کمالوندی

کمالوندی

 

Salah satu komandan Komite Rakyat Palestina mengatakan, serangan di Bab al-Silsila di kota Quds merupakan pesan yang jelas kepada rezim penjajah.

Mohammad al-Barim, salah satu komandan Komite Rakyat Palestina, mengatakan pada hari Minggu (21/11/2021) bahwa rezim Zionis berpikir mereka dapat melanjutkan kejahatannya dalam keamanan penuh.

"Aksi Syahid Fadi Abu Shkeidem merupakan sebuah operasi teladan dan operasi ini menunjukkan bahwa Quds masih menjadi petunjuk bagi gerakan rakyat Palestina," tambahnya seperti dikabarkan kantor berita U-News.

Al-Barim menegaskan rezim Zionis harus tahu bahwa mereka bertanggung jawab atas semua konsekuensi tindakannya terhadap rakyat Palestina.

Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) mengumumkan pelaku operasi mati syahid di kota Quds pendudukan, Fadi Abu Shkeidem, merupakan salah satu pemimpin Hamas dari kamp Shuafat, yang gugur syahid hari ini setelah bertempur secara heroik.

"Operasi heroik ini membawa pesan kepada Israel agar menghentikan agresi terhadap wilayah dan nilai-nilai suci Palestina. Serangan terhadap Masjid al-Aqsa, Silwan, dan Sheikh al-Jarrah akan memiliki biaya," tegasnya.

Hamas menandaskan jihad rakyat Palestina terus berlanjut dan mereka tidak peduli dengan semua keputusan agresif yang diambil oleh negara-negara penjajah untuk mempertegas pendudukan dan mengabaikan hak-hak historis Palestina.

Minggu, 21 November 2021 21:00

Syahid Soleimani Lahir dari Pemikiran Basij

 

Kepala Organisasi Pertahanan Sipil Iran, dalam sebuah pesan pada peringatan Pekan Basij, menyebut Syahid Qasem Soleimani sebagai putra yang lahir dari pemikiran Basij.

"Keteladanan Basij telah melengkapi puzzle kekalahan Amerika Serikat di Asia Barat," kata Brigadir Jenderal Gholamreza Jalali, seperti dilansir kantor berita IRNA, Minggu (21/11/2021).

"Pekan Basij adalah hari-hari besar untuk mengenang kembali lahirnya sebuah kekuatan, yang menurut Pemimpin Besar Revolusi Islam, sungguh dapat disebut sebagai kekuatan perlawanan dunia yang paling merakyat," katanya dalam pesan tersebut.

Dia menekankan bahwa pemikiran Basij merupakan penerus dari pemikiran Revolusi Islam.

Menurut Brigjen Jalali, delapan tahun perang yang dipaksakan merupakan ujian besar pertama bagi Basij, yang menjadi sebuah epos abadi dalam sejarah Iran dan awal dari sebuah babak baru bagi front perlawanan.

"Hal yang lebih penting dari kekuatan Basij adalah pemikiran dan semangat Basiji. Hal ini menyebabkan Basij tidak hanya menjadi sebuah kekuatan, tapi juga sebuah pemikiran dalam melestarikan pemikiran Revolusi Islam," ujarnya.

Pada 26 November 1979, Imam Khomeini ra mengeluarkan perintah pelatihan militer massal dan pembentukan tentara rakyat dengan kekuatan 20 juta orang. Pasukan relawan rakyat ini kemudian dikenal sebagai Organisasi Basij Mustaz’afin.

 

Bantuan kemanusiaan Republik Islam Iran untuk rakyat Afghanistan tiba di Jalalabad, ibu kota Provinsi Nangarhar.

Seperti dilaporkan Iran Press, bantuan Iran untuk rakyat Afghanistan mendarat di kota Jalalabad pada hari Minggu (21/11/2021). Bantuan ini termasuk pangan (6 ton beras) dan 4 ton obat-obatan.

Iran telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke berbagai provinsi di Afghanistan untuk memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat di negara itu.

Kebijakan prinsip Republik Islam Iran adalah mendukung dan membantu rakyat Afghanistan.

Minggu, 21 November 2021 20:58

Turki Tuding Yunani Bersikap Bermusuhan

 

Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan bahwa Yunani mengambil sikap provokatif dan permusuhan terhadap Turki ketika berbicara tentang dialog.

"Yunani tidak mampu memahami peran penting yang dimainkan Turki di wilayahnya dan sekitarnya dalam konteks memastikan perdamaian dan stabilitas," kata juru bicara Kemenlu Turki, Tanju Bilgic pada Minggu (21/11/2021) seperti dilaporkan kantor berita Sputnik.

Komentar itu merupakan tanggapan terhadap Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias yang menyebut Turki terus mengancam Yunani dengan perang, melanggar kedaulatan, dan terus menduduki wilayah Siprus secara ilegal.

Bilgic menandaskan Athena berusaha bersaing dengan Ankara di hampir semua hal dan memilih ketegangan daripada kerja sama.

"Seruan Athena untuk berdialog bertentangan dengan sikap permusuhannya terhadap Ankara dan kami meminta para pejabat Yunani untuk bersikap jujur," imbuhnya.

Turki dan Yunani berselisih tentang kepemilikan ladang minyak di Laut Mediterania Timur dan sengketa di Kepulauan Aegean serta masalah Siprus.

 

Setelah pertempuran terbaru antara kelompok perlawanan Palestina, dan rezim Zionis Israel, muncul fenomena yang menunjukkan bahwa Tel Aviv terus mencemaskan pecahnya sebuah perang regional.

Stasiun televisi Al Mayadeen, Jumat (19/11/2021) melaporkan, Israel selalu berusaha mencegah dirinya masuk ke dalam konflik militer multidimensi, karena untuk menghentikan pertempuran satu dimensi saja sudah tidak mampu.
 
TV Lebanon itu menambahkan, "Israel dalam lima pertempuran menghadapi perlawanan Lebanon, dan Palestina sejak 'Perang 33 Hari' melawan Hizbullah, sampai perang 'Pedang Al Quds' pada Mei 2021 menghadapi kelompok perlawanan Palestina, terus menelan kekalahan, dan  sejak perang Oktober 1973 melawan front Mesir dan Suriah, ia tidak pernah lagi memasuki perang multidimensi."
 
Menurut Al Mayadeen, saat ini Israel menghadapi ancaman beberapa front, dan medan tempur, dan front utara merupakan yang paling berbahaya. Front Gaza paling tidak stabil, dan paling bergejolak, Tepi Barat merupakan medan tempur yang kapan saja bisa memanas. Wilayah pendudukan 1948 juga merupakan ancaman strateis di front internal, dan front Irak dan Yaman, jika sampai perang multidimensi pecah, akan menjadi salah satu yang membentuk ancaman ini.
 
Di sisi lain, imbuhnya, industri nuklir Iran juga merupakan ancaman eksistensial bagi Israel, dan Iran tetap menjadi titik sandaran seluruh kelompok perlawanan di kawasan. 

 

Hizbullah Lebanon mengecam keras rencana pemerintah Inggris untuk melabeli Gerakan Hamas Palestina sebagai organisasi teroris, dan menganggapnya sebagai langkah yang salah dan tidak adil.

Hizbullah dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (20/11/2021), menganggap rencana Inggris sebagai keberpihakan penuh negara itu terhadap musuh Zionis dan kebijakannya yang berpijak pada pembunuhan, teror, pembantaian, dan penghancuran.

“Pemerintah Inggris harus membatalkan langkah yang tidak adil ini,” tambahnya seperti dilaporkan televisi al-Manar.

Hizbullah percaya bahwa keputusan tersebut tidak akan mempengaruhi rakyat Palestina yang tangguh, Gerakan Hamas, dan para pejuang mulianya, serta faksi-faksi perlawanan lainnya.

“Sebaliknya, keputusan Inggris akan memperkuat tekad perlawanan Palestina untuk melawan musuh hingga mencapai kemenangan dan pembebasan tanah Palestina,” tegas pernyataan tersebut.

Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel mengatakan pada hari Jumat bahwa kegiatan Hamas di Inggris akan dilarang di bawah Undang-Undang Kontra-Terorisme.

"Siapa pun yang mendukung Hamas, mengibarkan benderanya, atau mengatur pertemuan untuk organisasi ini dianggap telah melanggar hukum Inggris," tandasnya.

Pemerintah Inggris telah menetapkan sayap militer Hamas sebagai organisasi teroris sejak 2001, dan sekarang berniat menambahkan sayap politik Hamas ke dalam daftar itu. 

 

Semakin dekatnya dengan perundingan Wina bagi pencabutan sanksi ilegal Amerika terhadap Iran pada 29 November mendatang, Washington bukan saja tidak menunjukkan itikad baik dan langkah nyata, bahkan aktif melakukan proyeksi melalui statemen dan sanksi baru terhadap Iran.

Robert Malley, utusan khusus AS untuk Iran, wakil troika Eropa (Jerman, Inggris dan Prancis) serta utusan Dewan Kerja Sama Teluk Persia (PGCC) di pertemuan Riyadh dalam sebuah statemen seraya mengulang klaim palsu menuding Iran melakukan aksi-aksi merusak stabilitas di kawasan.

Juru bicara Kemenlu Iran, Saeed Khatibzadeh Jumat (19/11/2021) di cuitan Twitternya saat merespon statemen ini menilai Amerika sebagai pelanggar Resolusi 2231 Dewan Keamanan dan pihak yang keluar dari JCPOA, bertanggung jawab atas kondisi yang ada.

Jubir Kemenlu Iran, Saeed Khatibzadeh
Iran mendapat kerugian besar akibat perilaku tak bertanggung jawab Amerika dan pelanggaran JCPOAnya. Seraya menekankan poin ini, Wakil menlu Iran bidang politik, Ali Bagheri Kani di kunjungan terbarunya ke empat negara Eropa (Prancis, Jerman, Inggris dan Spanyol) serta pertemuannya dengan Wakil menlu Rusia, Sergei Lavrov dan Wakil menlu Cina, Ma Zhaoxu menekankan pentingnya pencabutan efektif sanksi ilegal Amerika terhadap Iran sebagai urgensitas bagi perundingan mendatang.

Amerika Serikat bersama Troika Eropa meski di luarnya menekankan pentingnya perundingan untuk menghidupkan kembali JCPOA, tapi esensi langkah mereka mengindikasikan bahwa mereka merancang skenario koordinatif untuk meningkatkan represi terhadap Iran dengan memanfaatkan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebagai alat.

Emad Abshenas, pengamat politik seraya mengisyaratkan bahwa masalah Amerika dengan Iran bukan hanya di isu nuklir, tapi lebih dari ini, mengatakan, mereka dengan baik menyadari bahwa Iran tidak ingin memproduksi senjata nuklir, oleh karena itu, mereka sekedar mencari-cari alasan untuk menekan Tehran.

Perilisan statemen dan klaim serta pengulangan tuntutan di luar komitmen safeguard dan upaya untuk memaksakan tuntutan tamak serta di luar perjanjian safeguard ketika IAEA dan anggota Baratnya tidak menjalankan komitmennya, sebuah bentuk pemanfaatan organisasi nuklir ini sebagai alat demi kepentingan politik.

Jelas bahwa dengan terciptanya suasana internasional dan ambiguitas imajiner dalam kerja sama antara Iran dan IAEA, tidak mungkin untuk menutupi ketidakpercayaan yang tercipta terhadap Amerika Serikat setelah pelanggaran JCPOA dan mengikuti jalan kesepakan nuklir secara sepihak. Berlanjutnya perilaku ini tidak akan mengembalikan kepercayaan yang hilang. Dan pastinya ini tuntutan tidak masuk akal terhadap Iran untuk memenuhi kewajibannya secara sepihak di JCPOA tanpa pihak lain memenuhi kewajibannya.

Pengulangan klaim palsu dan tuntutan di luar hukum Amerika dan Eropa terhadap Iran menegaskan keyakinan bahwa kebijakan terkoordinasi sedang ditempuh untuk mempengaruhi suasana pembicaraan Wina.

Protes jubir Kemenlu Iran atas perilaku ganda Amerika mengisyaratkan poin ini. Khatibzadeh mengatakan, negara-negara yang harus mempertanggung jawabkan petualangan dan agresinya ke kawasan termasuk agresi tujuh tahun ke Yaman, tidak dapat menggulirkan klaim tak berdasar terhadap negara lain, serta menghapus tanggung jawabnya di kejahatan ini serta menyimpangkan opini publik. Amerika sebagai satu-satunya negara yang pernah menggunakan senjata nuklir dengan catatan hitam beragam intervensi di urusan internal negara lain serta penjual utama senjata dan amunisi ke berbagai wilayah dunia, berencana mengobarkan krisis dan agitasi terhadap Iran.

Tak diragukan lagi perilaku seperti ini bukan saja gagal mempengaruhi tekad Iran untuk menjaga dan membela kepentingan serta hak legalnya, bahkan meningkatkan kerumitan kondisi yang ada saat ini. 

 

Mufti Moskow, Ildar Alyautdinov mengatakan warga Muslim di ibu kota Rusia ingin membuka musala di stasiun metro dan pusat perbelanjaan sehingga mereka dapat menunaikan shalat wajib dengan tenang.

“Saat ini, kami membuka musala di tempat umum, misalnya di bandara, rumah untuk pasien dengan penyakit kronis, dan beberapa pusat kesehatan. Selain itu, kami juga berusaha mencapai kesepakatan dengan pusat-pusat perbelanjaan,” ujarnya kepada kantor berita RIA Novosti Rusia, Sabtu (20/11/2021).

Mufti Alyautdinov menuturkan kami sedang merundingkan masalah pembukaan musala di stasiun metro Moskow. Shalat di tempat umum merupakan prosedur yang terpaksa dilakukan kaum Muslim, karena kurangnya jumlah musala di kota.

“Perlu diingat bahwa orang-orang melakukan shalat di stasiun metro dan jalan-jalan umum, karena ia merupakan landasan kehidupan bagi seorang Muslim dan kewajiban baginya di mana pun ia berada,” sambungnya.

Menurut Mufti Alyautdinov, jumlah warga Muslim di Moskow berkisar antara 3 hingga 3,5 juta orang, 2 juta di antaranya adalah penduduk tetap dan sisanya ekspatriat, sedangkan di ibu kota hanya ada empat masjid dan beberapa musala.

Berdasarkan data resmi, hampir 30 juta orang dari 146 juta penduduk Rusia beragama Islam.

Jumat, 19 November 2021 22:05

Imam Hasan Askari, Benteng Pertahanan Islam

 

Imam Hasan Askari dilahirkan tahun 232 Hijriah di kota Suci Madinah. Beliau banyak menghabiskan hidupnya di kota Samara, Irak selama 28 tahun. Samara saat itu menjadi pusat pemerintahan Khalifah Abbasiah. Sepanjang hidupnya beliau giat membimbing umat dan menghidupkan serta menjaga ajaran suci Islam. Di hari kelahiran Imam Hasan Askari, kita akan mengkaji bersama aktivitas beliau dalam menjaga ajaran suci Islam.

Salah satu dimensi penting kehidupan keluarga Rasulullah (Ahlul Bait) adalah menjaga akidah dan ajaran Islam. Mereka siap menderita guna menjaga Islam, karena setelah wafatnya Rasulullah, kehidupan Ahlul Bait sangat sulit khususnya di era pemerintahan dinasti Umawiyah dan Abbasiah.

Kedua pemerintahan yang mengaku sebagai wakil umat Islam ini sangat keras memperlakukan Ahlul Bait sehingga keluarga Rasulullah ini kian terbatas geraknya untuk menyebarkan Islam dan membimbing umat. Kondisi ini wajar mengingat para pemimpin saat itu memiliki kebijakan yang tidak sejalan dengan apa yang digariskan Rasulullah dan keluarga beliau, bahkan cenderung memusuhi keluarga suci ini.

Dalam kondisi inilah, Ahlul Bait berjuang mati-matian mempertahankan ajaran Rasulullah yang dihadiahkan kepada umat manusia. Kedudukan tinggi mereka sebagai penjaga ajaran Islam disabdakan Imam Baqir as sebagai berikut, "Ulama pengikut Ahlul Bait seperti penjaga yang berbaris menghadapi syaitan dan tentaranya. Ulama ini mencegah serangan syaitan dan sekutunya terhadap pengikut kami yang tidak mampu menghadapi serangan tersebut. Ingatlah bahwa kedudukan para ulama seperti ini lebih tinggi ribuan kali dari tentara yang berperang menghadapi musuh Islam. Hal ini disebabkan karena ulama penjaga akidah dan ajaran Islam."

Kelahiran Imam Hasan Askari as
Imam Hasan Askari hidup di era khalifah Abbasiah dan di saat maraknya penyebaran mazhab sesat. Saat itu dapat dikatakan sebagai era paling berbahaya bagi keselamatan ajaran suci Islam, karena bidah dan ajaran sesat ramai bermunculan.

Imam Hasan dalam sebuah sabdanya berkata," Allah Swt Yang Maha Pemurah telah memberikan rahmat dan mengirim manusia agung Rasulullah kepada umat manusia. Allah Swt memberi kalian hidayah hingga memeluk Islam. Allah Swt juga meletakkan kecintaan di hati kalian terhadap keluarga Rasulullah."

Program utama perjuangan Imam Hasan Askari adalah mengokohkan dasar-dasar keagamaan dalam masyarakat Islam. Ini adalah langkah paling logis di era maraknya penyimpangan agama dan politik, khususnya menghadapi kebijakan pemerintah arogan yang menghalalkan segala cara demi melanggengkan kekuasaan mereka. Dengan strateginya ini, Imam Hasan Askari berhasil menyelamatkan umat Islam dari lingkaran kebodohan dan ancaman penyimpangan beragama.

Dalam sebuah kesempatan Imam Hasan Askari memprediksikan nasib bidah agama kepada salah satu sahabatnya. Beliau berkata, "Wahai Abu Hasyim! Akan datang suatu masa di mana wajah seseorang tersenyum namun hatinya dipenuhi kegelapan. Mereka menyebut sunnah Rasulullah sebagai bidah dan bidah mereka sebagai sunnah. Mereka memandang hina orang mukmin. Ketahuilah orang-orang seperti ini telah menyimpang dari kebenaran."

Di sisi lain, pengawasan ketat dari pemerintah dan pembatasan terhadap Imam Hasan Askari membuat beliau tidak dapat berhubungan langsung dengan pengikutnya. Namun beliau tidak putus asa dalam menyebarkan dakwahnya dan membimbing umat. Dalam hal ini beliau menulis dan menyebarkan surat yang ditujukan kepada pengikutnya secara rahasia. Sebaliknya, para sahabat dan pengikut Imam Askari juga melakukan hal serupa dalam menanyakan berbagai persoalan baik agama maupun lainnya kepada imam mereka melalui surat.

Imam Hasan Askari meninggalkan banyak tulisan dan surat yang berisi bimbingan dan jawaban dari pertanyaan umat Islam. Salah satu contohnya adalah surat Imam Askari kepada Ishaq bin Ismail Neishaburi. Di surat ini Imam menjawab pertanyaan Ishaq bin Ismail terkait sejumlah kewajiban muslim soal khumus dan zakat.

Imam berkata, "Sesungguhnya Allah Swt menetapkan kewajiban kepada kalian dengan rahmatNya dan bukannya karena kebutuhan-Nya kepada kalian. Kewajiban ini ditetapkan karena kecintaan-Nya kepada kalian supaya keburukan terpisah dari kebaikan. Oleh karena itu, Allah menetapkan kewajiban haji, umrah, shalat, zakat, puasa serta patuh kepada pemimpin (wilayah) kepada kalian. Untuk memahami kewajiban ini, Allah membuka pintu lebar-lebar dan memberikan kalian kuncinya. Jika tidak ada Rasulullah dan Ahlul Baitnya, kalian pasti tersesat dan tidak akan memahami satu pun kewajiban tersebut. Apakah untuk memasuki kota selain pintu ada jalan lain ? Oleh karena itu, Allah Swt telah berbuat baik kepada kalian dengan menetapkan para Imam sesudah Rasulullah."

Imam Hasan Askari memerangi kelompok sesat yang mengatasnamakan Islam. Beliau berulangkali memperingatkan para sahabat dan pengikutnya akan bahaya kelompok-kelompok sesat yang berkedok Islam. Hal ini beliau lakukan karena pemikiran sesat merupakan penghalang utama upaya untuk mendalami ajaran Islam dan penyebarannya. Suatu hari Imam Hasan Askari mendapat berita bahwa Ahmad bin Hilal memiliki kecenderungan sufisme dan menipu umat Islam dengan kata-kata manisnya. Ahmad bin Hilal puluhan kali bepergian ke Makkah dengan berjalan kaki. Tingkah laku Ahmad bin Hilal ini dipandang masyarakat sebagai bentuk spiritualnya.

Imam Hasan Askari tanpa memandang kedudukan Ahmad bin Hilal di tengah masyarakat menulis surat dan meminta umat Islam menjauhi orang seperti ini. Beliau berkata, "Waspadahlah kalian! Orang-orang yang berkedok sufi adalah perampok orang mukmin. Mereka mengajak manusia ke jalan kemunkaran. Bagi umat Islam yang berhadapan dengan orang seperti ini harus menjaga dengan betul agama dan keimanannya."

Imam Hasan Askari ketika membimbing berbagai lapisan masyarakat menggunakan metode yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi setiap lapisan. Terkadang beliau cukup menulis surat, namun terkadang juga beliau memberi peringatan serta wejangan. Ibn Syahrasub, sejarawan kawakan Islam menulis, Ishaq al-Kindi, filosof muslim dan tinggal di Irak sejak beberapa waktu memilih memencilkan diri dan menjauhi masyarakat. Seluruh waktunya dihabiskan untuk menulis buku anti al-Quran. Ia menganggap bukunya memuat berbagai kontradiksi al-Quran.

Salah satu murid Ishaq Kindi mendatangi Imam Hasan Askari dan dengan sedih menyatakan kepada Imam bahwa kami tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi gurunya secara keilmuan. Kemudian beliau mengajari orang tersebut ilmu untuk menghadapi Ishaq Kendi.

Beberapa hari kemudian, sang murid pun mendatangi gurunya dan berdiskusi tentang ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya. Perlahan namun pasti al-Kindi akhirnya memahami kebenaran dan mengetahui bahwa perkataan muridnya tersebut bukan berasal dari dirinya sendiri tapi dari pribadi suci seperti Imam Hasan Askari. Setelah diskusi tersebut al-Kindi akhirnya bertobat dan membakar bukunya.

Imam Hasan Askari mendidik dengan tekun sahabat dan pengikutnya serta menekankan kepada mereka untuk jujur, membersihkan diri dan beramal saleh. Hal ini beliau lakukan demi menjaga ajaran suci Islam. Imam menyadari sepenuhnya usaha memperdalam dan menyebarkan ajaran Islam terletak pada penerapan nilai-nilai Islam itu sendiri. Karena ketika iman dan amal saling berhubungan dengan kokoh maka pengaruhnya pun semakin kuat. Oleh karena itu, beliau menekankan kepada pengikutnya untuk mengoreksi diri dan tidak memandang remeh dosa.

Kelahiran Imam Hasan Askari as
Salah satu ajaran akhlak dan bimbingan Imam Hasan Askari dapat kita temukan dalam sebuah jawaban beliau kepada Abu Hasyim. Abu Hasyim berkata, “Suatu hari saya tengah bermunajat kepada Allah Swt dan meminta untuk digolongkan ke dalam hamba-hamba-Nya yang ikhlas. Saat itu Imam mengetahui keadaanku dan langsung bersabda, Wahai Abu Hasyim ! kamu berada dalam kelompok-Nya karena kamu mengimani-Nya dan utusan-Nya. Kamu mengenal dengan baik para kekasih Allah dan mengikutinya. Maka kabar gembira bagi kamu wahai Abu Hasyim.”

Ketika itu, Imam Hasan Askari berargumentasi dengan ayat 56 surat al-Maidah dan berkata, “Mereka yang menerima kepemimpinan dan wilayah Allah serta Rasul-Nya telah digolongkan ke dalam kelompok-Nya. Sejatinya Imam menekankan bahwa secara praktis manusia harus patuh terhadap Allah dan Rasul-Nya serta mendahulukan perintah-Nya dari kepentingan pribadi.”

Jumat, 19 November 2021 22:05

Imam Hasan Askari, Benteng Pertahanan Islam

 

Imam Hasan Askari dilahirkan tahun 232 Hijriah di kota Suci Madinah. Beliau banyak menghabiskan hidupnya di kota Samara, Irak selama 28 tahun. Samara saat itu menjadi pusat pemerintahan Khalifah Abbasiah. Sepanjang hidupnya beliau giat membimbing umat dan menghidupkan serta menjaga ajaran suci Islam. Di hari kelahiran Imam Hasan Askari, kita akan mengkaji bersama aktivitas beliau dalam menjaga ajaran suci Islam.

Salah satu dimensi penting kehidupan keluarga Rasulullah (Ahlul Bait) adalah menjaga akidah dan ajaran Islam. Mereka siap menderita guna menjaga Islam, karena setelah wafatnya Rasulullah, kehidupan Ahlul Bait sangat sulit khususnya di era pemerintahan dinasti Umawiyah dan Abbasiah.

Kedua pemerintahan yang mengaku sebagai wakil umat Islam ini sangat keras memperlakukan Ahlul Bait sehingga keluarga Rasulullah ini kian terbatas geraknya untuk menyebarkan Islam dan membimbing umat. Kondisi ini wajar mengingat para pemimpin saat itu memiliki kebijakan yang tidak sejalan dengan apa yang digariskan Rasulullah dan keluarga beliau, bahkan cenderung memusuhi keluarga suci ini.

Dalam kondisi inilah, Ahlul Bait berjuang mati-matian mempertahankan ajaran Rasulullah yang dihadiahkan kepada umat manusia. Kedudukan tinggi mereka sebagai penjaga ajaran Islam disabdakan Imam Baqir as sebagai berikut, "Ulama pengikut Ahlul Bait seperti penjaga yang berbaris menghadapi syaitan dan tentaranya. Ulama ini mencegah serangan syaitan dan sekutunya terhadap pengikut kami yang tidak mampu menghadapi serangan tersebut. Ingatlah bahwa kedudukan para ulama seperti ini lebih tinggi ribuan kali dari tentara yang berperang menghadapi musuh Islam. Hal ini disebabkan karena ulama penjaga akidah dan ajaran Islam."

Kelahiran Imam Hasan Askari as
Imam Hasan Askari hidup di era khalifah Abbasiah dan di saat maraknya penyebaran mazhab sesat. Saat itu dapat dikatakan sebagai era paling berbahaya bagi keselamatan ajaran suci Islam, karena bidah dan ajaran sesat ramai bermunculan.

Imam Hasan dalam sebuah sabdanya berkata," Allah Swt Yang Maha Pemurah telah memberikan rahmat dan mengirim manusia agung Rasulullah kepada umat manusia. Allah Swt memberi kalian hidayah hingga memeluk Islam. Allah Swt juga meletakkan kecintaan di hati kalian terhadap keluarga Rasulullah."

Program utama perjuangan Imam Hasan Askari adalah mengokohkan dasar-dasar keagamaan dalam masyarakat Islam. Ini adalah langkah paling logis di era maraknya penyimpangan agama dan politik, khususnya menghadapi kebijakan pemerintah arogan yang menghalalkan segala cara demi melanggengkan kekuasaan mereka. Dengan strateginya ini, Imam Hasan Askari berhasil menyelamatkan umat Islam dari lingkaran kebodohan dan ancaman penyimpangan beragama.

Dalam sebuah kesempatan Imam Hasan Askari memprediksikan nasib bidah agama kepada salah satu sahabatnya. Beliau berkata, "Wahai Abu Hasyim! Akan datang suatu masa di mana wajah seseorang tersenyum namun hatinya dipenuhi kegelapan. Mereka menyebut sunnah Rasulullah sebagai bidah dan bidah mereka sebagai sunnah. Mereka memandang hina orang mukmin. Ketahuilah orang-orang seperti ini telah menyimpang dari kebenaran."

Di sisi lain, pengawasan ketat dari pemerintah dan pembatasan terhadap Imam Hasan Askari membuat beliau tidak dapat berhubungan langsung dengan pengikutnya. Namun beliau tidak putus asa dalam menyebarkan dakwahnya dan membimbing umat. Dalam hal ini beliau menulis dan menyebarkan surat yang ditujukan kepada pengikutnya secara rahasia. Sebaliknya, para sahabat dan pengikut Imam Askari juga melakukan hal serupa dalam menanyakan berbagai persoalan baik agama maupun lainnya kepada imam mereka melalui surat.

Imam Hasan Askari meninggalkan banyak tulisan dan surat yang berisi bimbingan dan jawaban dari pertanyaan umat Islam. Salah satu contohnya adalah surat Imam Askari kepada Ishaq bin Ismail Neishaburi. Di surat ini Imam menjawab pertanyaan Ishaq bin Ismail terkait sejumlah kewajiban muslim soal khumus dan zakat.

Imam berkata, "Sesungguhnya Allah Swt menetapkan kewajiban kepada kalian dengan rahmatNya dan bukannya karena kebutuhan-Nya kepada kalian. Kewajiban ini ditetapkan karena kecintaan-Nya kepada kalian supaya keburukan terpisah dari kebaikan. Oleh karena itu, Allah menetapkan kewajiban haji, umrah, shalat, zakat, puasa serta patuh kepada pemimpin (wilayah) kepada kalian. Untuk memahami kewajiban ini, Allah membuka pintu lebar-lebar dan memberikan kalian kuncinya. Jika tidak ada Rasulullah dan Ahlul Baitnya, kalian pasti tersesat dan tidak akan memahami satu pun kewajiban tersebut. Apakah untuk memasuki kota selain pintu ada jalan lain ? Oleh karena itu, Allah Swt telah berbuat baik kepada kalian dengan menetapkan para Imam sesudah Rasulullah."

Imam Hasan Askari memerangi kelompok sesat yang mengatasnamakan Islam. Beliau berulangkali memperingatkan para sahabat dan pengikutnya akan bahaya kelompok-kelompok sesat yang berkedok Islam. Hal ini beliau lakukan karena pemikiran sesat merupakan penghalang utama upaya untuk mendalami ajaran Islam dan penyebarannya. Suatu hari Imam Hasan Askari mendapat berita bahwa Ahmad bin Hilal memiliki kecenderungan sufisme dan menipu umat Islam dengan kata-kata manisnya. Ahmad bin Hilal puluhan kali bepergian ke Makkah dengan berjalan kaki. Tingkah laku Ahmad bin Hilal ini dipandang masyarakat sebagai bentuk spiritualnya.

Imam Hasan Askari tanpa memandang kedudukan Ahmad bin Hilal di tengah masyarakat menulis surat dan meminta umat Islam menjauhi orang seperti ini. Beliau berkata, "Waspadahlah kalian! Orang-orang yang berkedok sufi adalah perampok orang mukmin. Mereka mengajak manusia ke jalan kemunkaran. Bagi umat Islam yang berhadapan dengan orang seperti ini harus menjaga dengan betul agama dan keimanannya."

Imam Hasan Askari ketika membimbing berbagai lapisan masyarakat menggunakan metode yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi setiap lapisan. Terkadang beliau cukup menulis surat, namun terkadang juga beliau memberi peringatan serta wejangan. Ibn Syahrasub, sejarawan kawakan Islam menulis, Ishaq al-Kindi, filosof muslim dan tinggal di Irak sejak beberapa waktu memilih memencilkan diri dan menjauhi masyarakat. Seluruh waktunya dihabiskan untuk menulis buku anti al-Quran. Ia menganggap bukunya memuat berbagai kontradiksi al-Quran.

Salah satu murid Ishaq Kindi mendatangi Imam Hasan Askari dan dengan sedih menyatakan kepada Imam bahwa kami tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi gurunya secara keilmuan. Kemudian beliau mengajari orang tersebut ilmu untuk menghadapi Ishaq Kendi.

Beberapa hari kemudian, sang murid pun mendatangi gurunya dan berdiskusi tentang ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya. Perlahan namun pasti al-Kindi akhirnya memahami kebenaran dan mengetahui bahwa perkataan muridnya tersebut bukan berasal dari dirinya sendiri tapi dari pribadi suci seperti Imam Hasan Askari. Setelah diskusi tersebut al-Kindi akhirnya bertobat dan membakar bukunya.

Imam Hasan Askari mendidik dengan tekun sahabat dan pengikutnya serta menekankan kepada mereka untuk jujur, membersihkan diri dan beramal saleh. Hal ini beliau lakukan demi menjaga ajaran suci Islam. Imam menyadari sepenuhnya usaha memperdalam dan menyebarkan ajaran Islam terletak pada penerapan nilai-nilai Islam itu sendiri. Karena ketika iman dan amal saling berhubungan dengan kokoh maka pengaruhnya pun semakin kuat. Oleh karena itu, beliau menekankan kepada pengikutnya untuk mengoreksi diri dan tidak memandang remeh dosa.

Kelahiran Imam Hasan Askari as
Salah satu ajaran akhlak dan bimbingan Imam Hasan Askari dapat kita temukan dalam sebuah jawaban beliau kepada Abu Hasyim. Abu Hasyim berkata, “Suatu hari saya tengah bermunajat kepada Allah Swt dan meminta untuk digolongkan ke dalam hamba-hamba-Nya yang ikhlas. Saat itu Imam mengetahui keadaanku dan langsung bersabda, Wahai Abu Hasyim ! kamu berada dalam kelompok-Nya karena kamu mengimani-Nya dan utusan-Nya. Kamu mengenal dengan baik para kekasih Allah dan mengikutinya. Maka kabar gembira bagi kamu wahai Abu Hasyim.”

Ketika itu, Imam Hasan Askari berargumentasi dengan ayat 56 surat al-Maidah dan berkata, “Mereka yang menerima kepemimpinan dan wilayah Allah serta Rasul-Nya telah digolongkan ke dalam kelompok-Nya. Sejatinya Imam menekankan bahwa secara praktis manusia harus patuh terhadap Allah dan Rasul-Nya serta mendahulukan perintah-Nya dari kepentingan pribadi.”