Kebebasan Dalam Islam Menurut Ayatullah Khamenei

Rate this item
(0 votes)

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan para ulama, peneliti dan akademisi di Tehran, mengecam kebebasan gaya Barat yang telah menciptakan diskriminasi, intimidasi, dan kebijakan mengobar perang.

Seraya memaparkan beberapa kasus yang dihasilkan oleh kebebasan ala Barat, Ayatullah Khamenei menekankan bahwa kebebasan ekonomi Barat telah menciptakan sistem dengan keuntungan maksimal untuk kelompok tertentu, kebebasan politik telah mewujudkan monopoli di kancah politik, dan kebebasan dalam isu-isu moral juga telah memelahirkan sejumlah kerusakan, seperti homoseksual. Inilah hasil-hasil dari kebebasan di tengah masyarakat Barat.

Menurut Rahbar, isu-isu tersebut mencerminkan realita yang sangat buruk, menjijikkan, pahit, dan keji di tengah masyarakat Barat. Kebebasan di Barat telah menciptakan diskriminasi, intimidasi, perang, dan standar ganda dalam menyikapi isu-isu sakral seperti, hak asasi manusia dan demokrasi.

Ayatullah Khamenei menilai perbedaan utama antara pandangan Islam dan Barat tentang kebebasan terletak pada prinsip-prinsip kebebasan itu sendiri. Dalam pandangan liberal, kebebasan berakar dari pemikiran-pemikiran humanisme. Sementara dalam Islam, landasan kebebasan adalah tauhid, yaitu percaya kepada Allah Swt dan menolak segala bentuk tirani. Menurut beliau, martabat manusia juga sebagai salah satu dari prinsip utama kebebasan dalam Islam.

Rahbar lebih lanjut mengatakan bahwa kajian tentang kebebasan dalam beberapa abad terakhir di Barat mendapat perhatian besar dibanding isu-isu lain. Beliau menilai Renaissance, Revolusi Perancis, Revolusi Industri dan juga Revolusi Oktober 1917, sebagai peristiwa dan faktor utama yang telah menciptakan gelombang besar pemikiran dalam ranah kebebasan.

Kebebasan termasuk di antara konsep yang dibahas secara serius dan luas oleh para pemikir Barat pada abad-abad ke 18, 19, dan 20. Kajian itu telah membentuk landasan bagi revolusi-revolusi sosial di Barat.

Sistem politik Barat terbentuk atas dasar kajian-kajian tersebut dan Deklarasi HAM juga ditulis atas dasar itu. Buah pemikiran mereka sangat cepat mejadi model dan acuan bagi bangsa-bangsa lain di luar benua Eropa. Banyak cendekiawan dan pemikir di negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin terbius dan kagum dengan konsep kebebasan yang diproduksi oleh Barat. Namun, kebebasan yang mereka persembahkan untuk negaranya adalah kemerosotan dan penistaan terhadap nilai-nilai moral.

Perlu diingat bahwa Barat mendefinisikan kebebasan menurut prinsip humanisme, yaitu kebebasan yang telah mendorong masyarakat Barat ke arah dekadensi moral dan penistaan terhadap nilai-nilai luhur.

Ada banyak referensi dalam Islam yang berbicara mengenai kebebasan, namun komunitas Muslim menemukan kevakuman besar dalam masalah tersebut. Para pemikir Islam harus membentuk sebuah sistem untuk mengkaji dan menjawab semua isu-isu seputar kebebasan. Akan tetapi, misi ini tentu saja menuntut penguasaan penuh pada referensi-referensi Islam dan Barat. (IRIB Indonesia/RM)

Read 1822 times