Keutamaan Hari dan Bulan (Bagian-8)

Rate this item
(0 votes)
Keutamaan Hari dan Bulan (Bagian-8)

Rajab adalah bulan untuk memperbanyak doa, munajat, dan berkhalwat dengan Tuhan. Salah satu keutamaan lain yang dimiliki bulan Rajab adalah melakukan 'itikaf pada hari-hari ke-13, 14, dan 15 (Ayyam al-Biid). Itikaf berarti menjauhi dunia dan hal-hal yang bersifat duniawi serta berkhalwat dengan Tuhan dan berlindung di masjid untuk memohon keselamatan dari keburukan hawa nafsu dan godaan syaitan. Perbuatan ini memiliki pengaruh besar bagi ruh dan spiritualitas manusia.

Sebenarnya, 'itikaf tidak terbatas pada agama Islam, tapi sudah dipraktekkan oleh pengikut agama-agama samawi lain dan kemudian diteruskan oleh Islam. Mungkin saja Islam mengubah beberapa syarat dan ketentuan untuk melaksanakan amalan tersebut. Beberapa ayat al-Quran juga menyinggung perbuatan 'itikaf yang dilakukan oleh umat-umat terdahulu. Dalam surat al-Baqarah ayat 125, Allah Swt berfirman, "Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, 'Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang 'itikaf, yang ruku' dan yang sujud.'"

Ayat tersebut menjelaskan bahwa sebuah ibadah dengan nama 'itikaf sudah ada pada masa Nabi Ibrahim dan Ismail as, dan masyarakat pada waktu itu ber'itikaf di sekitar Ka'bah. Sayidah Maryam as juga menyendiri dan berkhalwat ÔÇô setelah bertemu dengan malaikat ÔÇô untuk ber'itikaf dan bermunajat kepada Allah Swt.

Rasul Saw juga sering menyendiri di Gua Hira' untuk bertafakkur dan beribadah. Sikap menyendiri ini juga dilakukan oleh para pengikut agama tauhid sebelum Nabi Muhammad Saw. Pada dasarnya, dapat dikatakan bahwa khalwat tersebut merupakan peluang untuk memperkuat kehidupan spiritualitas Rasul Saw dan mukaddimah untuk pengutusan beliau dan penurunan wahyu. Rasul Saw ÔÇô setelah diutus sebagai nabi ÔÇô mengajarkan 'itikaf kepada umat Islam dan amalan sunnah ini semakin populer di tengah kaum muslim.

Dalam 'itikaf di Ayyam al-Biid, umat Islam berdiam diri di masjid selama tiga hari dan tidak keluar dari tempat itu kecuali untuk keperluan-keperluan mendesak. Sepanjang tiga hari itu, para jamaah 'itikaf berpuasa, melakukan ibadah-ibadah lain, dan memohon ampunan kepada Allah Swt.

Salah satu momen penting lainnya di bulan Rajab terdapat di hari ke-15 bulan itu. Sayid Ibn Thawus dalam bukunya, Iqbal al-Amal, menukil sebuah riwayat bahwa Nabi Adam as berdoa kepada Tuhan dengan berkata, "Wahai Tuhanku! Kabarkan aku tentang waktu yang paling Engkau cintai. Tuhan berfirman kepadanya, Wahai Adam! Waktu yang paling Aku cintai adalah hari ke-15 bulan Rajab. Wahai Adam! Mendekatlah ke sisi-Ku pada hari itu dengan berpuasa, berdoa dan beristighfar serta membaca zikir 'La ilaha illallah.' Wahai Adam! Qadha dan qadarku menetapkan bahwa Aku mengutus seorang nabi (Muhammad Saw) dari keturunanmu, di mana ia adalah seorang yang penyabar, pengasih, pemaaf, pintar, dan penuh berkah. Aku mengkhususkan hari ke-15 bulan Rajab kepadanya dan umatnya, di mana pada hari itu, Aku akan memberikan apa saja yang mereka minta, dan barang siapa dari mereka pada hari itu memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya, dan barang siapa dari mereka memohon rezeki kepada-Ku, maka Aku akan memberinya rezeki, dan barang siapa meminta pertolongan kepada-Ku, maka Aku akan membantunya, dan jika mereka memohon kasih sayang kepada-Ku, maka Aku akan melimpahkan kasih sayang kepadanya. Wahai Adam! Barang siapa yang berpuasa pada hari ke-15 bulan Rajab dan berzikir, khusyu' dan mengontrol amarahnya serta memberi sedekah dari hartanya, maka balasannya di sisi-Ku tidak lain kecuali surga. Wahai Adam! Katakanlah kepada anak-anakmu agar mereka menjauhi dosa dan maksiat di bulan Rajab, sebab dosa di bulan itu sangat besar."

Dengan memperhatikan keutamaan yang dimilikinya, manusia tidak seharusnya kehilangan kesempatan berharga itu. Ini adalah sebuah peluang emas untuk mendekatkan diri dan kembali ke jalan-Nya. Manusia harus berusaha untuk memposisikan dirinya di jalur hembusan rahmat dan pengampunan Tuhan.

Salah satu momen paling penting terletak di hari-hari terakhir bulan Rajab. Hari itu termasuk di antara salah satu waktu yang paling mulia yaitu hari ke-27 Rajab, di mana Rasulullah Saw diutus sebagai penyampai risalah Allah Swt. Pada hari itu, umat manusia keluar dari kegelapan dan bergabung dengan cahaya petunjuk.

Mengenai kondisi sebelum diutusnya Nabi Saw, Imam Ali as berkata, "Rasul diutus pada saat masyarakat terjebak dalam fitnah, kekacauan, dan kebingungan era Jahiliyah. Fitnah-fitnah itu telah memperlemah simpul rumah agama dan merusak pilar-pilar bangunan keyakinan jalan kebenaran telah hilang dan kegelapan menyelimuti dunia. Masyarakat tidak patuh pada perintah Tuhan dan lebih memilih Syaitan daripada rahmat Tuhan."

Pengutusan Nabi Muhammad Saw untuk mengemban misi risalah merupakan peristiwa terpenting dalam proses membimbing umat manusia dan batu pijakan untuk membebaskan mereka dari diskriminasi, kebodohan, dan kerusakan, serta mendorong manusia menuju tauhid, spiritualitas, keadilan, dan kemuliaan.

Pengutusan Nabi Saw telah menciptakan sebuah revolusi di dunia kemanusiaan dan masih berlanjut sampai sekarang. Evolusi spiritual ini membimbing masyarakat penyembah berhala kepada sumber penciptaan dan mencegah mereka dari perbuatan buruk. Pesan fundamental Islam adalah kembali ke tujuan kolektif para nabi yaitu, tauhid dan pengesaan Tuhan yang akan membawa kesuksesan kepada umat manusia. Rasul Saw bersabda, "Katakanlah bahwa tiada Tuhan selain Allah agar kalian beruntung." Dalam ideologi Tauhid, semua keistimewaan manusia seperti warna kulit, ras, dan bahasa hanya sebagai petunjuk untuk saling mengenal, sementara parameter keunggulan mereka adalah ketakwaan.

Sebuah riwayat dari Imam Muhammad al-Jawad as disebutkan, "Pada bulan Rajab, terdapat sebuah malam di mana malam itu bagi masyarakat lebih utama dari seluruh benda yang disinari oleh matahari yaitu malam ke-27 Rajab. Rasul diutus sebagai nabi dan orang-orang mukmin yang menjalankan amalan malam 27 Rajab, maka pahala amalan selama 60 tahun akan ditulis untuk mereka."

Para sahabat kemudian bertanya, "Wahai putra Rasulullah, apa saja amalan di malam tersebut?" Imam Jawad menjawab, "Pada malam 27 Rajab, bangkitlah dari tidurmu sebelum pertengahan malam dan dirikanlah shalat 12 rakaat. Setelah salam, duduklah dan bacalah surat-surat al-Fatihah, al-Falaq, an-Nas, al-Ikhlas, al-Kafirun, al-Qadr, dan juga ayat Kursi masing-masing sebanyak tujuh kali, dan kemudian bacalah doa berikut:

"Ϻ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘à┘ÆÏ»┘Å ┘ä┘É┘ä┘æ┘ç┘É Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘ë ┘ä┘Ä┘à┘Æ █î┘ÄϬ┘æ┘ÄÏ«┘ÉÏ░┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϻϺ┘ï ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ █î┘Ä┌®┘Å┘å┘Æ ┘ä┘Ä┘ç┘Å Ï┤┘ÄÏ▒█î┌®┘î ┘ü┘ë Ϻ┘ä┘Æ┘à┘Å┘ä┘Æ┌®┘É ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ █î┘Ä┌®┘Å┘å┘Æ ┘ä┘Ä┘ç┘Å ┘ê┘Ä┘ä┘É┘ë┘æ┘Å ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏ░┘æ┘Å┘ä┘æ┘É ┘ê┘Ä┌®┘ÄÏ¿┘æ┘ÉÏ▒┘Æ┘ç┘ŠϬ┘Ä┌®┘ÆÏ¿█îÏ▒Ϻ┘ï Ϻ┘Ä┘ä┘ä┘æ┘ç┘Å┘à┘æ┘Ä Ïº┘É┘å┘æ┘ë Ϻ┘ÄÏ│Ϫ┘Ä┘ä┘Å┌®┘Ä Ï¿┘É┘à┘ÄÏ╣Ϻ┘é┘ÉÏ»┘É Ï╣┘ÉÏ▓┘æ┘É┌®┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ÄÏ▒┘Æ┌®Ïº┘å┘É Ï╣┘ÄÏ▒┘ÆÏ┤┘É┌®┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘Å┘å┘ÆϬ┘Ä┘ç┘Ä┘ë Ϻ┘äÏ▒┘æ┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘É ┘à┘É┘å┘Æ ┌®┘ÉϬϺϿ┘É┌®┘Ä ┘ê┘ÄÏ¿┘ÉϺÏ│┘Æ┘à┘É┌®┘Ä Ïº┘äϺ┘ÆÏ╣┘ÆÏ©┘Ä┘à┘É Ïº┘äϺ┘ÆÏ╣┘ÆÏ©┘Ä┘à┘ÉÏî Ϻ┘äϺ┘ÆÏ╣┘ÆÏ©┘Ä┘à┘É ┘ê┘ÄÏ░┘É┌®┘ÆÏ▒┘É┌®┘Ä Ïº┘äϺ┘ÆÏ╣┘Æ┘ä┘ë┘Ä Ïº┘äϺ┘ÆÏ╣┘Æ┘ä┘ë┘Ä Ïº┘äϺ┘ÆÏ╣┘Æ┘ä┘ë ┘ê┘ÄÏ¿┘É┌®┘Ä┘ä┘É┘àϺϬ┘É┌®┘Ä Ïº┘äϬ┘æϺ┘à┘æϺϬ┘ÉϺ┘Ä┘å┘Æ Ï¬┘ÅÏÁ┘Ä┘ä┘æ┘É┘ë┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘ë ┘à┘ÅÏ¡┘Ä┘à┘æ┘ÄÏ»┘ì ┘ê┘ÄÏó┘ä┘É┘ç┘É ┘ê┘ÄϺ┘Ä┘å┘Æ Ï¬┘Ä┘ü┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘Ä Ï¿┘ë ┘àϺ Ϻ┘Ä┘å┘ÆϬ┘Ä Ïº┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘Å┘ç┘Å ┬á┬á┬á┬á┬á┬á┬á┬á"

Setelah doa itu, mintalah segala hajat dan kebutuhan kepada Allah, karena apa yang engkau minta akan dikabulkan."

Imam Ali Ridha as berkata, "Barang siapa yang berpuasa karena mengharapkan pahala, maka Allah akan mewajibkan surga baginya. Barang siapa yang berpuasa di pertengahan bulan Rajab, maka ia bisa mensyafaati dua kabilah (yang banyak penduduknya) seperti kabilah Rabi'ah dan Mudhir. Dan barang siapa yang berpuasa di akhir bulan Rajab, maka Allah akan menjadikannya tergolong sebagai pemimpin-pemimpin surga dan ia bisa mensyafaati ayah, ibu dan keluarga, kerabat dan tetangganya, sekalipun di antara mereka ada yang harus masuk neraka."

Imam Ali bin Abi Thalib as berkata, "Barang siapa yang bersedekah di bulan Rajab, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya pada Hari Kiamat pahala yang tidak pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga dan juga tidak pernah terlintas dalam pikiran manusia."

Read 1886 times