Peringatan dalam Al-Quran: Lari dari Medan Perang

Rate this item
(11 votes)

Lari dari Medan Perang

Allah Swt berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya." (QS. al-Anfal: 15-16)

Satu dari pengertian yang berkali-kali disampaikan dan termasuk perintah ilahi yang paling penting kepada umat Islam adalah perintah jihad dan berperang melawan musuh Islam. Perintah dan pengertian ini disebutkan berkali-kali dalam ayat-ayat al-Quran. Sebagai contoh disebutkan dalam ayat-ayat ini:

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci." (QS. al-Baqarah: 216)

"Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang." (QS. al-Anfal: 65)

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu." (QS. al-Baqarah: 190)

Ketiga ayat ini dan ayat-ayat al-Quran yang lain menyeru umat Islam untuk melakukan jihad, tapi pada ayat 15 dan 16 surat al-Anfal gaya penyampaikan dalam bentuk peringatan. Allah Swt dalam ayat 15 memperingatkan orang-orang yang beriman yang tengah berada di medan perang dan berhadap-hadapan dengan musuh agar tidak melarikan diri dari sana, sekalipun jumlah musuh sangat banyak.[1]

Sementara pada ayat 16 surat al-Anfal ada dua hal yang dikecualikan; berbelok sebagai taktik perang dan bergabung dengan pasukan yang lain, mereka yang lari dari medan pertempuran akan mendapat murka ilahi dan tempat kembalinya nanti adalah di neraka. Tidak hanya di akhirat, tapi di dunia ini mereka akan terhina dan tertekan. Itulah mengapa Imam Ridha as dalam sebuah ucapannya menjelaskan filosofi pengharaman lari dari medan perang bahwa perbuatan itu akan membuat musuh semakin berani terhadap Islam, umat Islam akan menjadi tawanan mereka dan akhirnya program yang telah dicanangkan para nabi dan imam tidak akan berhasil yang berujung pada tercerabutnya agama Allah.

Imam Ali as juga dalam petunjuknya menyinggung ayat ini bahwa takut akan jihad akan menciptakan penyimpangan dalam agama dan pelakunya layak dibakar di api neraka, bahkan menjadi sumber kefakiran di dunia, terhina dan ternistakan. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

Sumber: Hoshdar-ha va Tahzir-haye Qorani, Hamid Reza Habibollahi, 1387 Hs, Markaz-e Pajuhesh-haye Seda va Sima.

Read 11259 times

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…