Kelahiran Imam Husein as
Pada hari ketiga bulan Sya'ban tahun keempat Hijrah, di salah satu rumah terbaik di dunia, berita kelahiran seorang anak membuat hati Nabi Muhammad Saw dipenuhi kegembiraan. Kelahiran seorang anak bernama Husein, anak kedua dari Ali dan Fathimah as. Ia dilahirkan ke dunia untuk melanjutkan jalan yang telah dimulai oleh Rasulullah Saw.
Pada hari penuh berkah ini, kami mengucapkan selamat kepada Anda pada hari kelahiran Imam Husein as dan berikut ini tinjauan singkat tentang kehidupan Imam Husein as.
Diriwayatkan dari Imam Shadiq as, "Ketika Imam Husein as terlahir ke dunia, malaikat Jibril as diperintahkan oleh Allah Swt bersama seribu malaikat turun ke bumi untuk mengucapkan selamat kepada bayi Fathimah az-Zahra as." Nama beliau adalah Husein as dan di dalam Taurat dikenal dengan Syubbar dan Syubeir, semenetara dalam Injil disebut Tab atau Tayyib. Imam Husein as dipanggil dengan Aba Abdillah dan Sayid Syabab Ahlil Jannah merupakan sebutannya.
Kepribadian Imam Husein as memiliki kelebihan khusus. Beliau merupakan keturunan Nabi Muhammad Saw dan selama enam tahun hidup bersama Rasulullah Saw. Kesucian kakeknya sangat mempengaruhi kepribadiannya. Dalam ziarah yang dinisbatkan kepada beliau kita membaca, "Wahai Tuanku! (Wahai Aba Abdillah!) Saya bersaksi bahwa engkau adalah cahaya dari tulang sulbi mulia dan rahim suci (keturunan mulia dan suci), dimana Jahiliah dan kekotoran tidak memasukimu."
Salah satu poin kehidupan Imam Husein as yang paling indah dan paling menonjol adalah perhatian dan minat besar Nabi Muhammad Saw kepadanya dan saudara lelakinya Imam Hasan as. Nabi Muhammad Saw bersama sekelompok sahabat pergi ke sebuah acara jamuan. Di pertengahan jalan beliau melihat Imam Husein as tengah bermain di sebuah gang. Beliau kemudian mendekatnya dan menjemputnya, tapi ia lari karena anak-anak dan seberapa usaha Nabi untuk mengikutinya, ia lari ke tempat lain. Nabi tetap mengikutinya dengan tersenyum, sampai berhasil mendekapnya, kemudian Nabi Saw menyium bibirnya dan setelah itu bersabda, "Husein dari saya dan saya dari Husein. Allah Swt mencintai orang yang mencintai Husein."
Lingkungan tempat lahir Imam Husein as dan beliau dibesarkan adalah lingkungan yang mendapat perhatian langsung Imam Ali as dan Sayidah Fathimah as. Imam Husein hidup dalam lingkungan dengan permata asli keadilan, kebajikan, dan prinsip-prinsip etika tertinggi yang memanifestasikan dirinya dalam kebesaran hati mereka. Imam Husein as belajar logika dari para pendidik hebatnya bahwa kehdiupan tanpa cita-cita tertinggi sama dengan kematian dan bila kebenaran tidak berkelindan dengan kehidupan, maka kehidupan tidak bermakna.
Dengan kata lain, Imam Husein as dari awal masa kanak-kanak bersama dengan sumber rahmat ilahi yang diberkati, sehingga mampu memahami kehidupan yang benar dan kemanusiaan. Dalam banyak kasus, ketika wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, Imam Husein as melihat wajah suci beliau dan menjadikan hamparan cahaya suci beliau sebagai modal terbaik untuk dirinya, sehingga Imam Husein as mampu mengumpulkan kebajikan pada dirnya dan menjadi tokoh terbesar di hadapan semua orang, bahkan musuh.
Wajah Imam Hussein as menyenangkan dan menarik dan bahasanya ekspresif dan fasih, sehingga mengingatkan orang akan Ali as. Dari awal masa remaja, Imam Husein as dengan keberanian dan kebijaksanaan, membela agama Islam dan kepemimpinan sebagai prinsip-prinsip penting dalam hidupnya. Dari sudut pandang Husein bin Ali as, pengetahuan adalah pengantar untuk kesempurnaan dan keunggulan. Beliau adalah lautan ilmu dan pengetahuan serta sadar akan semua dunia dan fenomena.
Beliau berkata, "Kami adalah tempat dimana ilmu al-Quran dan apa yang dijelaskan di dalamnya berada dan apa yang ada pada kami tidak ada pada makhluk apapun. Karena kami adalah bagian dari rahasia Tuhan." Keberseiringan antara ilmu pengetahuan dan mistisisme dalam diri Imam Husein as membuat jiwanya halus dan pasti. Jantungnya berdetak kencang bagi yang lemah dan kurang mampu dan ketika ia berdoa kepada Tuhan, bisikan-bisikan irfannya menunjukkan dunia pengetahuan dan cinta.
Hanya lima puluh tahun sejak wafatnya Nabi Muhammad Saw, kebatilan termanifestasikan dalam pakaian kebenaran. Muncul serangkaian manusia pecinta dunia, melarikan diri dari kebenaran, pendendam, hati yang keras akibat menyebarkan fitnah dan tipuan mereka menistakan masyarakat dan menyimpangkan agama. Imam Husein as tahu kenyataan ini bahwa jika kebenaran tersisihkan, maka cita-cita kebenaran sebenarnya tidak pernah kalah, tapi selalu hidup dan tetap bercahaya di kegelapan sejarah.
Kebangkitan Imam Husein as adalah contoh jelas dari ayat al-Quran ini yang menyatakan, "Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir..." (QS. Ali Imran: 13) Dengan kata lain, Imam Husein as dan Yazid adalah simbol dari dua aliran benar dan salah yang saling berhadap-hadapan.
Imam Husein as adalah orang yang berani, penyayang, baik hati dan sangat rendah hati yang makan bersama orang-orang miskin dan membutuhkan serta menerima undangan mereka, sebaliknya beliau juga mengundang mereka. Beliau membayarkan utang orang lain dan selalu membela orang tertindas. Dari sisi keilmuan, beliau seperti ayahnya Imam Ali as menguasai segala ilmu pengetahuan. Dalam menyifati Imam Husein as ada banyak kisah dan tulisan dalam sejarah, di mana bukan hanya umat Islam yang menulis tapi juga non-Muslim yang entah bagaimana mengekspresikan dedikasi mereka kepada beliau.
Salah satu dari mereka adalah Antoine Bara, jurnalis dan peneliti Kristen dalam sebuah wawancara mengatakan, "Harus ada upaya untuk mengeksploitasi energi spiritual yang berada dalam semangat gerakan Husein. Kekuatan ini adalah kepercayaan di kalangan umat Islam dan harus dianggap sebagai ideal dan simbol yang memiliki tujuan besar untuk diperkenalkan kepada dunia. Amanat ini adalah kekayaan dan warisan besar yang dimiliki oleh seluruh dunia dan perlu ditawarkan kepada umat manusia "
Dalam bukunya, Hosein dalam Pemikiran Kristen, Antoine Bara menganalisa karakter Husein as dan menulis, "Selama kita ingin memperkenalkan karakter Husein as, kita tidak bisa menjelaskan sebanyak sepersepuluh dari kehebatan kata-kata yang disampaikan Nabi Muhammad Saw tentang Husein bahwa Imam Husein as pemimpin anak muda di surga. Saya percaya bahwa Imam Husein as adalah pelita Islam. Pelita yang menerangi jalan keselamatan bagi jutaan Muslim dan memperingatkan mereka agar tidak terjatuh dalam pusaran kesesatan dan dengan cahaya abadinya, beliau menunjukkan jalan yang benar kepada manusia di dunia. Imam Husein as adalah perisai Islam karena ia menjaga keimanan, kepercayaan, dan spiritualitas agama dari segala kelemahan, rasa tidak aman, penghinaan dan jika tidak, Islam sebagai prinsip dalam dunia batin manusia tidak berakar dan interpretasi saya yang lain lebih penting yang lain adalah sesungguhnya Husein adalah hati nurani semua agama sampai akhir sejarah. Husein as dengan sikap unik ini berkata, "Demi Allah! Aku tidak akan pernah mengulurkan tangan kehinaan dan tidak akan melarikan diri seperti budak," dan itu berarti beliau mampu menjelaskan konsep tinggi tentang kemuliaan dan membuat kagum semua pemilik kebijaksanaan."
Hari ini, kita merayakan ulang tahun kelahiran Hussein (AS), yang telah belajar pelajaran abadi dari kehidupan, pemikiran, dan kebangkitannya. Pada hari ulang tahun kelahirannya, ia mengakui fakta bahwa umat manusia terperangkap dalam kehidupan sebuah mesin, di zaman nilai-nilai etika yang indah satu demi satu, telah menemukan keberhasilan yang akrab dengan kepribadian hebat ini dan kisah Hussein (AS). ), Tidak sekali, berapa kali ia membaca, dan menetapkan tujuan dan tujuannya sebagai pemimpin upaya yang sah. Memang, Hussein (AS) adalah kebenaran abadi yang dapat membiasakan manusia dengan konsep kehidupan terbaik.