Martabat Tokoh Imam Ridha (as)

Rate this item
(0 votes)
Martabat Tokoh Imam Ridha (as)

Martabat Tokoh Imam Ali bin Musa Al-Ridha (as)

Di tengah-tengah masyarakat Islam kalua itu, Imam Ridha (as) sangat dikenal sebagai seorang yang penuh keutamaan dan hikmat, sehingga khalifah Ma'mun Abbasiyah hendak menyerahkan wilayah 'ahdinya (putra mahkotanya) kepada beliau. Imam (as) pun – akibat tekanan dan ancaman yang dilontarkan Ma'mun – dengan terpaksa menerimanya tersebut. Namun ia menyaratkan bahwa ia tidak menerima satu pun tanggungjawab dalam hal pemerintahan dan yang berkaitan dengannya.

Target utama Imam Ridha (as) adalah memerangi serta menghadapi orang-orang kafir dan orang- orang sesat. Dan hal ini bias kita lihat dalam kitab-kitab dan referensi –refereni hadis yang banyak menceritakan dialog Imam (as) dengan mereka. Ma'mun menyellengerakan majlis perdebatan diantara alim –alim dari agama yang lain dan Imam Ridha (as) dengan sendirinya. Mereka bertanya banyak sulit pertanyaan kepada Imam (as) dan beliau dapat menjawab semuanya dan mengalahkan semuanya. Selain itu, beliau berbahasa dengan Bahasa asal setiap merekadan mengagumkan para hadirin di majlis itu.selain para pengikut beliau (kaum Syi'a), juga para musuh bebuyutan Imam pun mengakui keutamaan dan keluasaan serta ketinggian ilmu beliau.

 Diantara ungkapan- ungkapan beliau adalah :

"Teman dan sahabat setiap insan adalah akalnya. Dan musuh setiap insan adalah kebodohan dan kejahilannya."

Beliau juga bersabda:

"Kebersihan merupakan bagian dari akhlak para nabi."

Diriwayatkan bahwa Abu Nawas, penyair terkenal Arab, tersisihkan akibat tidak menyanjung Imam Ridha (as), ketika itu juga ia membacakan sebuah syair yang terdiri dari empat bait. Isi riwayat itu adalah sebagai berikut:

"Dikatakan kepadaku, bahwa Anda adalah orator dan penyair yang cukup terkenal dan terbaik. Syair-syair anda ibarat mutiara- mutiara yang anda berikan kepada siapa saja yang layak menjadi pemiliknya. Tetapi kenapa anda tidak melantunkan pujian untuk Imam Ali bin Musa (as), padahal seluruh bentuk dan model kebajikan itu berkumpul pada dirinya?!" Saya pun menjawab:" Saya tidak sanggup memuji dan menyanjung seseorang yang malaikat Jibril as menjadi pembantu dan pelayan orang tua dari orang tersebut."

Dikisahkan bahwa Abu Manshur bin Abdurrazzaq kepada hakim kota Thus (Masyhad)berkata:" Anda punya anak laki-laki?" Ia berkata :" Tidak." Ia (Abu Manshur) berkata:"Kenapa anda tidak pergi ke makam Imam Ridha (as) untuk memohon kepada Allah (swt) supaya dikarunia seorang putra? Saya pernah punya banyak hajat dan semuanya telah terpenhi."Hakim tersebut pun mengatakan ," Saya pergi ke makam Imam Ridha (as) dan disana saya memohon kepada Allah swt guna dianugerahi seorang putra dan Allah pun mengabulkan doa saya." (Itsbat al-Hudat,Jil 3, hal285.)

Sumber: Belajar Mudah Akidah Islam, Sayid Riyadh Al- Hakeem, hal84-5.)

 

Read 1625 times