Hari Quds di hari Jum'at terakhir di bulan Ramadan yang ditetapkan oleh Imam Khomeini tahun 1358 Hs (1979) dijadikan hari resmi untuk mendukung rakyat Palestina.
Tahun ini, mengingat kemungkinan pengumuman Idul Fitri dan hari Jumat terakhir bulan suci Ramadan, diputuskan untuk menetapkan hari Jumat tanggal 25 Ramadan sebagai Hari Quds.
16 Mordad 1358 HS (7 Agustus 1979), kurang dari satu tahun usia Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini menyeru muslim dunia di hari Jumat terakhir bulan suci Ramadan sebagai "Hari Quds" menunjukkan solidaritas mereka dalam mendukung hak-hal legal rakyat muslim Palestina dengan menggelar pawai. Sebelumnya PBB juga telah mencatat hari simbolis lain seperti Hari Bumi oleh Palestina atau Hari Solidaritas dengan Rakyat Palestina, tapi Hari Quds dari berbagai sisi memiliki perbedaan esensial dengan hari simbolis sebelumnya, dan oleh karena itu, Hari Quds juga memiliki berbagai fungsi lain.
Dukungan Umat Islam untuk perjuangan Palestina dan pernyataan kebencian dan muak yang diperbarui terhadap perampas Al-Quds Al-Sharif pada Hari Al-Quds Sedunia tidak diragukan lagi akan mengarah pada produksi kekuatan ganda untuk berlanjutnya perlawanan rakyat Palestina yang tertindas dan deklarasi pembatalan perjanjian keji dan curang yang dikenal dengan Perjanjian Abraham dan mengutuk normalisasi hubungan dengan rezim Zionis dan pendudukan juga akan menjadi salah satu konsekuensinya.
Tahun ini, peringatan Hari Quds Sedunia akan diadakan sementara rezim Zionis lebih rapuh dari sebelumnya di jalur pembusukan dan kehancuran, kecepatan perkembangan di wilayah pendudukan menunjukkan fakta bahwa Palestina sedang melalui hari-hari yang menentukan dan apa yang terjadi di beberapa bulan terakhir, khususnya di Tepi Barat, menandakan masuknya generasi baru Palestina ke dalam medan perjuangan intifada dan anti-pendudukan.
Dengan demikian, situasi saat ini dianggap sebagai salah satu masa paling kritis bagi rezim Zionis, karena eskalasi krisis internal, peningkatan kekuatan dan stabilisasi posisi kekuatan perlawanan, serta penyebaran perjuangan Palestina ke Tepi Barat, mempersulit situasi rezim Zionis dan menurut beberapa pengamat, bahkan telah menempatkan rezim ini di ambang kehancuran. Hari Quds adalah hari Islam; Imam Khomeini mengatakan tentang Hari Quds, "Hari Quds bukan hanya hari Palestina, itu adalah hari Islam. Hari Quds bersifat universal dan bukan hari yang hanya didedikasikan untuk Quds. Itu adalah hari bagi yang tertindas untuk menghadapi yang sombong."
Padahal, Hari Quds merupakan simbol persatuan dan kemauan umat Islam melawan kejahatan rezim Zionis di Palestina dan negara-negara Islam lainnya. Ini adalah hari bagi yang tertindas di dunia untuk berdiri melawan yang angkuh dan hari teriakan penindasan sebuah bangsa yang, dengan darah anak-anaknya, menghilangkan tabir dari wajah mengerikan rezim perampas Zionis. Penetapan Jumat terakhir bulan Ramadan sebagai Hari Quds mendapat dukungan dari banyak intelektual dan seniman dunia, dan hari ini selain Iran, prosesi dan acara pada Hari Quds diadakan di berbagai negara di dunia, dan menurut sumber berita, jumlah ini mencapai 80 negara di berbagai benua di dunia.
Al-Quds Sharif, kiblat pertama umat Islam; Alasan keberadaan Masjid Al-Aqsa sangat berharga dan sangat penting tanah suci ini, tempat para nabi tinggal dan diutus, adalah kiblat pertama umat Islam dan tempat kenaikan surgawi Nabi Muhammad Saw terlebih lagi, Yerusalem juga penting secara religius bagi orang Yahudi dan Kristen.
Para pemimpin Zionisme telah mengikat kehidupan dan kelangsungan rezim palsu mereka ke kota suci ini. Dalam hal ini selama dekade terakhir, terutama selama dua dekade terakhir, para pemimpin Zionis telah mengabdikan sebagian besar dan signifikan dari prioritas program lunak, serta sejumlah besar kekuatan mereka, untuk penciptaan distrik Zionis dan Yudaisasi wilayah pendudukan yang berpusat di Quds Sharif yang saat ini dibarengi dengan dana miliaran dolar. Sejatinya fokus intens pada perluasan pemukiman Zionis dan Yudaisasi wilayah pendudukan, terutama daerah sekitar Quds, adalah tema utama dari rencana rezim Zionis untuk menghancurkan Quds.
Menyebarkan budaya perlawanan dan intifada; Ritual tahunan Hari Quds Sedunia membawa perluasan budaya perlawanan dan intifada di opini publik negara-negara Muslim, serta mengungkap sifat palsu rezim Zionis kriminal dan pembunuh anak di dunia, dan penekanan baru tentang perlunya persatuan yang lebih besar melawan rezim Zionis, dan penekanan kembali akan urgensi persatuan lebih besar dalam melawan rezim Zionis sebagai musuh utama dan bersama bangsa Muslim serta seluruh umat manusia.
Orang-orang Palestina, yang pada awalnya menggunakan batu untuk menghadapi penjajah Zionis, kini dilengkapi dengan senjata seperti roket dan memiliki motivasi yang meningkat untuk mengusir penjajah dari tanah mereka. Isu yang sangat mengkhawatirkan rezim Zionis adalah melemahnya keamanan dan intensifikasi aktivitas pemuda dan kelompok rakyat Palestina dalam menghadapi rezim ilegal ini.
Kini kelompok muqawama seperti Arin al-Usud juga turun ke medan dan melawan rezim penjajah, serta menjadi ancaman strategis bagi Zionis. Oleh karena itu, proses kompromi dan perundingan sejumlah rezim Arab sampai saat ini belum membuahkan hasil bagi Zionis, dan kini bukan hanya rakyat Tepi Barat Sungai Jordan yang bergabung dengan perjuangan rakyat Gaza, bahkan kelompok muqawama juga mulai meluas dan kian kuat.
Pentingnya Hari Quds dari perspektif Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam; Ayatullah Khamenei, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, telah berulang kali menekankan pentingnya Hari Quds Sedunia dan menganggap masalah ini lebih dari sekadar hanya masalah Palestina. Rahbar juga menunjukkan bahwa rezim Zionis adalah teroris, dan menyerukan perlunya melawan rezim ini. “Kita tengah menyongsong Hari Quds; Hari Quds sangat penting. Bukan hanya kita membela bangsa yang tertindas yang telah diusir dari tanah air dan rumahnya; Kita sebenarnya berurusan dengan sistem politik yang menindas dan arogan. Hari ini membela Palestina adalah membela kebenaran, sebuah kebenaran yang jauh lebih luas dari masalah Palestina. Hari ini, perang melawan rezim Zionis adalah perang melawan arogansi, perang melawan sistem dominasi. Seperti yang Anda lihat, Anda yang berbicara menentang rezim Zionis, pejabat dan politisi Amerika itu merasakan permusuhan dengan Anda, dia merasa bahwa Anda telah memukulnya, itulah kebenarannya. Oleh karena itu, Hari Quds harus dianggap hebat, dan pawai Hari Quds juga sangat penting."
Rahbar seraya mengisyaratkan bahwa isu Palestina sampai saat ini masih menjadi isu bersama terpenting dan hidup antara negara-negara Islam mengatakan, "Zionis merampas sejak awal mengubah Palestina pendudukan menjadi sebuah pangkalan terorisme. Israel bukan sebuah negara, sebuah pangkalan teroris melawan bangsa Palestina dan bangsa Muslim lainnya. Melawan rezim brutal ini adalah perjuangan melawan penindasan dan terorisme, dan ini adalah kewajiban setiap orang. "
Syahid Soleimani
Syahid Soleimani, teladan muqawama melawan Zionis adalah teladan terbaik pertempuran ini yang secara cerdas membentuk poros muqawama dan memimpinnya. Syahid Qasem Soleimani, komandan pasukan Quds Sepah Pasdaran yang berdasarkan arahan Rahbar berjuang di jalan ini dan gugur di tangan teroris Amerika. Syahid Soleimani salah satu sosok yang paling komitmen dan dengan baik memainkan peran dan risalahnya terhadap Pelestina dan front muqawama. Contohnya adalah pengokohan front muqawama dan dukungan terhadap rakyat Palestina di Gaza dan kemenangan Hizbullah serta front muqawama melawan rezim Zionis.
Jelas bahwa solidaritas setiap tahun warga dunia terhadap isu Palestina dan Quds Sharif akan memperkuat spirit perjuangan bangsa Palestina khususnya warga Quds dalam melawan agresi Zionis terhadap kota Quds dan Masjid al-Aqsa. Efeknya dapat dilihat pada perlawanan rakyat Palestina saat ini di Jalur Gaza dan Tepi Barat Sungai Jordan.