Seorang analis Zionis menyoroti situasi kritis rezim Israel di Jalur Gaza dengan menyebut para pejuang Palestina sebagai musuh bebuyutan yang berperang melawan tentaranya.
Fras Oglu, seorang analis dan pakar masalah Turki, juga mengatakan bahwa gencatan senjata antara Israel dan Lebanon terjadi setelah Tel Aviv menerima pukulan yang menyakitkan dari pasukan perlawanan.
Menurut Pars Today, ketakutan Perdana Menteri rezim Zionis, kekuatan pencegahan Iran di kawasan dan serangan mengerikan Hizbullah terhadap Israel adalah beberapa topik yang akan Anda baca dalam paket berita ini dari sudut pandang para analis
Ketakutan Netanyahu dan ancamannya terhadap Assad
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini mengancam Presiden Suriah Bashar Assad dan mengklaim transfer senjata dilakukan dari Suriah ke perlawanan Hizbullah Lebanon. Netanyahu menyebut pemerintah Suriah sedang bermain api.
Khaled Kakoosh, seorang analis politik dan ketua partai Al-Shabaab al-Watani di Suriah menggambarkanancaman Benyamin Netanyahu terhadap Bashar Assad sebagai bentuk kekhawatirannya. Kakoosh mengatakan, "Ancaman Israel terhadap Suriah dimulai ketika Damaskus mulai bekerja sama dengan kelompok perlawanan".
Analis politik ini menilai ancaman tersebut tidak hanya akan menyebabkan perubahan kebijakan di Suriah, namun justru menunjukkan ketidakmampuan rezim Zionis mencapai tujuannya di Lebanon.
Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Lebanon dibayangi oleh pukulan menyakitkan Hizbullah terhadap rezim Zionis
Firas Oglu, seorang analis dan pakar masalah Turki, mengatakan, "Gencatan senjata antara Israel dan Lebanon terjadi setelah Tel Aviv menerima pukulan yang menyakitkan."
Firas Oglu menyatakan bahwa rezim Israel adalah rezim nukliryang didukung oleh Barat, dan menambahkan, "Israel tidak dapat memperoleh keuntungan apa pun dalam perang melawan Lebanon. Itulah sebabnya dia berusaha melarikan diri dari perang karena dia menderita kerugian dan korban jiwa yang besar, terutama di medan perang".
Pejuang Palestina, musuh bebuyutan rezim Israel
Analis Zionis, Mikhail Milistein menyinggung situasi buruk rezim Israel di Jalur Gaza, dan menyebut para pejuang Palestina sebagai musuh bebuyutan yang berperang melawan militer Israel.
Analis Zionis ini mengakui bahwa Israel terlibat dalam perang di Gaza yang tampaknya belum memiliki akhir yang pasti.
Iran mengurangi kekuatan Israel dan Amerika di kawasan
Sayed Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Iran kepada wartawan selama kunjungannya ke Portugal mengatakan, "Jika Barat terus mengancam untuk menerapkan kembali semua sanksi PBB terhadap Tehran, maka perdebatan nuklir di Iran mungkin akan mengarah pada kepemilikan senjata."
Dewan Hubungan Luar Negeri Amerika menulis dalam sebuah laporan analitis mengenai hal ini dengan mengatakan, "Jika dalam waktu yang tidak lama lagi, Iran dapat menguji senjata nuklirnya dalam waktu semalam. Hal ini akan mengurangi kekuatan Israel dan Amerika Serikat di kawasan. Analisis tersebut menyatakan, "Banyak pakar kebijakan luar negeri memperingatkan bahwa Iran yang memiliki senjata nuklir akan menimbulkan ancaman besar bagi Israel dan menantang kepentingan Amerika Serikat dan berbagai mitranya di Asia Barat."
Dampak ancaman tarif Trump terhadap eksportir Eropa
Analis di Deutsche Bank menyatakan kekhawatirannya bahwa ancaman tarif Trump dapat menyebabkan biaya yang lebih tinggi bagi eksportir Eropa, khususnya di sektor otomotif. Mereka meyakini jika tarif ini diterapkan, maka hal ini dapat mengganggu rantai pasokan dan mengurangi daya saing produsen ekonomi Eropa di pasar AS. Kenaikan tarif yang berkelanjutan juga dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi di Zona Euro.
Kemajuan Rusia di Ukraina
Analis militer di Institute for War Studies yang berbasis di Washington menyatakan bahwa pasukan Rusia baru-baru ini terus maju dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dibandingkan tahun 2023.
Para ahli ini percaya bahwa kemajuan pasukan Rusia di tenggara Ukraina sebagian besar merupakan hasil eksploitasi taktis terhadap kerentanan garis depan Ukraina.