Jejak Israel di Balik Krisis Suriah dan Mesir

Rate this item
(0 votes)

Rezim Zionis Israel terus menyulut konflik dan menebarkan fitnah dan konspirasi di Timur Tengah dan Afrika Utara. Dukungan Israel terhadap teroris di Suriah bukan rahasia lagi. Puluhan teroris di Suriah yang terluka dalam bentrokan dengan militer negara Arab itu dengan mudah masuk ke Palestina pendudukan (Israel) untuk berobat di rumah sakit Israel. Dalam beberapa pekan terakhir tercatat 66 teroris yang berobat ke rumah sakit Israel. Baru-baru ini sejumlah teroris yang terluka juga dikirim ke Israel untuk mendapat perawatan medis.

 

Berobatnya teroris di Suriah ke Israel bukan satu-satunya bukti yang menunjukkan hubungan antara mereka dan rezim Zionis, namun masih banyak bukti lainnya yang menunjukkan hubungan erat antara kelompok-kelompok teroris di Suriah dan Israel. Militer Israel dalam operasinya selama ini telah sering menemukan senjata-senjata buatan Israel yang dipakai oleh militan.

 

Sejak bulan Maret 2011, kelompok-kelompok bersenjata dan terorisdi Suriah dengan dukungan dari berbagai pihak asing termasuk Qatar, Arab Saudi, Israel, Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat, telah membuat kekacauan dan menebar kejahatan di berbagai wilayah di negara itu. Mereka membantai warga sipil dan pasukan keamanan, dan menyiapkan ruang untuk intervensi militer asing sebagai upaya untuk menggulingkan pemerintahan legal Presiden Suriah Bashar al-Assad. Hal itu dilakukan mengingat Suriah selama ini menjadi penghalang utama bagi kebijakan ekspansionis Israel.

 

Kini tidak hanya Suriah yang menjadi sasaran konspirasi Israel. Rezim Zionis saat ini tengah memfokuskan langkah-langkahnya di Mesir. Bersamaan dengan meningkatnya ketegangan di Negeri Piramida itu, rezim anak haram Barat tersebut juga menuntut Barat untuk mendukung militer Mesir.

 

Koran Zionis, Jerusalem Post mengutip seorang pejabat teras Tel Aviv menulis, pasca kerusuhan baru-baru ini di Mesir dan di wilayah Sinai, dukungan Israel dan Barat kepada militer Mesir menjadi sangat penting dan harus dilakukan. Pejabat tinggi Israel itu menambahkan, jika AS dan Uni Eropa tidak menghalangi militer Mesir untuk menggunakan fasilitas dan peralatan mereka serta tidak menekan militer negara Afrika Utara itu maka hal itu telah sangat membantu militer Mesir.

 

Pasca Presiden Mesir Muhammad Mursi digulingkan dalam kudeta militer pada tanggal 3 Juli, berbagai wilayah di negara itu dilanda kerusuhan, bahkan sejak awal pekan lalu hingga sekarang ribuan orang tewas dan terluka dalam bentrokan dengan aparat keamanan Mesir. Baru-baru ini 24 polisi Mesir juga tewas dalam serangan militan di Sinai.

 

Menurut media-media Zionis, Israel telah mengizinkan militer Mesir untuk menggunakan helikopter-helikopter Apache dan mengirim sebuahbatalyoninfanteribaru ke Semenanjung Sinai untuk menghadapi para militan di wilayah itu. Sebenarnya, Israel sangat khawatir dengan meningkatnya operasi anti-Zionis di Sinai dan pemberian izin tersebut sebagai salah satu bukti kekhawatiran itu dan sekaligus sebagai upaya untuk memberantas militan.

 

Rupanya Israel tidak sendiri dalam campur tangannya di Mesir. Sumber-sumber terpercaya di Bandara Internasional Kairo melaporkan tentang gerakan intervensi AS dalam urusan Mesir. Menurut sumber itu, pasukan AS yang terdiri dari 23 perwira yang dipimpin oleh Mayor Jenderal John Harrell akan datang ke Mesir dengan sebuah pesawat maskapai penerbangan nasional negara itu.

 

Sikap intervensif Israel terhadap Suriah dan Mesir menunjukkan peran rezim Zionis dalam menciptakan krisis di negara-negara Arab untuk mengambil keuntungan dari situasi tersebut. Campur tangan itu bertujuan supaya Suriah dan Mesir sibuk dengan urusan internal masing-masing dan pada akhirnya akan menjadi negara-negara yang lemah dan tidak akan mampu lagi untuk membantu Palestina. Dengan jalan itu, Israel akan dengan mudah memajukan kebijakan ekspansionisnya di Timur Tengah.

 

Melihat kondisi tersebut, rakyat Suriah dan Mesir serta negara-negara regional lainnya harus meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap konspirasi Israel supaya tidak terjebak dalam perangkap musuh umat Islam ini.

Read 1868 times