Penelitan yang dilakukan menunjukkan krisis yang berkaitan dengan perempuan memiliki hubungan langsung dengan sistem nilai serta beragam model yang trend di tengah masyarakat.
Menurut keyakinan para psikolog, pola yang salah atau pilihan yang diberikan kepada perempuan mengarah pada absurdisme, konsumerisme, suka pamer dan persaingan dengan para pria, sehingga peran kemanusiaan dan pendidikan mereka tidak lagi diperhatikan. Di sisi lain, mengenal pola dan teladan yang berpengaruh dalam menentukan nasib manusia menjadi faktor efektif dalam proses pergerakan perempuan. Pilihan positif akan memberikan martabat dan kemuliaan kepada perempuan dan menjadikan usaha mereka di bidang sosial menjadi lebih bertujuan dan efektif.
Saat ini, Barat menganggap perlakuan mereka terhadap perempuan sebagai panutan bagi seluruh dunia, dan di mana perilaku ini tidak diterima, mereka menganggapnya sebagai kekejaman terhadap perempuan. Mereka membawa bendera perlindungan perempuan di seluruh dunia, sementara tidak ada peradaban seperti Barat yang menghancurkan martabat perempuan, sehingga dalam budaya Barat tidak ada rasa kesucian dan rasa malu.
Namun, menurut penelitian terbaru, banyak wanita di Eropa memeluk Islam. Meskipun tidak ada statistik resmi tentang jumlah mualaf di Eropa, lembaga-lembaga yang memantau populasi Muslim Eropa telah memperkirakan bahwa jumlah wanita Eropa yang masuk Islam meningkat setiap tahun. Para ahli mengatakan bahwa dalam tiga puluh tahun terakhir, agama Islam telah tumbuh secara dramatis di Eropa. Jadi, setelah Kekristenan, agama kedua Eropa sekarang adalah agama Islam.
Meskipun dunia modern telah membuat beberapa kemajuan dalam kesejahteraan dan mata pencaharian perempuan, namun Barat sebenarnya telah mengabaikan status manusia yang sebenarnya dari perempuan. Perempuan menginginkan masyarakat yang bebas dari kerusakan, kejahatan, mencari kebenaran, keselamatan diri dan meraih spiritual termasuk kebutuhan yang sangat penting. Inilah yang hilang di Eropa dan Barat. Faktanya adalah bahwa Islam adalah cara hidup yang layak dan berkelanjutan yang muncul sebagai keinginan alami dalam tubuh manusia dan menawarkan solusi yang tepat untuk beragam kebutuhan manusia. Islam tidak memaksakan pemikirannya pada orang lain. Pada saat yang sama, siapa pun yang mempelajari Islam tanpa prasangka, menerimanya dengan tangan terbuka, dan ini adalah ciri khas agama yang hidup dan dinamis.
Gagasan luhur Islam, dengan memperkenalkan pola-pola al-Quran, mencegah perempuan dari sikap ekstrem kiri dan kanan. Islam tidak melihat perempuan sebagai alat dan itu tidak layak bagi perempuan. Karena wanita adalah faktor penentu dalam pendidikan generasi manusia dengan kasih sayang danemosi yang besar. Pada saat yang sama, keadaan fisik dan emosional wanita semakin meningkatkan kerentanan mereka.
Mempertimbangkan fakta-fakta ini, perhatian pada sifat alami dan karakteristik perempuan menempatkan kepribadian mereka pada tingkat yang seimbang dan berkontribusi pada kemajuan dan kesuksesan mereka. Dalam program "Mengenal Perempuan Dalam Al-Quran" kami telah menyebutkan model-model perempuan yang disebutkan dalam al-Quran. Apakah mereka yang dikenang karena perbuatan baik mereka dalam al-Quran dan mereka yang akhirnya menjadi contoh yang bersinar bagi orang lain.
Dari sisi meraih posisi tinggi manusia, satu-satunya parameter yang diperkenalkan al-Quran sebagai tolok ukur keutamaan manusia baik itu perempuan atau laki-laki adalah "iman dan perbuatan baik" yang berupaya mencapai "kehidupan yang baik" itu sendiri, yang mengarah pada perwujudan masyarakat yang saleh dan bebasdari dosa dan mengikuti hawa nafsu, kezaliman, kekejaman dankesombongan.
Oleh karena itu, jika dalam kitab suci kami Muslim, Nabi Muhammad Saw dan Ibrahim al-Khalil as bersama para sahabatnya ditetapkan sebagai teladan dan contoh bagi mereka yang berharap akan rahmat Allah dan Hari Kiamat; mulai dari Asiah, istri Firauh dan Maryam putri Imran secara transparan telah diperkenalkan sebagai teladan bagi masyarakat mukmin dan perempuan lainnya yang dipuji oleh al-Quran, semuanya memiliki dua ciri khas "iman dan perbuatan baik" dan dapat menjadi teladan bagi semua manusia. Masalah ini dengan sendirinya menunjukkan agama Islam memberikan perhatian khusua bagi derajat perempuan dan peran khususnya di tengah masyarakat manusia dan di jalur keberuntungan di akhirat.
Setiap teladan yang memiliki keutamaan Qurani adalah contoh bagi semua manusia yang haus kesempurnaan, baik pria maupun perempuan. Pada hakikatnya, agama Islam menawarkan pola yang melambangkan manusia yang sempurna. Sayidah Fathimah as, putri Rasulullah Saw adalah contoh terkenal dari jenis manusia ini. Prospek hidupnya bukan hanya kisah sederhana seorang perempuan. Apa yang diwujudkan dalam kehidupan manusia transenden ini dalam menghadapi peristiwa luar biasa, yang seklipun terjadi berabad-abad sebelum zaman kita, tetapi sepanjang sejarah, bahkan di zaman kita, kejadian itu terjadi di seluruh dunia. Karenanya tetap segar dan memberi banyak pelajaran.
Tokoh-tokoh hebat memiliki gagasan yang luas dan konstruktif seiring berjalannya waktu merefleksikan gagasan ini. Saat ini, banyak orang yang percaya pada Islam mencari identitas sejati seorang perempuan pada Fathimah dan menjadikannya sebagai panutan baginya dengan cinta, iman dan keyakinan.
Fatima Anastasia Yezhova adalah seorang Muslim Rusia baru dengan dua nama. Anastasia dipilih oleh orang tua ortodoksnya, dan dia sendiri menambahkan Fatima. Setelah berkenalan dengan agama Islam, ia memilih kerudung dengan bijak dan penuh cinta. Dia menganggap Zahra sebagai panutannya dan semua perempuan.
Ia mengatakan, "Panutan Sayidah Fathimah al-Zahra berlaku untuk perempuan di segala usia, karakteristik mereka merupakan karakteristik dasar perempuan sejati, seperti menjadi istri yang penuh kasih dan baik yang selalu menarik suaminya dan ibu yang luar biasa yang mampu mendidik pahlawan dan manusia revolusioner. Di sisi lain, ada fitur seperti perhatian pada politik, keadilan dan kehidupan umat. Karena seorang perempuan yang minatnya terbatas pada masalah keluarga dan rumahnya tidak dapat membesarkan seorang putra seperti Husein. Jelas bahwa semangat kepahlawanan dan kemartiran ada di hati Sayidah Zahra as dan dia memberikan sinar cahaya kepada anak-anaknya."
Fatima menambahkan, "Model Sayidah Zahra juga dapat berguna dalam masyarakat non-Muslim saat ini. Pertama-tama kita harus berurusan dengan penyakit feminisme yang memandang laki-laki sebagai musuh perempuan. Ini sama merusaknya dengan ideologinya, yang mempromosikan pelecehan terhadap perempuan atas nama patriarki dan tidak ada hubungannya dengan Islam murni dan Syariah. Pria itu bukan musuh perempuan itu dan bukan lawannya. Pria itu bukanlah seseorang yang harus diatasi atau dinetralkan olehperempuan itu, tetapi pria itu adalah seorang teman, seorang istri dan seorang pemandu yang mendukung perempuan itu dan menjamin pemulihan hak-haknya, kepuasan hasrat alamiahnya, dan pengembangan bakat potensialnya. Ini adalah model yang ditetapkan oleh hukum Islam. Keluarga Sayidah Zahra as dan Imam Ali as adalah model cinta sejati, rasa hormat, pengertian dan persahabatan antara suami dan istri, sedangkan jalan Sayidah Zahra as menunjukkan kepada kita bahwa menjadi seorang istri dan ibu, menjadi penting dalam perjuangan untuk keadilan dan memainkan peran keadilan. Masyarakat dunia saat ini harus tahu bahwa sisi keperempuanan tidak menghina seorang perempuan. Kesucian dan martabat di depan umum tidak mempermalukan seorang perempuan. Memasak untuk menyenangkan keluarga perempuan itu tidak mempermalukan perempuan itu, dan ini adalah logika dan tantangan kita terhadap feminisme."