Sejarah mencatat nama-nama orang yang berperan besar dalam perubahan dunia, termasuk perempuan. Lembaran sejarah Islam dipenuhi dengan peran besar para perempuan teladan dan mulia dengan perjuangan dan pengorbanannya yang masih menjadi inspirasi hingga kini. Salah satu di antara para wanita teladan tersebut adalah Sayidah Khadijah al-Kubra, istri Rasulullah Saw.
Beliaulah perempuan pertama yang menerima Islam sebagai agama yang dibawa Rasulullah Saw. Perjuangan dan pengorbanan Sayidah Khadijah untuk membantu Nabi Muhammad Saw sangat besar, sehingga kepergiannya menghadap ilahi di tahun yang sama dengan wafatnya paman Rasulullah Saw, Abu Thalib.
Kehilangan dua orang yang sangat dicintai itu, membuat Rasulullah Saw tenggelam dalam duka yang sangat berat. Oleh karena itu, tahun itu dikenal dengan nama Aam-ul-Huzn atau tahun kesedihan.
Sayidah Khadijah yang dikenal di Indonesia dengan sebutan Siti Khadijah dilahirkan di kota Mekkah, 15 tahun sebelum tahun Gajah, dan wafat 10 Ramadhan tahun ke-10 dari kenabian.
Di Indonesia, nama beliau menjadi salah satu nama yang paling banyak digunakan untuk muslimah, yang menunjukkan penghormatan sekaligus kecintaan masyarakat Muslim negara ini terhadap istri Rasulullah Saw itu.
Image Caption
Kita simak bagaimana pandangan salah seorang Muslimah Indonesia mengenai Sayidah Khadijah. Seorang ibu sekaligus profesional muda Indonesia, Ibu Inong Hunain mengungkapkan pandangannya:
Wawancara 1
Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari sosok Siti Khadijah yang bisa dilihat dari berbagai sisi peran beliau, dengan berbagai keutamaannya masing-masing.
Ada pertanyaan mendasar yang mengemuka apakah kemuliaan dan keutamaan yang dimiliki Sayidah Khadijah karena status beliau sebagai Istri Nabi? Pertanyaan ini penting untuk dijawab karena berkaitan dengan kapasitas beliau sebagai tokoh wanita yang layak diteladani. Mengenai hal ini, simak tanggapan salah seorang penulis Indonesia, ibu Ahmad sebagai berikut:
Wawancara 2
Kedudukan tinggi yang diperoleh Sayidah Khadijah di sisi Allah swt, tentu saja berkat upaya keras melalui berbagai amal kebajikannya, terutama perjuangan dan pengorbanannya demi membela agama Islam. Dari kehidupan Sayidah Khadijah, apa yang bisa dipetik keteladanannya untuk kita. Ibu Ahmad menjelaskan masalah ini.
Wawancara 3