Menurut keterangan Hujatulislam Naser Rafiee, manusia dapat menggunakan lisannya untuk berbuat baik kepada sesama, dan bisa juga menggunakannya untuk membenci, mendendam, dan mengganggu orang lain.
Hujatulislam Rafiee, Ustadz Hauzah Ilmiah Iran, mengatakan, salah satu masalah penting dalam hidup manusia yang biasanya dilakukan banyak orang adalah dosa lisan. Karena mudah dilakukan, dosa lisan tidak memerlukan upaya keras, dan memiliki banyak ragam serta jenis.
Menurutnya, dosa besar tidak mudah dilakukan, dan tidak semua manusia melakukannya. Contohnya, salah satu dosa besar adalah menjual senjata kepada kaum kafir, tidak semua orang bisa melakukannya.
Contoh lain, salah satu dosa besar adalah meminum minuman keras, tidak semua orang melakukannya. Akan tetapi dosa lisan tidak seperti itu, pasalnya selain karena punya banyak ragam, juga mudah dan tidak memerlukan usaha keras untuk melakukannya.
Hujatulislam Rafiee, terkait mengapa Al Quran menekankan supaya manusia mengendalikan lisannya, menuturkan, "Di dalam hadis disebutkan iman seseorang tidak akan baik dan sempurna kecuali ruhnya sempurna, ruh seseorang tidak akan baik kecuali lisannya baik. Hadis yang lain mengatakan, setiap orang dikenal dari lisannya, dan kepribadian seseorang berada di balik lisannya. Manusia dapat menggunakan lisannya untuk berbuat baik kepada sesama atau menggunakannya untuk membenci dan mengganggu orang lain."
Pada saat yang sama, Hujatulislam Naser Rafiee, menjelaskan bahwa salah satu faktor yang melahirkan cinta, dan membuka pintu-pintu kebijaksanaan adalah diam.
"Seseorang yang diam, sekalipun tidak melakukan perbuatan baik, akan terhindar dari perbuatan dosa. Banyak hadis yang menekankan sedikit bicara, misalnya disebutkan bahwa diam adalah pintu menuju pintu-pintu hikmah," imbuhnya.
Terkait karakteristik perkataan yang baik, Rafiee menerangkan, "Al Quran menjelaskan perkataan yang baik pertama harus berdasarkan pengetahuan. Belakangan ini sebagian orang menciptakan video dan audio melalui Kecerdasan Buatan, lalu disebarkan melalui media sosial, maka dari itu sebagaimana ditegaskan Al Quran dan hadis, kita tidak boleh mengikuti sesuatu yang tidak kita ketahui. Banyak perkataan yang keluar karena ketidaktahuan, dan prasangka semata."
Hujatulislam Rafiee, melanjutkan, "Perkataan kita harus memiliki asas dan dasar. Al Quran menyeru manusia kepada takwa dan untuk berbicara dengan argumen. Misalnya, kita tidak boleh berbicara tanpa dasar dalam diskusi-diskusi poltiik dan debat pemilu. Begitu juga Al Quran, menekankan bahwa perkataan yang baik tidak boleh menjatuhkan dan mencela orang lain."
Hujatulislam Rafiee menegaskan, "Karakteristik lain yang Al Quran tegaskan terkait perkataan yang baik adalah keadilan dalam berpendapat. Di dalam diskusi-diskusi politik, penyampaian pendapat harus adil, dan tidak merusak. Perkataan yang baik menurut Al Quran, harus disertai dengan amal perbuatan, dan perkataan yang baik adalah perkataan yang indah serta lugas."