Akibat serangan rudal Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, terhadap target-target dan fasilitas militer serta keamanan Rezim Zionis (Operasi Wa'd Sadiq 2), tiga pangkalan militer asli Israel, hancur.
Mayjen Mohammad Bagheri, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran, Rabu (2/10/2024) mengatakan, "Tiga pangkalan udara asli Rezim Zionis, termasuk Mossad, sebagai pusat teror, yaitu pangkalan udara Nevatim, sebagai pangkalan udara F-35, pangkalan udara Hatzerim, dan Tel Nof, menjadi sasaran serangan rudal Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC."
Menurut Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran, serangan rudal IRGC, hanya menargetkan markas-markas militer Israel, di Wilayah pendudukan.
Ia menambahkan, "Dalam operasi ini, radar-radar strategis dan pusat-pusat konsentrasi tank, kendaraan pengangkut personel, dan konsentrasi pasukan Zionis, di area sekitar Gaza, yang bertanggung jawab atas pembantaian rakyat Gaza, menjadi target serangan."
Berdasarkan informasi IRGC, meskipun ketiga pangkalan militer Israel, itu dilindungi dengan sistem pertahanan udara paling canggih dalam jumlah banyak, namun 90 persen rudal yang ditembakkan IRGC mengenai sasaran yang dituju.
Dalam serangan rudal Iran, sirene tanda bahaya berbunyi di kota Ummul Fahm, Yokneam, dan beberapa kota lain di utara Wilayah pendudukan.
Kanal 13 televisi Rezim Zionis melaporkan, Iran, melancarkan serangan rudal ke pangkalan-pangkalan militer Israel, dan rudal-rudal itu tidak mengenai wilayah-wilayah sipil.
Menurut Kanal 13 TV Israel, Selasa malam, mengungkapkan bahwa Perdana Menteri Rezim Zionis Benjamin Netanyahu, dan beberapa menteri Israel, beberapa jam bersembunyi di tempat aman di bawah tanah kota Al Quds.
Menyusul serangan rudal Iran, ke pangkalan-pangkalan militer Rezim Zionis, aktivitas bandara internasional Ben Gurion, di Tel Aviv, terhenti total.
IRGC pada Selasa malam mengumumkan, "Dalam rangka membalas gugurnya Ismail Haniyeh, Ketua Biro Politik Hamas, Sayid Hassan Nasrullah, Sekjen Hizbullah, dan Brigjen Abbas Nilforoushan, Penasihat militer Iran, Israel, menjadi target serangan rudal."
IRGC menegaskan, "Operasi ini dilakukan dalam kerangka hak bela diri sah berdasarkan hukum internasional, dan segala bentuk kebodohan musuh akan dibalas secara mematikan serta destruktif."