Mengejar Berkah Ramadhan (15)

Rate this item
(0 votes)
Mengejar Berkah Ramadhan (15)

 

Bulan suci Ramadhan sebagai jamuan penting yang dihidangkan Allah swt untuk hamba-Nya. ِDi bulan agung ini, Allah swt menyuguhkan sajian yang paling istimewa yaitu puasa.

Puasa sebagai hidangan penting bulan agung ini, tidak hanya melatih individu untuk menahan diri dari sesuatu yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum maupun hal-hal yang membatalkan lainnya. Lebih dari itu, puasa sebagai bentuk latihan untuk meningkatkan spiritualitas dan moralitas tidak hanya individu tapi juga masyarakat dengan nilai-nilai mulia seperti sikap berbagi, solidaritas, kebersamaan dan persaudaraan. Oleh karena itu, ibadah lain selain puasa  yang ditekankan di bulan suci Ramadhan adalah berinfak, yang didefinisikan dalam al-Quran sebagai membelanjakan harta demi meraih keridhan Allah. 

Dalam surat al-Baqarah ayat 265 Al-Baqarah, Allah swt berfirman,"Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.".

Bulan suci Ramadhan memperkuat ikatan persahabatan dan persaudaraan antarsesama Muslim. Di bulan ini, dianjurkan untuk lebih dekat  dengan orang-orang miskin dan yang membutuhkan. Di bulan Ramadhan, orang yang berpuasa diajak untuk merasakan kelaparan dan penderitaan orang-orang yang kekurangan harta.

Selain memperkuat spiritualitas, Ramadhan juga meningkatkan kebaikan kolektif. Nabi Muhammad Saw bersabda, "Antarsesama Muslim laksana anggota badan, ketika salah satunya sakit, maka anggota lain juga merasakan sakit." (Kanzul Umal, hadis 759) ). Imam Sadiq berkata, "Sesama Mukmin bersaudara, seperti satu tubuh  jika salah satu anggota badan terluka, maka yang lain juga merasakan sakit." (Ushul Kafi, hlm. 2, p. 166).

Di berbagai negara Muslim, bulan suci Ramadhan sebagai momentum untuk saling berbagi dan meringankan penderitaan orang lain, terutama anak-anak yatim dan piatu.

Program amal untuk panti asuhan dan anak-anak yatim dan piatu menjadi program rutin yang telah diterapkan di Iran selama bertahun-tahun. Program swadaya masyarakat ini dilakukan dalam berbagai bentuk dengan tujuan untuk menyenangkan hari anak yatim dan piatu, dan meringankan penderitaan orang-orang miskin dan yang membutuhkan.


Kegiatan membantu anak-anak yatim  di bulan Ramadhan dilakukan secara teroganisir melalui institusi atau yayasan yang dikelola oleh masyarakat. Setiap donatur menerima tanggung jawab sebagai orang tua asuh satu atau lebih anak yatim dan menyetorkan sejumlah dana bulanan secara rutin ke setiap rekening bank.

Hari kesyahidan Imam Ali juga disebut sebagai hari kecintaan terhadap  anak yatim piatu. Sebab, Imam Ali bin Abi Thalib merupakan figur yang memiliki perhatian tinggi terhadap anak-anak yatim dan membantu orang-orang yang membutuhkan. Sejarah mencatat kesyahidan Imam Ali meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi anak-anak yatim dan orang-orang miskin di masa itu. 

Di penghujung bulan suci Ramadhan yaitu hari raya Idul Fitri, ada acara khusus untuk membantu para tahanan yang membutuhkan, supaya kembali ke keluarganya dengan membantu membayarkan uang tebusan mereka. Selama sebulan penuh di bulan suci Ramadhan, berbagai kegiatan amal dilakukan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan dari sesama umat manusia.

Spirit memenuhi kebutuhan orang-orang yang membutuhkan tidak datang kepada siapa saja. Barangkali banyak orang memiliki kelebihan uang, tetapi mereka tidak tergerak untuk membantu orang lain. Memang tidak semua masalah memerlukan penyelesaian keuangan, Terkadang dengan berapa nasehat atau masukan juga bisa membantu orang lain. Imam Musa Kazim memandang pertumbuhan dan kesempurnaan manusia terletak dalam kasih sayangnya dan upayanya membantu orang lain.

Beliau berkata, "Selama orang-orang di bumi saling mencintai, menunaikan amanat dan menempuh jalan yang benar, maka Allah akan memuliakan mereka. Allah swt menjadikan hamba-Nya di bumi yang berusaha memenuhi kebutuhan manusia sebagai orang-orang yang beriman kepada Kebenaran dan Hari Kebangkitan. Barangsiapa yang menyenangkan hati orang mukmin, maka Alalh swt di hari kiamat kelak akan menyenangkan hatinya".

Al-Qur'an menyerukan pentingnya infak, dan Allah swt memuji hambanya yang menginfakan hartanya, baik di saat mendapat kelebihan harta, maupun di kala sulit dan terhimpit masalah keuangan.

Infak memainkan peran penting dalam pendidikan akhlak. Oleh karena itu, para tokoh agama Islam telah menempatkannya sebagai amalan penting dan tinggi dalam kehidupan manusia.

Tidak hanya memberikan nasihat mengenai pentingnya infak, para pemuka agama Islam memberikan contoh terbaik dalamm infak yang dilakukan secara rahasia maupun terbuka yang diketahui oleh orang-orang terdekat mereka. Imam Ali bin Abi Thalib dan Sayidah Fatimah bersama dua putranya, telah memberikan contoh terbaik dalam infak yang dicatat dalam sejarah.

Mengenai hal ini Ibnu Abbas menceritakan, "Suatu hari Ali bin Abi Thalib hanya memiliki luang empat dirham. Beliau menginfakkan satu dirham secara diam-diam di waktu malam, dan satu dirham lainnya disedekahkan secara terbuka." Kemudian Allah swt menurunkan wahyu al-Quran surat al-Baqarah ayat 274 yang berbunyi,"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati,".

 Contoh lain dari amalan penting di bulan suci Ramadhan adalah memberikan iftar atau buka puasa kepada orang-orang yang berpuasa. Iftar adalah salah satu amalan sunnah yang sangat tinggi pahalanya, bahkan setara dengan membebaskan seorang budak untuk satu orang yang diberi iftar dan Allah juga mengampuni dosanya. Masalah Ini sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Berbagi makanan kepada orang lain sangat ditegaskan dalam Islam. Itulah sebabnya selama bulan suci Ramadhan digelar buka puasa di rumah dan masjid. Memberikan iftar membuka hati orang-orang beriman yang akan meningkatkan kecintaannya kepada Allah swt. 

Menjelang buka puasa, munajat dan doa mengalir dari hati orang-orang mukmin. Lantunan ayat al-Quran dan kebahagiaan anak-anak yatim dan orang-orang yang membutuhkan menambah keberkahan di bulan agung ini.

Read 1016 times