Kecemasan Rusia soal ISIS yang Semakin Aktif di Afghanistan

Rate this item
(0 votes)
Kecemasan Rusia soal ISIS yang Semakin Aktif di Afghanistan

 

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, para teroris di Irak dan Suriah sekarang berkumpul di Afghanistan, dan mereka mengancam keamanan negara-negara sahabat Moskow.

Atas alasan ini, Putin menganggap penting pengawasan berlanjut terhadap perbatasan Afghanistan, dan kesiapan menghadapi para teroris. Ia menilai polisi dan aparat keamanan harus saling berkoordinasi sehingga jika diperlukan dapat menggelar operasi khusus bersama.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengumumkan, pemerintah Moskow mencemaskan peningkatan aktivitas kelompok teroris ISIS di Afghanistan.

Kekhawatiran terbaru Presiden Rusia terkait pemindahan para teroris ke Afghanistan menunjukkan bahwa bukan saja perhatian Moskow atas Afghanistan berkurang, bahkan mengalami peningkatan seiring dengan situasi keamanan labil saat ini di Afghanistan, dan berlanjutnya aksi teror ISIS.

Kelompok teroris ISIS setelah berkuasanya Taliban di Afghanistan, nampak terus meningkatkan aksi terornya di negara ini, dan yang terbaru serangan teror bom bunuh diri di masjid kota Kabul dan Kunduz.

Pada saat yang sama, sejumlah laporan mengabarkan tentang pemindahan teroris dari Suriah dan Irak ke Afghanistan untuk bergabung dengan ISIS. 

Semua masalah ini menyebabkan Rusia dan negara-negara Asia Tengah sekarang merasa lebih khawatir dengan situasi keamanan yang terancam oleh aktivitas serta infiltrasi anasir teroris ISIS di Asia Tengah dan Rusia.

 Presiden Rusia menganggap situasi Afghanistan saat ini lebih sulit dan rumit karena adanya peningkatan aktivitas kelompok teroris ISIS.

Setelah pasukan Amerika Serikat dan NATO mengumumkan keluar dari Afghanistan, Washington ingin menduduki sejumlah pangkalan militer yang ada di Asia Tengah untuk dijadikan apa yang disebutnya sebagai pangkalan melawan ancaman teroris di Afghanistan.

Keinginan AS ini ditolak secara tegas oleh Rusia dan negara-negara Asia Tengah. Sebelumnya beberapa pejabat Moskow termasuk Menteri Pertahanan Sergey Shoigu sudah memperingatkan upaya AS mendirikan fasilitas logistik di negara-negara Asia Tengah, dan menganggapnya sebagai ancaman bagi stabilitas regional.

Masalah ini menjadi penting karena Rusia percaya AS sendiri penyebab utama lahir dan munculnya kembali aktivitas teror ISIS di Afghanistan selama menduduki negara itu, dan sampai sekarang Washington juga memfasilitasi pemindahan teroris dari Suriah dan Irak ke Afghanistan.

Brigadir Jenderal Rustam Minnekaev, Deputi Komandan Distrik Militer Pusat Rusia, pada awal Oktober 2021 mengumumkan sudah mengantongi informasi tentang milisi bersenjata afiliasi kelompok-kelompok teroris di sejumlah wilayah Suriah dan Irak yang diduduki AS, tengah dipindahkan ke Afghanistan.

Brigjen Minnekaev menuturkan, "Pasukan elit AS sedang melakukan langkah-langkah aktif dalam hal ini. Kami menyaksikan proses pemindahan teroris ISIS ke provinsi-provinsi utara Afghanistan yang dapat dipastikan akan menciptakan benih-benih baru ketidakamanan di kawasan."

AS selalu menjadikan ISIS sebagai alat untuk menyerang rival-rivalnya semacam Rusia, dan Cina. Dikarenakan Cina dan Afghanistan bertetangga, dan keduanya berbatasan dengan negara-negara Asia Tengah, maka dukungan terhadap ISIS dan pemindahan anasirnya ke Afghanistan, dilakukan AS untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia dan Cina, serta menciptakan gangguan keamanan bagi kedua negara itu.

Read 673 times