کمالوندی
Peringatan Isra Mi'raj Momentum Mawas Diri Menjelang Pemilu
Isra Mi'raj merupakan salah satu peristiwa penting bagi kehidupan Nabi Muhammad dan juga umat Islam. Peristiwa ini sarat akan hikmah atau pelajaran yang dapat diambil dan sesuai dengan masa kini.
Isra Mi'raj terjadi pada tanggal 27 Rajab, kalender Hijriah dan diperingati setiap tahunnya. Tahun ini, 27 Rajab jatuh pada Rabu (3/4).
Pada Isra Mi'raj Nabi Muhammad melakukan perjalanan di malam hari dari Mekkah ke Baitul Maqdis, Palestina hingga langit ke tujuh atau Sidratul Muntaha. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-delapan kenabian Rasulullah.
Sebelum Isra Mi'raj Nabi Muhammad mendapatkan beberapa cobaan dan dilanda kesedihan. Nabi Muhammad ditinggalkan oleh orang yang dicintainya yakni istrinya Khadijah dan orang yang selalu membelanya yakni sang paman Abu Thalib. Tahun ini bahkan dijuluki 'amul huzni yang berarti tahun kesedihan.
Allah SWT lalu menghibur Muhammad melalui Isra Mi'raj. Perjalanan ini seolah memberi pesan bahwa setelah cobaan yang berat ada kemuliaan yang menanti.
Isra Mi'raj Rasulullah Saw
Sekaitan dengan ini, Nahdlatul Ulama (NU) Nusa Tenggara Timur menyatakan peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW adalah momentum untuk menahan diri agar tidak menyebarkan berbagai informasi hoaks jelang Pemilu 2019.
"Momentum isra Mi'raj ini hendaknya menjadi momentum bagi kita umat Muslim di Indonesia khususnya di NTT, untuk menahan diri dalam menyebarkan informasi yang nantinya berujung pada hoaks, yang dampaknya akan menimbulkan konflik," kata Ketua NU NTT Jamal Ahmad kepada Antara di Kupang, Rabu (3/4). Demikian dilaporkan Antaranews, Rabu (03/04).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan peringatan Isra Mi'raj yang pada tahun ini bertepatan dengan tahun politik khususnya hampir bertepatan dengan pelaksanaan Pemilu pada 17 April nanti.
Saat ini kata dia, informasi hoaks semakin banyak menyebar di media sosial, baik itu hoaks yang menjelek-jelekkan calon presiden Jokowi serta calon Presiden Prabowo.
Munculnya hoaks itu kata dia terus meningkat dari bulan ke bulan. Apalagi tinggal beberapa hari lagi pemilu berlangsung sudah pasti hoaks akan merajalela.
"Karena hoaks itulah yang kemudian mengakibatkan konflik di antara kita, tidak hanya dengan sesama kita tetapi dengan keluarga kita sendiri," ujar dia.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi NTT Abdul Kadir Makarim.
Namun dia berharap agar Pemilu serentak pada 17 April di seluruh Indonesia itu berjalan aman dan damai sehingga kondisi keamanan dan toleransi umat beragama di NTT ini juga tetap terjaga.
"Jangan ada keributan saat Pemilu. Saya yakin bahwa kalau seluruh masyarakat Indonesia khususnya NTT menyadari bahwa pemilu adalah suatu alat demokrasi, saya yakin bahwa akan berjalan dengan lancar," ujar dia.
Namun yang paling penting kata dia di momen peringatan Isra Mi'raj itu, seluruh umat Muslim dapat meneladani kehidupan Nabi Muhammad Saw yang semasa hidupnya tetap menjalin keakraban diantara umat beragama lainnya, sehingga kondisi keamanan tetap terjaga dengan baik.
Sementara itu Ketua GP Ansor NTT Abdul Muis mengatakan bahwa Isra dan Mi'raj proses dimana shalat lima waktu diterima Rasulullah Saw langsung dari Allah.
"Untuk itu, sifat-sifat shalat harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Saya optimistis Indonesia pasti aman saat pemilu apabila sifat shalat dibawa dalam kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan," ujar dia.
Tags
Imam Musa Kazhim as, Puncak Penghambaan dalam Penjara Harun Al-Rasyid
Menjelang peringatan syahadah Imam Musa al-Kazhim as, kota suci Kazhimain menyaksikan kedatangan para pengikut dan pecinta Ahlulbait as dari dalam dan luar Irak. Halaman dan beranda tempat suci ini penuh dengan para peziarah yang berduka. Semua peziarah, tua dan muda, pria dan wanita berada di makam suci Imam Musa bin Jakfar as dan meratapi kesyahidan Imam agung ini. Kazhimain hari ini tenggelam dalam air mata dan duka.
Menjelang peringatan hari syahadah Imam Musa al-Kazhim as, Imam Kedelapan Syiah, kami mengucapkan rasa belasungkawa kepada Anda para pecinta Ahlulbait as.
Imam Musa Kazhim as lahir pada hari Sabtu tanggal 7 Shafar tahun 128 Hijriah Qamariah di sebuah tempat bernama Abawa yang terletak di antara Mekah dan Madinah. Sejak tahun 148 HQ, ketika ayahnya Imam Sadiq as gugur syahid, periode keimamahan Imam Kazhim dimulai. Imam yang tertindas, demi menyampai kebenaran dan mengungkap kebobrokan para khalifah Bani Abbas, harus menghabiskan bertahun-tahun dari kehidupannya yang luar biasa di penjara yang menakutkan. Akhirnya, beliau gugur syahid pada tanggal 25 Rajab 183 HQ di penjara Harun al-Rasyid. Ketika gugur syahid, Imam Musa Kazhim as berusia 55 tahun.
Panggilan paling masyhur pada Imam Kazhim as adalah "Bab al-Hawaij" yang berarti pintu bagi mereka yang membutuhkan. Mereka memanggilnya "Bab al-Hawa'ij ila Allah". Karena setiap orang yang menjadikannya wasilah atau perantara bagi hajatnya kepada Allah Swt pasti diijabahi. Ibn Hajar al-Haitsami, seorang ulama mazhab Syafi'i mengatakan, "Musa Kazhim as diketahui oleh orang-orang Irak sebagai Bab al-Hawaij." Sementara Ibn Shabbagh, seorang ahli fiqih mazhab Maliki juga mengatakan, "Orang-orang Irak mengenalnya dengan sebutan Bab al-Hawaij ila Allah. Karena orang-orang Muslim yang menjadikannya sebagai perantara bagi hajatnya, pasti terkabulkan."
Setelah gugur syahidnya Imam Sadiq as, kepemimpinan agama, ilmiah, politik dan pendidikan berarti keimamahan dari Imam Kazhim as dimulai. Dalam lingkungan politik yang sulit ini, dikhawatirkan bahwa jiwa Imam akan berada dalam bahaya. Karena alasan ini, Imam Shadiq as, Imam Keenam selama masa hidupnya, memperkenalkan Imam Kazhim as sebagai penggantinya. Dengan demikian, program Manshur, Khalifah Abbasiah untuk menghilangkan Imam Ketujuh, yaitu Imam Musa Kazhim as menjadi gagal. Setelah kematian Manshur, berturut-turut Mahdi dan Hadi berkuasa. Di masa mereka yang berlangsung lebih dari dua puluh tahun, ada ruang terbuka dan kebebasan relatif yang diberikan kepada Ahlulbait dan pengikutnya, terutama selama masa kekhalifahan Mahdi. Imam Kazhim as memanfaatkan benar-benar kesempatan ini dan berusaha untuk membimbing dan menuntun masyarakat Islam.
Imam Abu al-Hasan, Musa bin Jakfar as, yang juga dipanggil dengan Kazhim adalah tempat berkumpulnya segala kebaikan. Untuk alasan ini, beliau punya pengaruh di hati berbagai kelompok dan kalangan masyarakat Islam dan bahkan non-Muslim. Sebagian orang yang menyaksikan ibadah Imam Musa al-Kazhim as, sebagian lain dengan menyaksikan kesabaran dan sifat pemaaf beliau dan sebagian orang lain yang dipenuhi kebutuhannya oleh Imam dan bagaimana Imam begitu berempati kepada mereka, membuat semuanya begitu tertarik dengan kepribadian Imam Musa al-Kazhim as. Bagaimanapun juga, semua hati masyarakat begitu tertarik dengannya, sehingga menurut Ibnu Hajar, beliau adalah Imam al-Qulub, pemimpin hati masyarakat.
Sebagian dari kehidupan Imam Kazhim as sezaman dengan pemerintahan Harun al-Rasyid. Harun berkuasa pada tahun 170 HQ. Dia terkenal karena kedengkian dan permusuhan dengan Ahlulbait as dan Alawi atau keturunan Imam Ali as. Imam Kazhim as mengalami banyak kesulitan selama periode hidupnya ini. Imam Musa bin Jakfar as ada di hati rakyat dan memerintah hati mereka. Kekhususan ini tidak dapat disangkal dan diterima oleh semua orang, bahkan Harun al-Rasyid.
Ibn Hajar al-Haitsami menulis tentang kekhususan ini, "Suatu hari Imam Kazhim as sedang duduk di samping Ka'bah. Ketika mata Harun tertuju pada Imam, dia berkata, 'Kau adalah orang yang dibaiat masyarakat secara sembunyi-sembunyi?' Imam berkata, 'Aku adalah pemimpin hati dan engkau adalah pemimpin badan." Imam Kazhim as, dengan pernyataan ini ingin memahamkan kepada Harus bahwa dimensi kekuasaannya hanya badan masyarakat. Pemerintahanmu hanya pada lahiriah, materi dan dengan kekuatan dan tombak, tetapi wilayah kekuasaan saya adalah hati rakyat. Hati orang-orang bersamaku, tetapi tubuh mereka adalah sandera bagimu. Karena itu, alih-alih menyerah pada fakta ini, Harun justru menjadi lebih agresif dalam keputusannya untuk memperketat imam dan menyiksa dan melenyapkannya.
Harun al-Rasyid masih berada di awal perjalanan kekuasaannya, ketika dia mengunci Imam ke ruang bawah tanah. Kadang-kadang dia dipenjara di Basrah dan sekali di Baghdad. Tahun-tahun yang keras ini berbeda dari tahun-tahun lainnya. Karena Harun selalu berusaha untuk mempermalukan Imam dan mengurangi martabatnya. Namun, dalam situasi itu, Imam Kazhim as menggunakan semua kekuatannya untuk mencapai tujuan ilahi dan melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan ke pundaknya. Beliau tahu kebijakan Harun dengan baik dan tahu bahwa keputusan final Harun adalah untuk melenyapkannya.
Dalam sudut pandang Imam Kazhim as, seluruh tanah adalah masjid, tempat peribadatan dan tempat-tempat pujian dan pengudusan Allah, sekalipun lingkaran pengawasannya semakin diperketat dan mereka semakin keras memperlakukannya, beliau merasa semakin dekat dengan Allah dan meminta bantuan pada shalat dan kesabaran. Imam menjadikan penjara sebagai tempat penyembahan kepada Sang Pencipta Yang Maha Esa dan menjadikan kesendirian penjara sebagai rumah yang akrab dengan Allah.
Imam Kazhim as berpuasa selama di siang hari, sementara di malam hari beliau melakukan shalat dan munajat. Menurut salah seorang penjaga penjara, Imam Kazhim as memuji Allah dan bersyukur telah memberinya tempat, dimana ia dapat beribadah dengan tenang. Benar! Imam Kazhim as hidup di masa ketika penangkapan dan penyiksaan terhadap para pendukung Ahlulbait as adalah kebijakan umum para khalifah. Imam yang tertindas, demi menyampaikan kebenaran dan pengungkapan kebobrokan para Khalifah Bani Abbasiah harus menghabiskan bertahun-tahun hidupnya yang mengagumkan di penjara yang menakutkan. Dan akhirnya beliau gugur syahid di penjara Harun al-Rasyid.
Selama Imam Kazhim as berada bersama masyarakat, seperti nakhoda kapal, membimbing umatnya menuju pantai. Karena Imam Kazhim as seperti para leluhur sucinya merasa bertanggung jawab atas tindakan dan perilaku kaum Muslim, dan setiap kali melihat kelemahan dan kekurangan, beliau selaku Imam umat Islam bangkit dan mulai mendidik umat. Dalam sejarah disebutkan bahwa beliau sangat berbudi luhur, jujur, berani, dan murah hati.
Infak yang dilakukan beliau memberi berkah dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka mengatakan, "Mengejutkan ketika mendapatkan kantong uang berisi dirham dari Imam Kazhim as, tapi ia masihi mengadukan kemiskinannya" Ibnu Syahrasub, ahli sejarah Islam dalam mendeskripsikan Imam Kazhim as menulis, "Dia adalah orang yang paling bijaksana pada masanya, yang paling mengetahui akan Kitab Allah, dan memiliki suara yang sangat indah dalam bacaan al-Quran. Dia lebih unggul daripada orang lain dalam agama dan sangat fasih ketika berbicara."
Dalam ajaran agama banyak direkomendasikan agar manusia banyak mengingat mati, saat ruh berpisah dari badan dan hari penghitungan amal. Rasulullah Saw dan para Imam as senantiasa mengingat mati. Imam Kazhim as seperti para Maksumin as yang lain selalu mengingat mati. Satu dari doa yang biasa dibacakan dalam shalat membicarakan tentang masalah ingat mati. Beliau biasa membaca doa ini dalam sujudnya yang panjang.
"Ya Allah! Saya memohon kepada-Mu agar kematianku dipermudah dan ampuni dosa-dosaku di Hari Kiamat."
Cara pandang yang menibulkan takwa kepada Allah membuat Imam Kazhim as selalu menangis dalam melaksanakan shalat-shalatnya, sehingga air matanya membahasi jenggotnya dan berdoa, "Ya Allah! Dosaku sedemikian besarnya, maka ampunan dari-Mu adalah kebaikan."
Meratapi Kesyahidan Fathimah Zahra Sang Pembela Ali
Hari-hari ini adalah hari-hari duka bagi para pecinta Ahlul Bait untuk Sayidah Fathimah Zahra as. Fathimah adalah pribadi ketika Nabi Muhammad Saw merindukan bau surga langsung mendekat dan menciumnya. Fathimah adalah pribadi yang disebut Rasulullah Saw sebagai "ibu dari ayahnya" dan "belahan jiwanya". Nabi Saw pernah bersabda tentangnya, "Wahai Fathimah! Sesungguhnya Allah Swt akan memurkai seseorang karena murkamu dan merelakan seseorang karena kerelaanmu."
Benar, Sayidah Fathimah az-Zahra as merupakan kecintaan Allah. Fathimah as telah mencapai cakrawala tertinggi, sehingga Allah Swt meridhai seseorang yang direlakan Fathimah as dan begitu juga akan murka dengan kemurkaan Fathimah as.
Tetapi Fathimah as sebagai cindera mata Rasulullah Saw meninggal dunia secara misterius di masa mudanya, sehingga kuburannya sampai sekarang tidak memiliki tanda. Tidak jelas apakah beliau dimakamkan di masjid Nabi, bersama dengan ayahnya atau di Baqi, atau di tempat lain! Sejujurnya, tidak ada tanda yang jelas itu sendiri petanda apa?
Hari ini, pada peringatan kesyahidan putri Rasulullah Saw, dunia Islam bersedih. Kami juga mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada Anda pada kesempatan peringatan kesyahidan Sayidah Fathimah Zahra as. Pada kesempatan ini, kami akan menyampaikan beberapa kalimat singkat dari khotbah beliau yang disampaikan pada hari-hari terakhir kehidupannya yang singkat tapi penuh berkat. Kami memohon kepada Allah Swt agar senantiasa menuntut kita di jalur terang benderang yang telah dilewati perempuan hebat ini.
Khotbah sayidah Fathimah as di masjid Madinah yang kemudian dikenal sebagai khotbah Fadak adalah khotbah yang indah yang membingungkan para ahli kefasihan dan retorika karena ungkapan yang lugas, kekuatan argumentasi penggunaan berbagai metafora dan keragaman obyek yang dibahas. Sebagaimana Bahauddin Erbali, sejarawan dan ahli hadis terkenal abad ke tujuh tentang khorbah ini menulis, "Khotbah yang memancarkan cahaya kenabian dan menyibakkan aroma risalah serta Syiah dan Sunni mengutipnya di buku-buku mereka."
Khotbah ini secara lahiriah menjelaskan protes atas perampasan tanah Fadak yang dilakukan oleh Khalifah Pertama. Fadak adalah tanah dekat Madinah, yang cukup air dan penuh dengan kebon kurma dengan hasil yang bagus. Pada tahun ketujuh Hijrah, pasukan Islam berhasil menaklukkan benteng-benteng Khaibar yang merupakan markas utama orang-orang Yahudi. Nah, begitu mendengar berita ini, orang-orang Yahudi Fadak mengirim utusan untuk menemui Nabi Saw dan menyerahkan Fadak kepada Rasulullah Saw. Sesuai dengan kesaksian para ahli tafsir Syiah dan Sunni, setelah diturunkannya ayat 26 surat al-Isra Nabi yang memerintahkan agar memberikan hak keluarga, Nabi Saw lalu memberikan Fadak kepada Fathimah as.
Tanah Fadak yang terletak di dekat Madinah
Tetapi setelah wafatnya Nabi Saw, hanya dalam beberapa hari, terjadi perubahan besar terjadi dalam masyarakat Islam, yang sangat sulit dipercaya. Setelah sepuluh hari setelah kematian Nabi Saw, Khalifah Pertama mengusir para pekerja Fathima as dari Fadak dan menunjuk orang lain sebagai gantinya. Demikianlah cerita perampasan tanah Fadak. Menyaksikan kejadian itu, Sayidah Fathimah Zahra as pergi ke masjid Nabi untuk menjelaskan haknya.
Ketika dikatakan bahwa putri Nabi Saw ingin berbicara dengan orang-orang, semua orang berkumpul di masjid dan sekitarnya untuk mendengar kata-kata Fathimah as. Di sudut masjid ada tabir yang disiapkan untuk memisahkan kaum pria dengan perempuan. Sayidah Fathimah as memasuki masjid di antara kaum perempuan. Beliau berjalan seperti Rasulullah Saw, ayahnya. Mereka yang hadir di masjid seakan-akan mendengar kembali suara kaki Rasulullah Saw. Bahkan ketika Fathimah as mulai berbicara, masyarakat seakan-akan mendengar kembali suara Rasulullah Saw.
sayidah Fathimah as memasuki masjid. Ini merupakan pertama kalinya beliau melangkahkan kakinya ke masjid pasca meninggalnya Rasulullah Saw. Menyaksikan tempat kosong yang biasa diisi oleh Nabi Saw, lihat ruang kosong Nabi Saw, kesedihan menyelimutinya dan beliau mulai merintih. Hanya satu rintihan tanpa kata, tapi telah membuat hati-hati yang hadir bergetar dan air mata menetes.
Kemudian Sayidah Fathimah as memulai ucapannya dengan memuji Allah Saw dan mengucapkan salam kepada Rasulullah Saw. Ketika semua yang hadir mendengar suara peninggalan Rasulullah Saw di masjid, masyarakat kembali menangis. Fathimah as untuk kedua kalinya terdiam dan dengan perlahan memulai ucapannya, "Saya mengucapkan syukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan dan memberikan ilham kepada hati. Segala puji bagi Allah Swt atas segala nikmat yang tidak mampu dihitung dan tidak dapat memberikan balasan atasnya dan tidak dapat dipahami akhirnya."
Di awal khotbah, Sayidah Fathimah Zahra as berbicara tentang nikmat Allah dan apa yang membuatnya langgeng dan menopang nikmat ini. Setelah itu, beliau beralih membicarakan tauhid, kenabian lalu membicarakan kerja keras Rasulullah Saw dalam membimbing manusia dan menyelamatkan mereka dari kesesatan. Setelah itu berkata, "Kalau begitu, ketika ayahku melaksanakan risalahnya, Allah Swt lebih mengutamakan kehadirannya di barisan malaikat yang dekat dengan Allah, ketimbang tetap berada di dunia lalu membawanya ke sisi-Nya."
Dengan penjelasan ini, Fathimah as memahamkan kepada semuanya bahwa Nabi Muhammad Saw sama seperti manusia lainnya yang bisa mati.
Dalam khotbah ini, Fathimah as memperkenalkan dirinya kepada semua yang telah mengenalnya sebelumnya, dan di sela-sela ucapannya, beliau menjelaskan masalah Islam yang prinsip. Beliau mengatakan, "Wahai manusia! Saya adalah Fathimah dan ayahku adalah Muhammad Saw. Apa yang saya sampaikan dari awal hingga akhirnya adalah benar. Bukan ucapan yang sia-sia dan saya tidak pernah melakukan pekerjaan yang tidak baik. Jadi jika kalian mengenalnya, ketahuilah tahu bahwa di antara para wanita kalian adalah ayahku dan di antara laki-laki kalian, beliau adalah saya Anda tahu bahwa dia adalah ayah saya di antara para wanita Anda, dan di antara para pria Anda adalah saudara sepupu saya."
Artinya, bila kalian mengenal ayahku, ketahuilah bahwa beliau adalah saudara sepupu saya dan tidak ada dari kalian yang punya hubungan kekerabatan seperti itu dengannya. Hanya Ali yang saudaranya adalah Nabi Saw. Semua mengetahui bahwa ketika Nabi Muhammad Saw masih hidup dan menyambungkan kekerabatan, beliau menjadi saudara Ali dan Ali dikenal sebagai saudara Rasulullah Saw. Oleh karenanya, maksud dari Sayidah Fathimah Zahra as adalah menjelaskan kepada masyarakat semua poin yang membuktikan kekbenaran Ali.
Setelah itu, Fathimah as menjelaskan kebingungan dan kesesatan manusia sebelum pengutusan Nabi Muhammad Saw dan berkata, "Saya adalah putri orang yang menyelamatkan kalian dari kesengsaraan dunia dan akhirat. Kondisi hidup kalian sedemikian rupa sehingga kalian tidak memiliki air minum yang sehat dan makanan yang layak. Kalian melewati dunia kalian dalam kemiskikan, kesengsaraan dan pembunuhan antara saudara. Puncaknya adalah kalian sesat dan penyembah berhala dan beliau memperkenalkan kalian akan Allah dan membawa agama terbaik buat kalian. Nabi membimbing kalian ke tingkat kesempurnaan manusia. Tidak seorang pun di alam semesta yang melakukan pelayanan kepada kemanusiaan sepertinya. Pada saat Rasulullah ada di antara kalian, beliau paling menanggung penderitaan dan paling merasakan penderitaan dan di jalan ini Ali adalah pribadi yang selalu menjadi teman dan penolongnya. Terkadang kalian hidup dengan tenang, Ali melemparkan dirinya ke mulut naga untuk membela agama Allah. Akhirnya, berkat perjuangan Nabi Muhammad Saw dan Ali, mereka berhasil memastikan agama Islam dan kalian sampai pada kemuliaan dan kehormatan ini."
Setelah menyampaikan pendahuluan tersebut, Sayidah Fathimah as mengatakan, "Ketika Nabi Saw masih hidup semua masalah ini dibanggakan dan diterima oleh semua orang. Tapi begitu beliau pergi, apa yang terjadi di antara kalian? Setelah ayahku meninggal kecenderungan kalian akan kemunafikan mulai tampak dan setelah mulai menguasai kalian. Bukannya mengingat komitmen kalian kepada Rasullah, amanah yang diserahkan kepada kalian mulai dilupakan bukannya dijaga. Seakan-akan hanya nama dari Islam kalian yang tinggal dan kalian melupakan hakikat Islam."
Sayidah Fathimah as menyampaikan apa saja yang perlu dikatakan, itupun dengan transparan dan sastra yang tidak ada bandingannya. Meskipun beliau tampaknya tidak mampu menjelaskan Ali as dalam posisi seperti yang disampaikan Rasulullah Saw di hari Ghadir Khum, "Barang siapa yang menjadikan aku sebagai pemimpinnya, maka Ali juga sebagai pemimpinnya, tapi beliau berhasil mencatatkan dalam sejarah akan satu hakikat. Fathimah as berhasil menjadikan Fadak sebagai alasan untuk memrotes perampasan khilafah dan penyimpangan dari jalan Rasulullah Saw.
Jika Fathimah as tidak mengatakan ini, Ali tidak pernah mencapai kekhalifahan. Ali as setelah dua puluh lima tahun, akhirnya berhasil menjadi khalifah untuk waktu yang singkat, empat tahun. Selama empat tahun menjadi khalifah, Ali as harus menjalani tiga perang internal, tapi di setiap kesempatan beliau menyampaikan puluhan prinsip-prinsip al-Quran dan nilai-nilai Islam untuk menuntung dan mendidikan setiap individu dan masyarakat. Ali as dalam waktu yang singkat ini berhasil membangun kota percontohan al-Quran. Kota Kufah waktu itu tidak memiliki orang miskin. Ahmad bin Hanbal dalam buku Fadhail Shahabah mengutip bahwa Ali as berkata, "Sekarang, masyarakat memiliki kehidupan yang layak. Mereka yang kerjanya paling rendah dapat memakan roti dari gandum dan memiliki rumah serta dapat minum air yang sehat dan bersih dari sungai Furat."
Sekali lagi, kami mengucapkan bela sungkawa atas kesyahidan putri tercinta Rasulullah Saw dan menyampaikan salam kepada ruh suci Sayidah Fathimah az-Zahra as. Karena Rasulullah Saw pernah berkata kepada beliau, "Ketika ada orang yang menyampaikan salam kepada putriku, Allah Saw akan mengampuninya dan akan digabungkan denganku di surga, dimana saja aku barada.
Hamas Puji Malaysia Larang Masuk Atlet Israel
Kepala Biro Politik Hamas menilai langkah Malaysia melarang masuk kontingen atlet rezim Zionis Israel ke negara itu sebagai puncak solidaritas Malaysia terhadap rakyat Palestina dalam melawan rezim Zionis.
Pusat Informasi Palestina, Jumat (18/1/2019) melaporkan, Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh dalam pesannya untuk Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad memuji sikap tegas Kuala Lumpur melarang masuk atlet Israel dengan menolak menerbitkan visa untuk mereka ke negara itu.
Haniyeh menegaskan, sikap bernilai Malaysia membuktikan kebijakan nyata dan bersejarah negara ini dalam mendukung bangsa Palestina yang setiap hari menjadi sasaran berbagai bentuk kejahatan Israel.
World Paralympic Swimming Championship 2019 rencananya akan diselenggarakan pada 25 Juli hingga 4 Agustus 2019 di Kuching, Malaysia.
Iran Beri Penghargaan kepada Tokoh Sastra Malaysia
Kedutaan Republik Islam Iran di Kuala Lumpur memberikan apresiasi kepada Profesor dan sastrawan Malaysia, Samad Said yang aktif melakukan riset di bidang syair dan sastra klasik Iran.
Profesor Samad telah melakukan penelitian luas tentang sastra klasik Iran dan hal ini dianggap berperan efektif dalam memperkenalkan syair, sastra, roman dan tokoh sastra Malaysia dan Iran kepada kedua bangsa.
Ia dan sejumlah sastrawan Malaysia diundang ke Kedutaan Iran di Kuala Lumpur pada hari Jumat (18/1/2019) untuk menghadiri sebuah acara budaya. Ia juga diberi kesempatan untuk membacakan syair-syairnya di acara itu.
Dubes Iran untuk Malaysia, Marzieh Afkham memberi penghargaan atas dedikasi Profesor Samad dan menyebutnya sebagai sastrawan dan penyair inovatif Malaysia.
"Profesor Samad telah mengambil langkah-langkah besar dalam menghidupkan semangat spiritual Melayu dan berkontribusi dalam memperkuat titik kesamaan budaya antara Iran dan Malaysia," ujarnya.
Menurut Nyonya Afkham, hubungan spiritual penyair seperti Profesor Samad dengan para penyair dan ilmuwan Iran dapat menjadi modal bagi hubungan yang berkelanjutan antara bangsa Muslim Iran dan Malaysia di barat dan timur Dunia Islam.
"Dia sebagai tokoh sastra Malaysia selalu melakukan upaya yang layak untuk menghidupkan nilai-nilai orisinil Melayu-Islam melalui bait-bait syair modern," tambahnya.
Sementara itu, Profesor Samad menganggap sastra sebagai unsur utama budaya di setiap negara.
Dia juga menginginkan terlaksananya acara malam syair Iran di Malaysia dengan mendatangkan para penyair dan sastrawan dari Iran.
Bertekad Usir Israel, Rakyat Palestina Lanjutkan Pawai Kepulangan
Juru bicara Gerakan Hamas, Hazem Qassem mengatakan perlawanan rakyat Palestina termasuk pawai hak kepulangan adalah satu-satunya cara untuk mematahkan seluruh konspirasi musuh.
"Kehadiran luas masyarakat dalam pawai hak kepulangan pada Jumat ke-43 dan tekad mereka untuk mematahkan blokade adalah sebuah penegasan bahwa rakyat Palestina akan melanjutkan perlawanan ini sampai terwujudnya seluruh tujuan mereka," tegasnya dalam sebuah pernyataan di Jalur Gaza pada hari Jumat (18/1/2019) seperti dikutip Tasnimnews.
"Kehadiran luas masyarakat dalam aksi dengan slogan 'persatuan, jalan kemenangan dan pematahan konspirasi' menunjukkan bahwa dibutuhkan persatuan dan kerja kolektif untuk mewujudkan tujuan nasional Palestina dan melawan rezim penjajah Zionis di lapangan," ungkap Qassem.
Sementara itu, anggota dewan tinggi pawai hak kepulangan, Maher Mazhar mengatakan, kegiatan ini akan semakin menggelora dan rakyat Palestina dengan persatuan nasional akan mengusir penjajah dari tanah airnya.
Pawai hak kepulangan dimulai sejak 30 Maret 2018 di Jalur Gaza yang bertepatan dengan Hari Bumi dan masih terus digelar di setiap hari Jumat.
Sejauh ini, sedikitnya 255 orang Palestina gugur akibat ditembak oleh tentara Israel dan lebih dari 26 ribu lainnya terluka.
Abdollahian: Tak Segera Bebaskan Marzieh, AS Tahu Akibatnya
Asisten khusus Ketua Parlemen Iran untuk urusan internasional memperingatkan Amerika Serikat terkait dampak tidak segera dibebaskannya jurnalis PressTV, Marzieh Hashemi.
Asisten khusus Ketua Parlemen Iran, Hossein Amir Abdollahian, Kamis (17/1/2019) malam mengatakan, yang memulai permainan politik penangkapan atas Marzieh Hashemi adalah Amerika, tapi jika jurnalis PressTV ini tidak segera dibebaskan, maka akhir permainan tidak akan ditentukan oleh Amerika.
Marzieh Hashemi adalah jurnalis PressTV, Iran asal Amerika, ia dilahirkan di Colorado dengan nama Melanie Franklin. Sejak muda ia mulai mengenal Islam dan memutuskan memeluk agama ini dan di kemudian hari ia pindah ke Iran.
Marzieh baru-baru ini ditangkap kepolisian Amerika saat mengunjungi keluarganya di negara itu.
Wall Street Journal: Eropa tak Akan Gabung Koalisi Anti-Iran
Surat kabar Amerika Serikat, The Wall Street Journal menulis, negara-negara Eropa tidak akan bergabung dengan kampanye anti-Iran yang sedang diupayakan Washington.
Surat kabar Wall Street Journal (17/1/2019) melaporkan, upaya Amerika untuk melancarkan kampanye besar menekan Iran, mengalami kemunduran setelah beberapa menteri negara Eropa kemungkinan tidak akan menghadiri konferensi anti-Iran di Warsawa, Polandia.
Seorang pejabat Uni Eropa, Kamis (17/1/2019) di London mengatakan, kecil kemungkinan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini bisa menghadiri konferensi di Polandia, selain karena agendanya yang padat, ia juga dijadwalkan melakukan kunjungan lain di hari itu.
Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo minggu lalu mengumumkan, konferensi tentang Iran dan Asia Barat akan diselenggarakan tanggal 13-14 Februari 2019 di kota Warsawa, Polandia.
ASEAN Tekankan Upaya untuk Akhiri Krisis Muslim Rohingya
Para menteri luar negeri ASEAN menekankan kelanjutan kerja sama regional untuk membantu mengatasi krisis pengungsi Rohingya di Myanmar.
Dalam pertemuan satu hari di kota Chiang Mai, Thailand pada hari Jumat (18/1/2019), para menlu ASEAN menyatakan mereka akan melanjutkan langkah-langkah diplomatik untuk mengatasi krisis dan pembunuhan Muslim Rohingya di Provinsi Rakhine, tetapi kemajuan upaya ini membutuhkan kerja sama dari pemerintah Myanmar.
Thailand saat ini memimpin ketua periodik ASEAN dan negara itu memiliki perbatasan langsung dengan Myanmar sehingga menyaksikan kehadiran ribuan pengungsi Rohingya di wilayahnya.
Pengungsi Rohingnya juga melarikan diri dari kekerasan militer Myanmar ke negara-negara lain termasuk Indonesia dan Malaysia.
Lembaga-lembaga internasional dan HAM dunia menyatakan kekhawatiran atas kekerasan pemerintah Myanmar terhadap warga Muslim Rohingya. Mereka meminta militer Myanmar mengakhiri kekerasan dan pembunuhan di daerah Rakhine.
Lebih dari 700.000 orang Rohingya telah melarikan diri dari Rakhine sejak Agustus 2017 untuk menghindari kekerasan militer Myanmar dan ekstremis Budha.
Mereka mengalami kekerasan termasuk pembakaran, penyiksaan, pembunuhan, dan pemerkosaan saat melarikan diri ke perbatasan Bangladesh.
Akhirnya Pasukan Israel Menarik Diri dari Qubbat al-Sakhra
Pasukan rezim Zionis Israel akhirnya menarik diri dari kompleks Masjid al-Aqsa setelah mengepung Qubbat al-Sakhra dan melarang jemaah Palestina masuk ke dalamnya sejak Senin pagi, 14 Januari 2019.
Qubbat al-Sakhra (The Dome of The Rock) adalah sebuah bangunan dengan keindahan luar biasa, soliditas, keanggunan, dan singularitas bentuknya, baik di luar maupun di dalamnya.
Bentuk bangunan yang luar biasa itu sebagian besarnya ditutupi dengan lapisan emas sehingga mata orang yang memandang akan terpesona dengan keindahannya. Sebagian sejarawan menyebutkan bahwa Qubbat al-Sakhra adalah bagian dari Masjid al-Aqsa.
The Dome of The Rock berada dalam satu kompleks Haram As-Sharif. Orang Yahudi biasa menyebutnya sebagai Temple Mount. Kubah Batu ini dibangun pada masa Dinasti Umayyah, antara tahun 691 dan 715 Masehi.
Qubbat al-Sakhra berbentuk oktagonal atau persegi delapan. Struktur bangunan mengambil tradisi arsitektur khas Bizantium pada abad ke-7. Tahapan pembangunan sekaligus menunjukkan gaya arsitektur yang berbeda untuk pembangunan masjid.
Kubah batu tersebut memiliki diameter sekitar 65 kaki atau 20 meter. Di bawah kubah, terdapat batu yang diyakini sebagai pijakan Nabi Muhammad Saw ketika perjalanan Isra Mikraj. Batu tersebut dilindungi oleh pagar dan terdapat tangga yang mengarah ke gua, yang terdapat di bawah permukaan batu. Gua tersebut dikenal dengan sebutan "The Well of Souls" atau Bir el-Arweh.
Di bagian interior dan eksterior dihiasi marmer, mosaik, dan plakat logam. Terdapat pula kaligrafi di sepanjang sisinya. Kemudian pada masa kepemimpinan Ottoman, The Dome of The Rock dipercantik. Kubahnya dilapisi emas serta langit-langit segi delapan juga ditutupi ukiran kayu Ottoman.
Bentuk kubah yang menawan menjadikan Qubbat al-Sakhra sebagai pelopor penggunaan kubah berbentuk setengah bola. Selain itu, Dome of The Rock menjadi salah satu bangunan dengan kubah terindah di dunia



























