7- Satu tikar untuk alas di ruangan. 8- Penggilingan. 9- Ember untuk mencuci pakaian. 10- Satu mangkok dari tanah liat. 11- Tempat air. 12- Satu kendi besar. 13- Dua gelas dari tanah liat. 14- Satu taplak kulit. 15- Abaya.
Kecintaan Para Malaikat Pada Sayidah Fathimah
Setelah pernikahan Sayidah Fathimah dan Sayidina Ali, sekelompok orang cupet dan hasud memrotes Rasulullah. Mereka berkata, “Wahai Rasulullah! Mengapa Anda menikahkan Fathimah dengan Ali dengan mahar yang tidak seberapa? Di kota ini banyak orang yang dari sisi harta lebih baik dari Ali. Mengapa Anda tidak menerima mereka sebagai suami Fathimah?
Rasulullah Saw berkata, “Aku bukan menerima Ali sebagai suami Fathimah, tapi Allah telah menikahkan Fathimah dengan Ali di sisi pohon Thuba di surga. Para malaikat Allah telah menjadi saksi dua orang ini di sisi pohon Thuba dan Allah telah memerintahkan pohon itu untuk menaburkan buah-buahnya untuk Ali dan Fathimah. Kemudian pohon itu menaburkan permata dan yakut di atas mereka. Para malaikat saling berlomba-lomba mengumpulkan permata itu. Para malaikat ini akan saling memberikan hadiah ini sampai pada Hari Kiamat dan mengatakan, “Ini adalah saweran pernikahan Fathimah; putri Rasulullah...” (Emi Nur Hayati)
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Sayidah Fathimah Zahra as