Salman al-Farisi termasuk seorang sahabat yang paling dekat dan paling loyal terhadap Rasulullah Saw. Pasca meninggalnya Rasulullah Saw, untuk beberapa waktu Salman hanya di rumaا dan tidak ada seorangpun yang melihatnya. Setelah hari kesepuluh, Salman keluar dari rumahnya.
Ketika melihat Salman, Imam Ali as berkata kepadanya, "Wahai Salman! Pasca wafatnya Rasulullah Saw engkau tidak lagi memperhatikan kami..."
Salman menjawab, "Junjunganku, bukan aku tidak memperhatikan, tapi kesedihan akibat kepergian Rasulullah Saw telah membuatku menyendiri di rumah."
Imam Ali as berkata, "Baiklah, tapi Fathimah as ingin bertemu denganmu. Pergilah ke rumah kami dan ambil hadiah yang telah disimpan untukmu!
Salman al-Farisi kemudian pergi ke rumah Ali dan Fathimah as. Ketika Sayidah Fathimah as melihat Salman, beliau langsung berkata, "Wahai Salman! Engkau sudah tidak memperhatikan kami. Pasca wafatnya Nabi Saw engkau sudah tidak lagi menanyakan keadaan kami."
Salman menjawab, "Wahai kenangan Rasulullah! Demi Allah, tidak demikian."
Sayidah Zahra as berkata, "Sekarang duduklah! Saya akan membawakan hadiah buatmu yang berasal dari surga."
Salman bertanya, "Apakah setelah wafatnya Rasulullah Saw masih ada sesuatu dari surga yang datang kepada Anda?"
Sayidah Zahra as berkata, "Ini baru datang kemarin."
Setelah itu beliau menjelaskan:
"Kemarin kami sedang duduk di rumah dan pintu terkunci. Waktu itu saya tengah berpikir, bagaimana wahyu bisa terputus dan mengapa malaikat sudah tidak datang lagi ke rumah ini. Pada waktu itu tiba-tiba pintu terbuka dan tiga orang perempuan cantik masuk. Saya tidak pernah melihat perempuan secantik mereka sebelum ini.
Saya kemudian bertanya kepada mereka, "Kalian berasal dari Anshar atau Muhajirin?"
Mereka menjawab, "Kami bukan dari Anshar dan bukan pula dari Muhajirin, bahkan bukan penduduk bumi. Kami adalah penduduk langit dan dari golongan malaikat. Allah Swt mengirim kami kepadamu dan kebetulan kami sudah lama rindu ingin bertemu denganmu."
Setelah itu mereka memperkenalkan dirinya dan diketahui bahwa mereka di surga adalah istri Miqdad, Abu Dzar dan engkau (Salman).
Pada waktu itu, Sayidah Zahra as membawakan kurma untuk Salman. Kurma itu lebih putih dari salju dan lebih wangi dari minyak misik. Setelah itu Sayidah Fathimah as berkata, "Berbuka puasalah dengan kurma ini. Keesokan hari bila engkau datang ke sini, tolong bawakan aku bijinya.!"
Salman sungguh takjub dan tentu saja sangat senang. Ia lalu mengambil kurma itu dan keluar dari rumah. Setiap orang yang berpapasan dengannya terpengaruh bau wangi kurma dan bertanya kepadanya, "Apakah engkau punya minyak misik? Betapa wanginya misik milikmu."
Salman berbuka puasa dengan kurma itu, tapi ia tidak melihat bijinya. Keesokan harinya ia pergi menemui Sayidah Fathimah as dan ketika bertemu ia berkata, "Wahai kecintaan Rasulullah Saw! Saya telah memakan kurma itu. Sungguh lezat dan sangat wangi. Tapi tidak ada bijinya, sehingga aku dapat membawanya ke sini."
Sayidah Fathimah as berkata, "Kurma ini tidak memiliki biji. Karena ia tumbuh dari pohon kurma yang tumbuh di Dar as-Salam, sebuah tempat di surga. Bijinya adalah sesuatu yang aku pelajari dari ayahku. Aku setiap hari dan malam pasti mengulanginya."
Salman berkata, "Apakah itu juga akan Anda ajarkan kepadaku?"
Sayidah Fathimah as kemudian mengajarkan doa Nur kepada Salman.
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Sayidah Fathimah Zahra as.
Berikut ini doa Nur:
بِسْمِ اللّهِ النُّورِ بِسْمِ اللّهِ نُورِ النُّورِ بِسْمِ اللّهِ نُورٌ عَلى نُورٍ بِسْمِ اللّهِ الَّذى هُوَ مُدَبِّرُ الاْمُورِ بِسْمِ اللّهِ الَّذى خَلَقَ النُّورَ مِنَالنُّورِ اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذى خَلَقَ النُّورَ مِنَ النُّورِ وَاَنْزَلَ النُّورَ عَلىَ الطُّورِ فى كِتابٍ مَسْطُورٍ فى رَقٍّ مَنْشُورٍ بِقَدَرٍ مَقْدُورٍ عَلى نَبِي مَحْبُورٍ اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذى هُوَ بِالْعِزِّ مَذْكُورٌ وَبِالْفَخْرِ مَشْهُورٌ وَعَلَى السَّرّاَّءِ وَالضَّرّاَّءِ مَشْكُورٌ وَصَلَّى اللّهُ عَلى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ الطّاهِرينَ