
کمالوندی
Ramadhan, Musim Semi Munajat (Bagian 10)
Manusia ÔÇô sesuai dengan tuntutan kondisi yang berbeda ÔÇô mungkin saja melakukan berbagai kesalahan dan kekhilafan. Mereka kadang mengabaikan hak-hak Sang Pencipta dan di lain waktu melalaikan tugas-tugas agamanya. Manusia kadang juga merampas hak-hak orang lain dan di lain kesempatan menolak untuk membayar kewajiban finansialnya seperti zakat dan khumus. Pengulangan dosa-dosa tersebut tentu saja akan menodai hati manusia dan menjauhkan mereka dari Tuhan. Alangkah beruntungnya mereka yang bermunajat ketika matahari terbenam, dan juga mereka yang larut dalam doa di pertengahan malam dan waktu sahar. Marilah kita memanfaatkan kesunyian malam untuk bercengkrama dengan Tuhan dan memohon ampunan-Nya atas dosa-dosa kita.
 
Saat kita larut dalam kesedihan karena jauh dari Tuhan dan terjebak dalam perangkap syaitan, kita menangis dan bertaubat. Tuhan akan mengampuni dosa-dosa kita dan kembali memberikan kesempatan kepada kita. Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah Swt berfirman, "Jika para pendosa tahu betapa besarnya kecintaan-Ku kepada mereka, sungguh mereka akan mati karena rasa gembira yang meliputi mereka."
 
Selembar cek akan kehilangan nilainya ketika terdapat coretan kecuali ada catatan dari pemberi cek. Kita juga akan kehilangan kredibilitas saat melakukan dosa kecuali kita kembali ke jalan taubat. Dan setelah itu kredibilitas dan harga diri kita akan kembali pulih. Dalam surat an-Nur ayat 31, Allah Swt berfirman, "Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."
 
Alangkah beruntungnya mereka yang berbuka puasa dengan wajah yang berseri-seri dan kemudian larut dalam munajat bersama Sang Kekasih. Selama bulan Ramadhan, Imam Jakfar Shadiq as dalam satu munajatnya berseru, "Ilahi, Engkau sudah menasehatiku, tapi aku masih mengabaikan nasehat itu. Engkau sudah mencegahku dari dosa, tapi aku masih bersikeras kepadanya. Sekarang inilah aku yang sudah tidak punya uzur (alasan) di hadapan ketuhanan-Mu. Untuk itu, ampunilah dosa-dosaku wahai dzat yang maha pemurah dan maha pengampun. Ilahi, para hamba tidak memiliki pengetahuan tentang keluasan ilmu-Mu dan tidak memiliki pengenalan tentang ketinggian kedudukan-Mu, kami semua membutuhkan rahmat-Mu yang maha luas, maka janganlah Engkau memalingkan wajah-Mu dari kami."
 
Pada suatu hari, alunan musik dan lantunan lagu menggema dari sebuah rumah. Semua orang yang lalu-lalang bisa menebak bagaimana suasana di dalam rumah itu. Para penghuninya sedang berpesta pora dan cawan-cawan anggur disuguhkan untuk mereka. Seorang pembantu tampak mengutip sampah-sampah yang berserekan lalu meletakkannya di halaman rumah. Pada waktu itu, seorang alim terlihat melintasi rumah tersebut dan ia bertanya kepada pembantu itu, "Apakah pemilik rumah ini seorang budak atau seorang yang merdeka?" Pembantu itu dengan heran menjawab, "Dia orang yang merdeka." Lalu orang alim tersebut berkata, "Jelas dia adalah orang yang merdeka, karena jika ia seorang budak tentu ia akan takut kepada tuannya (Tuhan semesta alam) dan ia tidak akan menggelar pesta penuh dosa ini."
 
Dialog di antara mereka mengalir panjang dan membuat pembantu tersebut lama tertahan di luar rumah. Ketika ia kembali masuk ke rumah, tuannya bertanya, "Mengapa engkau begitu lama di luar?" Pembantu itu lalu menceritakan apa yang baru saja terjadi dan berkata, "Ada seorang alim yang lewat di depan rumah dan ia bertanya tentang banyak hal dan aku pun menjawab demikian." Mendengar jawaban itu, pemilik rumah terguncang batinnya dan ia larut dalam perenungan yang dalam, kalimat orang alim tadi 'jika ia seorang budak tentu ia akan takut terhadap tuannya' ibarat sebuah anak panah yang menancap di jantungnya. Tanpa menunggu lagi, ia bangkit dari duduknya dan lari ke luar rumah dengan kaki telanjang untuk mengejar orang alim tersebut.
 
Akhirnya, ia menemukan orang alim tadi yang tak lain adalah Imam Musa bin Jakfar as. Di hadapan Imam Musa as, ia memohon ampunan kepada Allah Swt dan memperoleh taufik untuk bertaubat. Demi mengenang hari yang penuh bahagia ini, dia tidak pernah lagi memakai sepatunya. Sebelum hari itu, ia dikenal dengan nama Bishr bin Harith bin Abdulrahman al-Marwazi dan setelah peristiwa tersebut, ia dijuluki dengan sebutan al-Hafi (kaki telanjang) dan mulai terkenal dengan panggilan Bishr al-Hafi, seorang sufi terkemuka. Bishr al-Hafi memegang sumpahnya sepanjang hidupnya dan ia tidak lagi berbuat dosa. Sebelumnya, ia terbilang orang kaya dan gemar pesta pora, tapi setelah itu ia bergabung dalam barisan orang-orang yang tertakwa.
 
Salah satu munajat lain dari Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as adalah Munajat Para Pentaubat. Taubat adalah menarik diri dari jalan yang salah dan kembali ke jalur yang benar. Ketika manusia telah menyimpang dari jalan fitrah, ia harus kembali ke jalan yang lurus dan itulah taubat. Hakikat taubat adalah menyesali dosa. Kita menyesal karena selama ini menentang perintah Tuhan dan terjebak dalam perbuatan yang kotor di sisi Tuhan. Manusia yang menyadari dampak destruktif dosa, mereka akan merasa takut untuk melakukannya dan juga merasa malu. Rasa malu ini akan bertambah sesuai dengan kadar makrifat manusia tentang Tuhan dan kewajiban-kewajiban penghambaan.
 
Imam Sajjad as dalam Munajat Para Pentaubat berkata, "Jika penyesalan dari dosa itu adalah taubat, aku bersumpah dengan kemuliaan dan keagungan-Mu bahwa aku termasuk orang-orang yang menyesal. Jika istighfar dan memohon ampunan akan menghapus dosa, aku termasuk orang-orang yang memohon ampunan... Ya Tuhan, aku bersumpah dengan kekuasaan-Mu atas diriku, terimalah taubatku, dan dengan kesabaran-Mu hapuslah dosa-dosaku, dan dengan pengetahuan-Mu tentang diriku pandanglah aku dengan kasih sayang dan cinta."
 
Dalam munajat-munajat seperti itu, kita perlu memperhatikan bahwa Imam Sajjad as ÔÇô keturunan suci Rasulullah Saw ÔÇô sama sekali tidak mengerjakan sesuatu yang melanggar perintah Tuhan di sepanjang hidupnya dan juga tidak berbuat dosa. Imam Sajjad as berada di barisan terdepan dalam urusan ketakwaan dan melalui munajat-munajat tersebut, beliau ingin memberi pencerahan kepada kaum Muslim dan dengan cara itu pula, beliau membimbing mereka ke jalan kebaikan dan kebahagiaan. Dalam Munajat Para Pentaubat, Imam Sajjad as menyeru masyarakat untuk bertaubat dan kembali ke jalan Allah Swt, karena taubat dari dosa akan membersihkan manusia, menghapus keburukan-keburukan mereka, dan memperoleh keridhaan Tuhan.
 
Imam Sajjad as di bait terakhir munajat tersebut berkata, "Ya Tuhan, jika dosa hamba-Mu ini adalah kotor dan tercela, maka pengampunan dari sisi-Mu adalah indah. Ya Tuhan, aku bukanlah orang pertama yang melanggar perintah-Mu dan Engkau memaafkan mereka dan berbuat baik kepada mereka. Wahai Dzat yang menolong hati yang gelisah, wahai Dzat yang menghapus kesedihan dan lipur lara, wahai Dzat yang sangat banyak kebaikannya, wahai Dzat yang mengetahui rahasia para hambanya, dan wahai Dzat yang menutupi dosa dengan kebaikan, aku jadikan kedermawanan dan kemuliaan-Mu sebagai perantaraku, aku bertawassul di hadapan-Mu dan aku juga bertawassul dengan kasih sayang yang aku temukan pada-Mu sehingga doa-doaku terkabulkan. Dan dengan kelembutan-Mu, janganlah Engkau membuatku putus asa, terimalah taubatku dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu, maafkanlah kesalahan-kesalahanku Wahai Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang."
10 Ramadhan, Sayidah Khadijah as Wafat
Sayidah Khadijah as Wafat
 
Tanggal 10 Ramadhan tiga tahun sebelum Hijriah, Khadijah sa, istri Rasulullah Saw meninggal dunia. Beliau adalah seorang perempuan Quraisy yang terkemuka dan hartawan. Ketika Muhammad Saw diangkat Allah sebagai Rasul, Khadijah adalah orang pertama yang beriman dan memeluk agama Islam. Beliau pun menjadi pendukung utama dakwah Rasulullah dan bahkan mengorbankan seluruh hartanya demi dakwah Islam. Tahun wafatnya Khadijah disebut sebagai tahun kesedihan karena pada tahun yang sama, Rasulullah juga kehilangan pendukung utamanya yang lain, yaitu Abu Thalib.
 
Mengenai Khadijah, Rasulullah bersabda, "Demi Allah, Khadijah adalah anugerah terbesar dari Allah untukku. Dia beriman kepadaku ketika semua orang mengingkariku dan dia membenarkanku ketika semua orang mendustakanku."
 
Nizhamul Mulk Tewas
 
Tanggal 10 Ramadhan 485 hijriah, Nizhamul Mulk, seorang menteri terkenal dari Dinasti Saljuq, Iran, tewas dibunuh pesaing politiknya. Dia dilahirkan pada tahun 410 Hijriah di kota Tus,  Iran. Selama 40 tahun, ia mengabdi pada dinasti Saljuk. Dalam periode itu, dia ditugaskan untuk mendirikan sekolah-sekolah di Bagdad, yang terkenal adalah Nizhamiah yang memiliki murid enam ribu orang.
 
Karya terkenal Nizhamul Mulk adalah buku "Siyasat-nameh" yang terdiri dari 50 bab dan membahas berbagai masalah, seperti Quran, sejarah para nabi, dan metode-metode pemerintahan.
Dalam Dua Hari, Israel Serang Jalur Gaza 60 Kali
Baru-baru ini jet-jet tempur militer rezim Zionis Israel menjadikan Jalur Gaza sebagai sasaran serangan beratnya sebanyak 60 kali.
Stasiun televisi Al Mayadeen, Lebanon (8/7) melaporkan, jet-jet tempur militer Israel, kemarin dan hari ini, Selasa (8/7) meningkatkan serangannya ke Jalur Gaza. Sampai saat ini Israel sudah melakukan lebih dari 60 kali serangan ke wilayah-wilayah Gaza dan menewaskan sembilan warga Palestina serta melukai sekitar 30 lainnya.
 
Kemarin malam dan Selasa (8/7) dini hari, jet-jet tempur Israel juga menggempur sejumlah wilayah Jalur Gaza, akibat serangan itu setidaknya lima rumah warga Palestina rata dengan tanah.
Serangan-serangan Israel ke Jalur Gaza itu tidak mendapat reaksi apapun dari masyarakat internasional, sementara pemerintah Tel Aviv, Senin (7/7) petang mengesahkan rencana serangan-serangan luas ke Jalur Gaza.
Negosiasi Pencabutan Sanksi Sektor Maritim Iran sedang Dilakukan
Deputi urusan teknis Departemen perdagangan kapal Iran mengabarkan dilakukannya perundingan untuk mencabut empat sanksi yang selama ini mencengkeram industri perkapalan Iran.
Ali Ezzati, dalam wawancaranya dengan Tasnim News (8/7) menuturkan, industri maritim dunia sekarang tengah menanti dicabutnya sanksi-sanksi atas Iran. "Diharapkan dalam putaran terakhir perundingan nuklir Iran dan Kelompok 5+1 dibahas juga pencabutan sanksi atas sektor industri maritim dan sanksi-sanksi terhadap kapal serta perusahaan-perusahaan Iran," katanya.
 
Ia menambahkan, "Saat ini perusahaan-perusahaan perkapalan Iran berada dalam kondisi yang baik, dan ini jika dibarengi dengan tidak dijatuhkannya sanksi baru akan menjadi hal yang positif pasca dicapainya kesepakatan pertama Jenewa."
 
Menurut Ezzati di antara prioritas terpenting perusahaan perkapalan Iran adalah masalah keluarnya kapal-kapal Iran dari daftar sanksi, pelarangan keluar-masuk ke pelabuhan-pelabuhan Eropa, dicabutnya sanksi di sektor transportasi Korea Selatan dan asuransi laut.
Obama Akui Proposal Perdamaian Timteng Gagal
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan, satu-satunya solusi untuk masalah Palestina dan Israel adalah membentuk dua negara dan menciptakan perdamaian dan keamanan di kedua sisi.
 
Menurut laporan ISNA, Selasa (8/7), Obama dalam artikelnya di harian Haaretz menulis, "Kita menghadapi saat-saat berbahaya di wilayah Timur Tengah dan upaya perdamaian AS menemui bahaya kehancuran."
 
Dia menambahkan, "Saya merasakan kesedihan keluarga tiga remaja Israel yang tewas. Akan tetapi, saya meminta kedua pihak untuk menahan diri dan tidak memperpanjang bentrokan."
 
Obama juga menulis, "Hati saya juga hancur karena penculikan tanpa asalan dan pembunuhan remaja Palestina, Mohammed Hussein Abu Khdeir, sebab kehidupan dia dan keluarganya telah dirampas. Dalam situasi yang berbahaya ini, saya meminta semua pihak untuk melindungi orang-orang yang tidak bersalah dan bertindak secara rasional dan menahan diri, bukan menuntut balas."
 
Artikel itu dipublikasikan ketika militer rezim Zionis hari ini memulai serangan terhadap warga Palestina. Militer Israel juga sudah menyiapkan sekitar 1500 tentara cadangannya dan mereka akan dikerahkan jika konflik memanas.
 
Obama lebih lanjut menuturkan, "Berkenaan dengan Mahmud Abbas, harus saya katakan bahwa Israel memiliki sekutu yang berkomitmen untuk bekerjasama dengan Tel Aviv dalam membentuk dua negara."
 
Seraya menyatakan penyesalan karena proposal perdamaian AS telah musnah, Obama menegaskan bahwa Washington tidak akan menyerah. "AS akan hadir pada saat tekad politik terhadap perundingan sudah tampak serius dan siap untuk memainkan perannya."
 
Pada akhirnya, usaha untuk mencapai perdamaian masih mungkin dan itu adalah bagian dari hal-hal yang harus kita ingat ketika kita gagal dan pesimis, ujarnya.
 
Menurut Obama, satu-satunya solusi adalah kehadiran sebuah negara demokratis Yahudi dalam kedamaian dan keamanan di samping sebuah negara merdeka Palestina.
Akhirnya Tiba Juga Giliran Turki
Ancaman kelompok teroris takfiri Daulah Islamiyah fil Iraq wa Syam (DII) terhadap Turki secara bertahap berubah menjadi kendala serisu bagi pemerintah Ankara.
 
Bulent Arinc, wakil perdana menteri Tukri menjelaskan ancaman ini dalam ungkapannya yang bernada menyesalkan atas bergabungnya pemuda negara ini dengan kelompok radikal dan takfiri di Timur Tengah termasuk DIIS. Arinc menandaskan, "Kami sangat mengkhawatirkan masalah ini, karena kami gagal dalam mencegah bergabungnya pemuda kami dengan kelompok teroris ini."
 
Mungkin salah satu alasan yang membuat pemerintah Turki khawatir adalah pelatihan DIIS kepada pemuda Turki dan kembalinya mereka ke negara ini serta pada akhirnya merembetnya ancaman keamanan ke dalam perbatasan Ankara.
 
Sejumlah sumber mengkonfirmasikan bergabungnya lebih dari enam ribu warga Turki ke DIIS, di mana mayoritas dari mereka setelah mendapat pelatihan militer selama dua bulan di bawah pengawasan anasir teroris, kemudian kembali ke Turki.
 
Disebutkan bahwa kelompok DIIS merebut kontrol wilayah perbatasan Provinsi Ninawa, Irak dengan Turki. Dan masalah ini dapat memperburuk kondisi perbatasan kedua negara tersebut. Sebelumnya, kontrol anasir teroris di wilayah perbatasan Suriah dan Turki meyebabkan terjadinya operasi teror dan ledakan bom di daerah Reyhanl─▒, Turki.
 
Kali ini terselip kekhawatiran di hati petinggi Turki akan terulangnya kembali peristiwa ledakan dan aksi teror seperti yang pernah terjadi di Reyhanli. Sementara itu, ancaman regional DIIS bukan menjadi kekhawatiran Turki sendiri, namun telah berubah menjadi kekhawatiran keamanan negara-negara kawasan. Meski para pemimpin sejumlah kubu oposisi Ankara meyakini bahwa kekhawatiran ini tidak perlu terlalu diperhatikan bagi pemerintah Turki.
 
Kemal Kılıçdaroğlu, pemimpin Partai Rakyat Republikan (CHP) yang mencela Recep Tayyip Erdogan karena enggan menyabut DIIS sebagai kelompok teroris, kali ini yakin bahwa perdana menteri Turki dalam proses kampanye pemilu presiden akan menggunakan kelompok teroris ini sebagai isu utamanya.
 
Kubu oposisi juga mempertanyakan pengakuan pemerintah Ankara yang mengklaim bahwa pembebasan lima sandera Turki oleh DIIS disebabkan oleh upaya mereka dan menyebutnya sekedar kampanye kubu berkuasa.
 
Kubu oposisi juga meyakini bahwa pada dasarnya DIIS tidak dapat menjadi kekhawatiran utama keamanan negara ini oleh pemerintah. Karena jika demikian berarti Ankara telah menseriusi peringatan oposisi sebelumnya dan tidak akan menutup mata pada lalu lalang anasir DIIS di perbatasan negara ini dengan Suriah.
 
Bahkan Kılıçdaroğlu berani mengklaim bahwa kebanyakan senjata yang dimiliki DIIS adalah senjata yang dikirim Turki. Sejumlah oposisi menilai DIIS merupakan sarana imperialis dunia untuk memperlemah dan memecah belah berbagai negara serta menciptakan perpecahan di antara umat Muslim.
 
Maka tak heran jika kubu oposisi meyakini bahwa kedekatan hubungan Turki dengan kekuatan besar Barat membuat Ankara enggan untuk serius menghadapi DIIS. Oposisi lain menilai bahwa DIIS merupakan bagian dari rencana Timur Tengah Raya Amerika Serikat di mana Turki juga memainkan peran dalam proyek tersebut.
 
Meski sampai saat ini masih banyak pertanyaan dan keraguan terkait peran Turki dan dampaknya bagi Ankara, namun pemerintah menolak seluruh klaim yang beredar.
 
Jika kita terima bahwa klaim yang menyudutkan pemerintah Ankara tertolak, pernyataan Devlet Bahçeli, pemimpin Partai Gerakan Nasional Turki patut untuk direnungkan di mana kebijakan regional Turki terkait transformasi Suriah dan Irak membuat kebijakan Ankara tersebut mendekati kekalahan.
AS Ancam Hentikan Bantuan Jika Pilpres Afghanistan Curang
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan, tindakan apapun untuk merebut kekuasaan secara ilegal di Afghanistan akan mengarah pada pemutusan dukungan finansial dan keamanan AS.
 
Kerry menuturkan saran untuk membentuk "pemerintah paralel" di Afghanistan menjadi perhatian serius. Demikian dilansir Associated Press, Selasa (8/7).
 
Komisi Pemilihan Umum Afghanistan mengumumkan perolehan suara sementara pada hari Senin, yang menunjukkan keunggulan mantan menteri keuangan Ashraf Ghani Ahmadzai.
 
Namun, jutaan kotak suara sedang diperiksa karena tuduhan kecurangan dan juru bicara Abdullah Abdullah, menolak hasil pemilu dan menyebutnya sebagai "kudeta."
 
Kerry mengatakan bahwa ia mengharapkan lembaga pemilu Afghanistan untuk melakukan penyelidikan penuh terhadap semua tuduhan pelanggaran.
 
Akan tetapi, menlu AS menegaskan tidak ada pembenaran untuk melakukan kekerasan atau ancaman tindakan di luar hukum. Dia juga mendesak para pemimpin Afghanistan untuk menjaga ketenangan.
Ramadhan, Musim Semi Munajat (Bagian 9)
Bulan Ramadhan menghadirkan kesempatan yang lebih besar kepada kaum Muslim untuk merenungkan tentang hak-hak besar Tuhan dan juga hak-hak orang lain yang berada di pundak kita. Salah satu dari keindahan Islam adalah karena dibangun atas prinsip bersyukur dan berterimakasih. Jika seseorang sudah mengabdi kepada kita, maka kita tidak boleh melupakan itu dan kita harus membalas kebaikannya suatu hari nanti. Manusia kadang tidak mampu membalas kebaikan orang lain atau karena ia hanya memiliki kemampuan terbatas atau karena kebaikan yang ia peroleh sangat banyak sehingga ia tidak mampu membalasnya. Dalam kondisi seperti ini, langkah minimal yang bisa ia lakukan adalah mengucapkan rasa syukur dengan lisan, jika tidak demikian ia telah mengingkari nikmat dan ia pantas kehilangan nikmat-nikmat tersebut.
 
Bersyukur merupakan manifestasi pertama akal. Dengan kata lain, akal sehat menetapkan bahwa manusia harus bersyukur terhadap nikmat dan pemberi nikmat. Jadi, untuk mengukur apakah manusia bergerak di jalan fitrah dan akal sehat atau tidak, akan tampak dalam rasa syukur atau sifat kufur. Manusia yang melangkah di jalan hidayah adalah manusia yang bersyukur, sementara kufur nikmat merupakan argumen terbaik terhadap kesesatan kepribadian seseorang dan kematian akal sehat dan fitrahnya.
 
Ada banyak orang yang telah berbuat baik kepada kita; orang tua, guru, tetangga, dan lain-lain, kita berhutang banyak budi. Ada banyak faktor yang saling melengkapi sehingga kita bisa menikmati ketenangan dan menimba ilmu pengetahuan, akan tetapi kita tidak bisa membalas itu semua. Rasa syukur adalah pekerjaan minimal yang bisa kita lakukan. Jika kita menganggap penting bersyukur kepada mereka yang sudah berbuat baik kepada kita, lalu bagaimana kita akan mensyukuri nikmat-nikmat Tuhan yang meliputi seluruh wujud kita dari sejak lahir hingga sesudah kematian. Dalam surat Ibrahim ayat 7, Allah Swt berfirman, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
 
Meskipun Tuhan telah melimpahkan semua nikmatnya kepada kita, namun Dia hanya meminta dari kita untuk bersyukur, itu pun sebuah rasa syukur di mana pahalanya juga akan kembali kepada kita. Syukur nikmat meliputi rasa syukur dengan lisan dan penggunaan yang tepat dari nikmat-nikmat tersebut untuk meraih kesempurnaan dan keridhaan Tuhan. Salah satu nikmat terbesar yang diberikan Allah Swt kepada para hambanya dan patut disyukuri adalah undangan untuk menghadiri perjamuan Ilahi di bulan suci Ramadhan. Kita memohon kepada Allah Swt agar diberi kemampuan untuk memahami keagungan bulan ini dan menjadi hamba yang bersyukur dengan melakukan amal kebajikan.
 
Manusia yang berubah perilaku dan akhlaknya karena tekanan dan masalah, mereka tentu saja bukan pribadi-pribadi yang baik. Mereka telah melalaikan nikmat Tuhan bahwa manusia akan matang melalui ujian dan kesulitan. Kebanyakan masyarakat menjadi kuat setelah mengalami tekanan, mengambil pelajaran dari semua rasa pahit, dan belajar untuk menang dari semua kegagalan di masa lalu. Rasul Saw dan Ahlul Baitnya selalu berada dalam kesulitan sampai-sampai beliau bersabda, "Tidak ada nabi yang lebih tersakiti dan tersiksa dari aku." Meski demikian, kepribadian Muhammad Saw sama sekali tidak berubah, tapi beliau justru meningkatkan kedekatan dan interaksinya dengan Tuhan. Akhlak Rasul Saw menyatu dengan ajaran al-Quran dan beliau hidup bersama prinsip-prinsip Qurani.
 
Alkisah, Nabi Isa as dalam sebuah munajatnya kepada Tuhan berkata, "Ya Tuhan! Tunjukkanlah kepadaku seorang sahabat dari para sahabat-Mu." Tuhan berfirman, "Pergilah ke tempat itu karena kami memiliki seorang sahabat di sana." Nabi Isa as kemudian pergi ke tempat tersebut dan di sana ia menemukan seorang perempuan buta yang duduk di atas tanah tanpa tangan dan kaki, tapi lisannya sibuk dengan kata-kata pujian, "Ya Tuhan, aku bersyukur atas nikmat-Mu yang tampak dan tersembunyi." Nabi Isa as terkejut melihat perempuan itu, lalu ia mendekatinya dan mengucapkan salam. Perempuan itu menjawab, "Salam atasmu wahai Ruh Qudus." Isa kemudian berkata, "Bagaimana engkau bisa tahu bahwa aku adalah Isa sementara engkau belum pernah melihatku?" Perempuan itu menjawab, "Sahabat yang mengutusmu ke tempat ini telah mengabarkanku bahwa engkau adalah Ruh Qudus."
 
Mendengar jawaban itu, Nabi Isa as berujar, "Tapi engkau tidak punya penglihatan, tangan, dan kaki, tubuhmu juga sudah rapuh." Perempuan tersebut menjawab, "Aku bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan hati yang selalu berzikir, lisan yang selalu bersyukur, dan tubuh yang selalu bersabar. Aku menyebut Tuhan dengan keesaannya di mana semua sarana maksiat telah dicabut dariku. Jika mata, tangan, dan kakiku pergi mencari kelezatan-kelezatan yang haram, bagaimana nasibku waktu itu? Oleh karena itu, dalam kondisi seperti ini aku juga tetap bersyukur kepada Tuhan."
 
Dikisahkan bahwa suatu hari Tuhan berfirman kepada Nabi Musa as, "Wahai Musa! Bersyukurlah kepadaku dengan syukur yang pantas untuk-Ku." Musa lalu bertanya, "Wahai Tuhan! Bagaimana aku bisa mensyukuri-Mu dengan syukur yang pantas untuk-Mu, padahal aku tahu bahwa setiap rasa syukur yang aku panjatkan, aku masih harus kembali bersyukur atas taufik yang Engkau berikan karena nikmat bersyukur juga datang dari-Mu dan Engkau telah memberikan nikmat itu kepadaku."
 
Tuhan berfirman, "Engkau sekarang mengetahui nikmat bersyukur itu bahkan berasal dari-Ku. Tunaikanlah hak bersyukur kepada-Ku sebagaimana yang pantas untuk-Ku."
 
Kali ini, kami akan mengutip penggalan doa dari Munajat Para Pensyukur Nikmat. Imam Ali ZainalAbidin as-Sajjad as mengawali bait pertama doa tersebut dengan mengucapkan pujian dan rasa syukur kepada Tuhan. Beliau berkata, "Ya Tuhanku, pengampunan-Mu yang terus-menerus telah melalaikanku dalam menunaikan kewajiban bersyukur dan limpahan karunia-Mu yang tak pernah berhenti, membuatku tak berdaya memujimu. Nikmat-Mu yang berlimpah telah membuatku tak mampu menyebut sifat-sifat terpuji-Mu, dan aliran nikmat-Mu yang tidak pernah terputus membuatku lemah dari menjelaskan kebaikan-kebaikan-Mu. Dan ini adalah kedudukan dan posisi orang yang mengakui nikmat-Mu yang tak terhitung."
 
Salah satu faktor utama yang menghalangi kita untuk memperhatikan nikmat-nikmat Tuhan dan pada akhirnya juga melalaikan kita untuk bersyukur adalah kenikmatan Tuhan yang tak terhitung dan karunia yang mengalir deras kepada manusia. Dalam surat Ibrahim ayat 34, Allah Swt berfirman, "Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya." Oleh karena itu, setiap upaya kita untuk mengenal nikmat-nikmat Tuhan, kita hanya mampu mengenal sebagian kecil darinya. Pengenalan kita tentangnya juga sangat terbatas dan kita tidak mampu mengenal semua nikmat Tuhan yang berhubungan dengan diri kita.
 
Imam Sajjad as dengan pengakuannya tentang kelalaian dalam mensyukuri limpahan rahmat Tuhan, ingin mengajarkan kepada kita mengenai cara kita mengakui kelemahan-kelemahan kita dalam mensyukuri nikmat-nikmat Tuhan. Karena pengakuan itu sendiri merupakan salah satu bentuk mensyukuri nikmat.
 
Dalam sebuah munajat dari Rasulullah Saw disebutkan, "Ya Tuhan, Engkau anugerahkan nikmat-Mu yang sangat luas kepadaku dan aku bersyukur kepada-Mu karena nikmat-nikmat tersebut. Namun bagaimana aku akan mensyukuri nikmat bersyukur itu sendiri?" Sebuah seruan berkata, "Makrifat bersyukur yang engkau dapatkan mencakup semua makrifat. Saat engkau tahu bahwa rasa syukur itu juga sebuah nikmat dari sisi-Ku, itu sudah cukup untukmu."
 
Imam Sajjad as di bait lain dari Munajat Para Pensyukur Nikmat berkata, "Nikmat Engkau sangat banyak hingga lisanku tak mampu menghitungnya dan anugerah-Mu sangat besar hingga pemahamanku tak mampu memahaminya, apalagi untuk mengkaji semua anugerah tersebut. Bagaimana aku bisa mensyukuri nikmat-Mu padahal rasa syukur yang aku panjatkan membutuhkan rasa syukur yang lain. Oleh karena itu, setiap kali aku mengatakan kalimat segala puji bagi-Mu, maka wajib bagiku untuk kembali mengulangi kalimat pujian untuk-Mu karenanya."
Kisah Qari Internasional Mesir Dalam Pertemuannya dengan Rahbar
Dr. Ahmad Ahmad Nuaina seorang dokter, qari internasional dan juri al-Quran mengatakan, "Bacaan surat al-Fatihah dan zikir salat Ayatullah Khamenei membangkitkan perasaan malakuti ayat "Alladzina Fi Shalaatihim Khasyi'un" dalam diriku.
 
Menurut laporan Farhangnews, Dr. Ahmad Ahmad Nuaina seorang dokter, qari internasional dan juri al-Quran mengatakan, saya berkali-kali bertemu dengan Ayatullah Khamenei. Tapi saya lupa jumlahnya berapa kali. Banyak kenangan yang tersimpan dalam pikiranku dari pertemuan-pertemuan ini. Misalnya di salah satu pertemuan bersama Ayatullah Khamenei saya membaca ayat-ayat al-Quran dan ketika bacaan saya mencapai ketinggian, beliau dalam sebuah kalimat mengatakan, "Washalta Ila Tsurayya...artinya Anda telah mencapai tsurayya dan kemudian berkata, "Anda juga telah melewati tsurayya."
 
Hadiah Yang Tak Terlupakan
Dr Nuaina' melanjutkan, "Dalam salah satu pertemuanku bersama Ayatullah Khamenei, kepada beliau saya mengatakan, "Saya adalah seorang sayid dan berasal dari keturunan Imam Hasan Mujtaba as. Ketika beliau mendengar ini, beliau langsung bangkit berdiri dan memberikan jubah dan syal hijau yang dipakainya kepadaku. Ini merupakan hadiah yang paling berharga dalam hidupku."
 
Sama Seperti Mostafa Ismail
Dr. Ahmad Nuaina menambahkan, "Dalam salah satu pertemuan lainnya yang agak khusus, setelah salat berjamaah yang beliau imami, saya membaca ayat-ayat al-Quran. Ayatullah Khamenei sangat suka dengan bacaan itu dan kepada saya beliau berkata, "Sekarang banyak yang mengikuti gaya Mostafa Ismail, tapi menurut saya Anda tidak mengikuti Mostafa Ismail, Anda membaca sama seperti Mostafa Ismail. Suara Anda sama seperti suara Mostafa Ismail dan Anda menambahkan sebuah kehalusan bacaannya. Dari situ saya paham bahwa beliu benar-benar menguasai masalah teknik qiraah."
 
Dr Ahmad Ahmad Nuaina'melanjutkan, "Tentunya harus saya katakan bahwa saya sangat menyukai suara Ayatullah Khamenei ketika membaca surat al-Fatihah dan zikir lainnya dalam salat. Beliau memiliki suara yang menarik dan dibarengi dengan maknawiyat. Sehingga membangkitkan perasaan malakuti ayat "Alladzina Fi Shalaatihim Khasyi'un" dalam diriku. Tajwidnya yang benar-benar detil dan spiritual yang ada dalam suara salat Ayatullah Khamenei memberikan keistimewaan khusus pada bacaan beliau.
Jennifer Berzon: Saya Banyak Belajar dari Umm Ahmed!
Jennifer Berzon sedang mengitung hari. Dalam setahun dia akan meninggalkan pekerjaannya sebagai pembantu pada sebuah keluarga Emirat dan akhirnya kembali kepada anak-anak dan suaminya di Filipina.Pada pertemuan itu nanti selain dari pelukan, ciuman dan hadiah, dia akan membawa sebuah agama baru.
 
Jennifer 31 tahun, memeluk agama Islam tahun lalu di pertengahan bulan Ramadhan. Sebelumnya dia adalah penganut Kristen.
 
Dia telah memilih nama Muslimnya, Salma, dan ketika ini belum menjadi resmi, dia berhasrat untuk mengubah dokumen resmi dan paspornya ketika dia pulang nanti.
 
Dia menyebutkan bahwa keputusan itu dibuat karena hubungan akrabnya dengan keluarga Abdouli, tempat dia bekerja, dan ibu rumah tersebut, Umm Ahmed, teman dan juga majikannya.
 
Jennifer bekerja selama tiga tahun dengan keluarga ini di al-Shamkha, Abu Dhabi. Sama-sama bekerja di dapur, mereka berbicara selama berjam-jam mengenai setiap detil kehidupan.
 
"Saya melihat seorang perempuan yang mempunyai hati jujur. Saya banyak belajar darinya," kata dia. "Penghormatan dan layanan baik keluarga tersebut telah membuat hati saya tersentuh."
 
"Ia telah membuat saya berpikir apakah sebabnya mereka demikian baik dan ikhlas kepada saya, walaupun saya hanyalah seorang pembantu."
 
Dia juga menyebutkan bahwa semua inimerupakan rahmat dari Tuhan yang dia berada ditengah keluarga tersebut. "Kehidupan telah berubah buat saya selamanya."
 
Jennifer mengatakan bahwa kata-kata dari al-Quran sangat memukau jiwanya. "Saya rasakan seolah-olah ada cahaya yang masuk ke kalbu dan jiwa saya dan tinggal disitu. Saya tidak dapat menolak, airmata mengalir setiap kali saya mendengarkannya."
 
Keputusan untuk memeluk Islam bukanlah satu hal yang mudah baginya. Keluarganya merasakan itusebuah kesulitan dan mereka berbeda pendapat dalam menghadapinya.
 
Abang sulungnya, orang yang paling dekatdengannya mengancam akan melukainyadan dia mengatakan tidak pernah ingin melihatnya mengenakan hijab.
 
Seorang lagi abang yang tinggal di Arab Saudi selama 12 tahun, berusaha untuk membujuk ibu mereka menerima pilihannya.
 
"Itumerupakan satu keputusan yang sulit untuk saya ambil," aku Jennifer."Keluarga saya tidak akan menerima saya sekarang. Saya tidak tahu bagaimana saya akan berhadapan dengan mereka ketika saya pulang nanti."
 
Baiknya, suami dia memberikannya dukungan atas keputusan yang dia ambil.
 
"Ketika memeluk Islam, saya memberitahu suami saya dan dia menghormatinya," kata Jennifer.
 
Di bawah undang-undang syariah, pernikahanseorang wanita muslim dengan seorang non Muslim tidak sah. Suaminya juga harus memeluk Islam.
 
Jennifer mengatakan bahwa majikannya membantu dia, mereka menjelaskan prinsip-prinsip Islam kepada suaminya lewat telepon. Suaminya mengucapkan syahadah dalam bahasa Arab, "Sesungguhnya tiada Tuhan selainAllah, dan Nabi Muhammad adalah pesuruh Allah."
 
Jennifer amat bangga dengan suaminya dan mengatakan bahwa ayah dari anak-anaknya menyadari betapa pentingnya agama baru itu kepadanya.
 
Setelah memeluk Islam, dia mengatakan suaminya pergi ke komunitas Muslim di Filipina untuk belajar lebih banyak tentang Islam.
 
Jennifer mengatakan bahwa salah satu perkara yang menyebabkan dia mendekat dengan Islam adalah penerimaan dan penghormatan kepada non-Muslim.
 
"Saya menemukan bahwa terdapat penerimaan yang lebih dalam Islam dan ia benar-benar mengejutkan saya," katanya.
 
Kunci dia memeluk Islam adalah hubungan akrabnya dengan majikannya, yang melayaninya dengan kasih sayang, penghormatan dan persamaan yang telah meninggalkan kesan dalam jiwanya.
 
Ummu Ahmed mengatakan bahwa dia bangga sekali dengan pembantunya.
 
"Saya sering bercakap dengannya, terutama ketika kami berada di dapur selama berjam-jam. Kami merasa berkahkarena memilikinya, dia seorang yang begitu baik dan penyayang kepada anak-anak."
 
"Dan bagi saya, hadiah yang paling besar ialah dia memeluk Islam di dalam rumah saya. Ia menyebabkan kami semua, termasuk anak-anak saya, merasa amat gembira."
 
Ini bukanlah pertama kali seorang pembantu rumah memeluk Islam di rumah Umm Ahmed. Pertama kali ialah ketika dia baru saja berumah tangga.
 
Umm Ahmed mengatakan pada mulanya Jennifer tampak ragu-ragu untuk mengatakan bahwa dia berminat dengan Islam, tetapi 'ia menjadi sungguh bermakna sekali ketika dia melakukannya".
 
Jennifer mengatakan bahwa saya merasa takut jika dia merasa sedih jika saya ingin lebih mengetahui tentang agama Islam dan ingin memeluk Islam.Kemudian dia menceritakan hal tersebut kepada seorang teman kepada majikannya, yang kemudian memberitahu kepadanya bahwa Umm Ahmed akan merasa sangat gembira.
 
"Saya duduk bersama majikan saya dan memberitahu kepadanya perasaan saya dan apa yang saya inginkan, dan dia amat gembira." Kata Jennifer.
 
"Sehingga akhir hayat hidup saya, saya akan senantiasa mengingat waktusaya bersama keluarga ini. Saya tidak merasakan bahwa saya seorang asing. Majikan saya adalah seorang teman yang baik, seorang ibu, kepada saya dan semua yang berada disekitarnya. Saya melihatnya."
 
"Kepribadiannya amat menyentuh hati saya dan ketika saya melihat lebih dekat dan mendengarkannya, saya tahu itu dikarenakan agamanya. Sebab itulah saya ingin sekali menjadi salah seorang darinya, dan belajar apakah yang menyebabkan dia dan keluarganya berperilaku seperti itu."
 
"Setiap Ramadhan, saya memperhatikan suasana di Abu Dhabi bersama keluarga adalah amat bermakna. Ia membuat saya berpikir tentang alasan kehidupan dan tujuannya."
 
Ramadhan tahun ini menjadi satu dari tiang agama barunya. Dia akan pulang ke Filipina, katanya, dengan kenangan-kenangan indah dan sebuah agama yang telah mengubah kehidupannya.
 
Dengan air mata, Jennifer mengatakan, "Untuk pertama kali dalam kehidupan saya, saya merasakan bahwa inilah masa yang tepat, dirumah yang benar, dinegara yang benar bahwa saya dimaksudkan oleh Tuhan untuk memeluk Islam. Dan saya amat mensyukurinya."