Respons Tawanan Israel atas Perilaku Hamas: Kami Dianggap seperti Keluarga

Rate this item
(0 votes)
Respons Tawanan Israel atas Perilaku Hamas: Kami Dianggap seperti Keluarga

 

Perbandingan kondisi para tahanan Palestina yang baru dibebaskan, dengan tawanan Israel, menunjukkan perilaku manusiawi kelompok perlawanan, dan kemenangan mereka di bagian lain perang Gaza.

Perilaku pasukan Gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas, terhadap para tawanan Israel, dalam proses pertukaran tahanan tahap kedua telah memicu respons luas, dan kembali menarik perhatian terkait bagaimana mereka memperlakukan para tawanan Israel.
 
Salah seorang tawanan Israel, Liat Atzili, dalam wawancara dengan Haaretz menyoroti perilaku baik Hamas, dan mengatakan, “Pasukan Palestina, memperlakukan saya dengan baik, tidak mengancam saya, dan mengizinkan saya mengenakan pakaian, bahkan membantu saya mengambilkan kaca mata.”
 
Liat Atzili ditempatkan di sebuah rumah di Khan Yunis, dan seorang ibu pejuang Palestina, menemaninya. Para pejuang perlawanan menyediakan semua yang dimintanya, dan mengizinkan dirinya mandi, serta mencuci baju.
 
Menurut Liat, ia sepenuhnya bebas di dalam rumah itu, dan tidak ada yang mengontrolnya. Ia bisa leluasa lalu lalang di rumah itu, dan ia diizinkan untuk menyaksikan siaran televisi Al Jazeera. Para penjaga mengetahui makanan kesukaannya, bahkan menyediakan pizza, buah-buahan serta sayuran untuknya.
 
Danielle Aloni, tawanan perempuan Israel, sehari sebelum dibebaskan, dalam suratnya untuk komandan Brigade Al Qassam menulis, “Saya berterimakasih atas kemanusiaan luar biasa yang ditunjukkan kepada putri saya Emilia. Anda bagi Emilia layaknya ayah dan ibu, kapan pun ia mau, Anda membawanya. Ia merasa Anda semua adalah kawannya, bukan sekadar kawan tapi orang dekat dan famili yang sebenarnya. Anak-anak tidak boleh ditawan, tapi karena kebaikan Anda, dan orang-orang baik lainnya, kita bisa saling mengenal lewat cara ini. Putri saya menganggap dirinya sebagai seorang ratu di Gaza. Selamanya saya berhutang kepada Anda semua, karena anak saya tidak keluar dari Gaza dengan gangguan dan kerusakan mental.”
 
Yocheved Lifshitz, tawanan Israel, yang lain setelah dibebaskan, dalam sebuah wawancara mengungkap perilaku manusiawi para pejuang Hamas.
 
Ia menuturkan, “Ketika kami tiba di Gaza, mereka berkata bahwa mereka beriman kepada Al Quran, dan mereka Muslim, dan tidak akan melukai kami. Mereka berkata kepada kami akan memperlakukan kami sebagaimana mereka memperlakukan orang-orang di sekitarnya. Sangat baik dan penuh kasih sayang. Selalu memastikan bahwa kami memakan makanan yang baik. Makanan kami tidak ada bedanya dengan makanan mereka. Mereka memperlakukan kami dengan sangat baik. Mereka memperhatikan setiap detail masalah.”
 
Agam Goldstein-Almog, tawanan Israel, 48 tahun menjelaskan perilaku baik anggota Brigade Al Qassam dalam wawancara dengan Kanal 12 stasiun televisi Rezim Zionis.
 
Ia mengatakan, “Mereka siap mengorbankan nyawa demi menjaga saya dan tiga anak saya di hadapan pemboman jet-jet tempur Israel. Kami tengah berada di sebuah supermarket saat pemboman dimulai. Kami berlindung di balik sebuah pelindung, dan para penjaga bersenjata Hamas berdiri di depan kami, mereka melindungi kami dengan badan mereka.”
 
Pengakuan para tawanan Israel, atas perilaku terpuji Hamas, terhadap mereka, ramai di media sementara stasiun televisi Israel, KAN mengumumkan tiga tawanan perempuan Israel, yang dibebaskan dalam tahap awal gencatan senjata Gaza, mempelajari dengan baik bahasa Arab, selama 471 hari ditawan, dan mereka berada dalam kondisi sehat.
 
Kantor berita Rusia, Sputnik, menyoroti kondisi jasmani yang baik dari para tawanan Israel, setelah lebih dari 400 hari ditawan, dan menulis, “Kondisi jasmani mereka yang baik menunjukkan bahwa para pejuang Palestina, sangat menghormati prinsip-prinsip moral, dan kemanusiaan.”
 
Selain itu, media-media berbahasa Ibrani, juga melaporkan bahwa anggota Hamas, memberikan sejumlah hadiah kepada para tawanan Israel, saat mereka dibebaskan, di antara hadiah itu adalah peta Jalur Gaza, foto para tawanan, dan piagam penghargaan.

Read 26 times