Pengunduran diri Benny Gantz, dari Kabinet Perang Israel, sanksi perdagangan Israel, oleh Kolombia, dan pemilu Parlemen Eropa yang dimenangkan sayap kanan ekstrem, merupakan beberapa berita politik terpenting dunia.
Pengunduran Diri Benny Gantz dari Kabinet Perang Israel
Benny Gantz, resmi mengundurkan diri dari Kabinet Perang Israel, dan menuntut digelarnya pemilu dini di Israel. Gantz, mengatakan, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mencegah kemenangan Israel, dalam perang Gaza.
Ia menegaskan bahwa kehadiran dirinya di Kabinet Perang Israel, disebabkan oleh kesamaan nasib, bukan kesamaan politik.
Benny Gantz mengaku mundur dari Kabinet Perang Israel, sebagai keputusan yang sulit, dan mengerikan. Ia meminta Netanyahu, untuk segera menggelar pemilu, dan membentuk komite pencari fakta internal.
Di Eropa, pemilu Parlemen sudah selesai dilaksanakan. Pemilu-pemilu ini adalah pemilu Parlemen Eropa pertama yang dilakukan pasca-keluarnya Inggris, dari Uni Eropa, atau BREXIT.
Berdasarkan hasil penghitungan suara yang diumumkan Komisi Pemilu Eropa, tingkat partisipasi dalam pemilu parlemen kali ini mencapai 51,59 persen, dan mengalami peningkatan dibandingkan pemilu sebelumnya.
Selain itu, hasil penghitungan suara sampai saat ini menunjukkan bahwa partai-partai politik sayap kanan, dan populis di pemilu-pemilu tersebut meraih keberhasilan signifikan.
Sementara koalisi-koalisi pusat, dan sayap kiri kehilangan banyak kursi di Parlemen Eropa, dan sekarang hanya memiliki 54 persen kursi yang tidak cukup untuk merebut mayoritas mutlak parlemen.
Kolombia tidak hanya melakukan langkah diplomatik, tapi langsung memboikot ekspor batu bara ke Israel, sebagai upaya untuk menekan rezim tersebut supaya menghentikan perang Gaza.
Keputusan pemerintah Kolombia, ini adalah sanksi dagang pertama yang dijatuhkan oleh salah satu negara Amerika Latin, terhadap Rezim Zionis.
Langkah yang didukung Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan dan Kementerian Energi Kolombia, ini, akan diimplementasikan setelah ditandatangani oleh Presiden Kolombia, Gustavo Petro.
Komisi Pemilu India, secara resmi mengumumkan kemenangan kelompok konservatif sayap kanan, Aliansi Demokratik Nasional, NDA, di bawah pimpinan Partai Bharatiya Janata, BJP, yang diketuai Narendra Modi, Perdana Menteri India, dalam pemilu parlemen negara ini.
Narendra Modi, yang tiga kali menjabat PM India, kali ini harus tergantung pada sekutu-sekutunya, karena BJP, kehilangan 32 kursi dari total 272 kursi Parlemen, dibandingkan pemilu tahun 2019, dan kali ini harus puas dengan 240 kursi di Parlemen.
Setelah KPU India mengumumkan kemenangan Aliansi Demokratik Nasional, NDA, dalam pemilu parlemen, Modi, di hadapan para pendukungnya mengatakan, India, akan memasuki fase baru dari pengambilan keputusan.