Ketika Wanita Irlandia Masuk Agama Islam

Rate this item
(1 Vote)
Ketika Wanita Irlandia Masuk Agama Islam

 

Saya Muslim. Sebelumnya, saya beragama Kristen. Saya telah menjadi seorang Muslim selama  tiga tahun ini. Saya mempunyai banyak pertanyaan terkait keyakinan saya ketika saya memeluk agama Kristen saat masih remaja.

Hi, saya Leslie Carter. Saya bekerja untuk Pusat Kebudayaan Islam di kantor perempuan sebagai seorang asisten koordinator wanita.

Saya Muslim. Sebelumnya, saya beragama Kristen. Saya telah menjadi seorang Muslim selama  tiga tahun ini. Saya mempunyai banyak pertanyaan tentang keyakinan saya ketika masih memeluk agama Kristen saat saya masih remaja.

Terkait pengakuan, saya tidak merasa nyaman dengan hanya masuk ke sebuah ruangan kecil dan menceritakan dosa-dosa saya kepada pendeta. Kemudian pendeta itu berkata kepada saya, katakan ini dan katakan itu, dosamu akan terampuni. Saya pikir dosa saya adalah antara diri saya dengan Tuhan.
 
Saya menganggap diri saya sebagai seorang yang sangat Irlandia, tetapi saya adalah seorang Muslim. Kebangsaan dan agama saya berbeda; saya adalah seorang Muslim Irlandia, tetapi saya orang Irlandia dan saya Muslim. Mereka tidak pergi bersama karena –saya tidak tahu- saya menemukan banyak warga negara yang mereka memiliki budaya membeli agama dan barang, sedangkan saya mencoba untuk tetap terpisah.

Pusat Kebudayaan Islam dibuka pada tahun 1996 dan didanai oleh Yayasan al-Maktoum di Dubai. Yayasan tersebut membangun segala sesuatunya dari arsitek hingga ke interior. Semuanya dibangun dan dibuat di Irlandia. Sungguh menakjubkan berada di sini karena merupakan satu-satunya masjid yang dibangun di Irlandia dan merupakan pusat Islam terbesar di Eropa.

Awalnya, saya bertemu dengan suami saya. Dia adalah seorang muslim dan saya Kristen, namun kami tidak mempunyai masalah. Saya pergi ke gereja dan dia pergi ke masjid. Saya merayakan Natal, sedangan dia merayakan Idul Fitri. Tidak ada masalah terkait agama.
 
Kemudian, saya perlahan-lahan terbawa jauh dari agama Kristen dan mulai bertanya tentang Islam. Saya hanya membaca hal-hak seperti hak-hak perempuan dalam Islam, bagaimana Islam memandang Yesus dan saya pikir pertanyaan-pertanyaan saya telah dijawab dalam agama Islam. Kemudian tiga tahun lalu, tanpa direncanakan dan benar-benar sebuah kejutan, saya memutuskan untuk mengucapkan syahadat (menyatakan iman saya) dan menjadi seorang Muslim.

Pada hari aku masuk Islam, suami saya datang ke sini untuk berdoa. Saat itu, saya sedang pergi ke pasar, sehingga saya datang bersamanya dan saya tahu wanita yang bekerja di kantor itu kemudia. Ahirnya, saya datang untuk mengunjunginya.
 
Pada dasarnya tidak ada rencana bagi saya untuk menjadi seorang Muslim pada hari itu. Saya tahu, saya telah mengatakan mungkin saya akan menjadi seorang Muslim dalam waktu 10 tahun atau apa pun, tetapi ketika aku berada di sana dan mendengar suara Adzan (panggilan untuk shalat), saya mulai menangis. Hal itu seperti sebuah cahaya dalam hati saya atau sesuatu. Saya tahu saa tidak dapat pergi ke masjid tanpa menyatakan keyakinan saya.

Antara Kristen dan Islam, saya merasa kedua agama ini sangat mirip. Kami percaya pada hal-hal seperti sepuluh perintah. Kami percaya pada semua nabi. Hanya masalah pengakuan dan trinitas yang benar-benar membedakan.
 
Selain itu, kemiripan lainnya adalah kita harus mengasihi sesama  dan tidak boleh membunuh atau mencuri serta harus percaya pada satu Tuhan. Semua itu sangat mirip. Kristen adalah agama yang paling dekat dengan Islam.


Saya memakai pakaian biasa dan tidak memakai jilbab sepanjang waktu. Saya hanya berpakaian sopan dan saya memiliki pakaian dari toko manapun, tetapi saya tidak pernah memakai apa pun yang ketat atau cenderung memperlihatkan. Saya tidak pernah memiliki pakaian ketat, bahkan sebelum saya bertemu dengan suami saya dan sebelum menjadi seorang Muslim. Saya juga tidak pernah mengenakan pakaian ketat atau mengungkapkan. Jadi saya tidak kehilangan aspek itu.


Putri sulung saya berumur lima tahun. Ketika dia duduk dan menonton TV kemudian melihat wanita dengan pakaian tidak begitu banyak (terbuka/ketat), dia akan berteriak "Haram, ganti salurannya!”. Mungkin ketika kita sibuk kemudian atau tidak menonton atau melakukan sesuatu dan kemudian hal itu terjadi, dia akan berteriak "Haram", haram berarti dosa, dan dia akan berkata "Ubah channelnya".
 
Dia memiliki banyak rok, tetapi dia tidak suka roknya sampai di atas lututnya. Rok-rok itu harus panjang. Dan ini adalah dirinya sendiri dan jalan yang telah dia pilih.


Di tempat yang pernah saya tinggal sebelumnya, utamanya para remaja memberikan komentar rasial tentang Muslim. Hal itu kecil, Anda tahu, cara saya memandang hal itu jika mereka mepunyai masalah dengan saya. Itu masalah mereka bukan masalah saya. Saya membiarkannya karena kurangnya rasa hormat, kurangnya pendidikan, dan kurangnya moral. Kami memiliki banyak orang datang ke masjid di sini dan meminta salinan al-Quran kemudia mengatakan "Saya tahu ini bukan agama, tidak bisa mengatakan ini dalam al-Quran", tetapi mereka ingin salinan al-Quran untuk memperjelas hal itu.
 
Saya mendengar berbagai cerita pasca peristiwa 11 September, terutama di Inggris. Ada banyak serangan dan pembakaran terhadap masjid-masjid dan juga penikaman terhadapa orang. Di Irlandia, kami memiliki ketakutan akan bom di salah satu sekolah. Kami memiliki kekuatan media yang sebenarnya sangat negatif pada saat ini.

Tapi banyak orang justru mencari Islam dan memeluknya. Orang-orang mencari mereka yang masuk Islam dan berpikir "Pasti ada sesuatu yang baik tentang hal itu sehingga begitu banyak orang yang memeluknya ". Maksudku Irlandia bukan negara yang sangat besar tetapi memiliki 23.000 (Muslim) mengubah hidup di dalamnya, harus ada sesuatu yang baik tentang agama itu.

Read 1231 times