کمالوندی

کمالوندی

 

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, Malaysia, Pakistan, dan Oman mengeluarkan pernyataan terpisah dan mengutuk agresi militer rezim Zionis terhadap Iran.

Tehran, Parstaday melaporkan, Humas pertahanan udara Iran hari Sabtu (26/10/2024) mengumumkan, meskipun sebelumnya ada peringatan dari pejabat Republik Islam Iran kepada rezim kriminal Zionis untuk menghindari tindakan petualangan, tapi rezim ilegal ini Sabtu pagi melancarkan aksi yang memicu ketegangan di titik-titik  pusat-pusat militer di provinsi Tehran, Khuzestan dan Ilam.

Terkait hal ini, berbagai negara di dunia mengecam tindakan Israel terhadap Iran yang melanggar hukum internasional tersebut.

Menanggapi agresi rezim Zionis terhadap Iran, Kementerian Luar Negeri Malaysia menyampaikan pernyataan bahwa Malaysia mengutuk serangan rezim Zionis terhadap Republik Islam Iran yang terjadi pada Sabtu dini hari yang jelas merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan menganggapnya sebagai ancaman serius terhadap stabilitas kawasan.

Pernyataan ini menambahkan bahwa kelanjutan tindakan rezim Israel dapat menyebabkan perluasan konflik di kawasan Asia Barat dan terciptanya krisis yang lebih besar.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam sebuah pernyataan menegaskan bahwa agresi militer yang dilancarkan Israel terhadap Republik Islam Iran adalah pelanggaran kedaulatan dan pelanggaran hukum dan norma internasional, dan Arab Saudi mengutuknya.

Kementerian Luar Negeri Saudi meminta komunitas internasional dan pihak-pihak yang berpengaruh dan aktif untuk memenuhi peran dan tanggung jawab mereka guna mengurangi ketegangan dan mengakhiri konflik di kawasan.

Kantor Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan mengeluarkan pernyataan  bahwa serangan militer Israel terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Iran merupakan pelanggaran berat terhadap Piagam PBB dan hukum internasional.

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Oman mengecam keras tindakan agresif rezim Zionis terhadap Republik Islam Iran dan menilai hal tersebut jelas merupakan pelanggaran kedaulatan Iran dan hukum internasional.

 

Serangan Rezim Zionis, ke beberapa lokasi militer Iran, di Provinsi Tehran, Khuzestan, dan Ilam, Sabtu (26/10/2024) dinihari, mengungkap fakta, komentar, dan bantahan-bantahan.

Humas Pangkalan Pertahanan Udara Iran mengumumkan, "Rezim Zionis, hari ini (Sabtu) dalam upaya meningkatkan ketegangan, menyerang sejumlah titik di markas-markas militer di Provinsi Tehran, Khuzestan, dan Ilam, namun sistem pertahanan udara terpadu Iran, selain melacak juga berhasil menggagalkan agresi Rezim Zionis ini."
 
Menurut keterangan tersebut, terdapat kerusakan minimal di beberapa titik yang diserang Rezim Zionis, dan tingkat kerusakannya sampai sekarang masih diselidiki.
 
Pada saat yang sama, Militer Republik Islam Iran, mengumumkan dua personelnya gugur saat melaksanakan tugas menghadapi agresi militer Rezim Zionis, pada Sabtu dinihari.
 
Kementerian Luar Negeri Iran, mengecam agresi Rezim Zionis dan menegaskan, "Berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB, Iran, berhak dan berkewajiban untuk membela diri dari agresi asing."
 
Selepas aksi Rezim Zionis yang menyulut ketegangan ini, sumber-sumber Israel, berusaha membesar-besarkan serangan lemah tersebut, dan menyampaikan berbagai macam klaim.
 
Sebuah sumber di Rezim Zionis mengklaim 100 unit pesawat tempur Israel, dilibatkan dalam serangan ke Iran, namun hal ini sudah dibantah oleh Tehran.
 
Sebuah sumber terpercaya kepada Tasnim News mengatakan, berita yang mengatakan 100 pesawat tempur Rezim Israel, dilibatkan dalam serangan ke Iran, sepenuhnya bohong, dan Rezim Zionis, berusaha membesar-besarkan serangan lemah ini.
 
Menurut sumber itu, klaim Angkatan Bersenjata Rezim Zionis, bahwa pasukannya menyerang 20 titik di Iran, juga tidak benar, dan target yang diserang musuh lebih kecil dari itu.
 
Sumber tersebut menambahkan, aksi yang dilakukan oleh Rezim Zionis, dilakukan dari luar perbatasan Iran, dan menyebabkan sejumlah kerusakan minimal.
 
Penyebaran foto-foto, dan video hoaks adalah satu lagi senjata yang digunakan Rezim Zionis, setelah menyerang Iran. Langkah Rezim Zionis ini bahkan disesalkan oleh wartawan dan netizen Zionis sendiri.
 
Wartawan surat kabar Times of Israel, menyesalkan foto Menteri Perang Israel, Yoav Gallant, yang berdiri di dalam ruang komando sementara di layar monitos nampak foto yang diklaim ledakan hebat akibat serangan Israel, ke Iran, padahal itu kejadian ledakan tahun 2021.
 
Wartawan Times of Israel menegaskan bahwa Gallant, berada di bawah tanah menyebarkan foto fiktif, dan wartawan itu mengungkap fakta bahwa foto tersebut adalah kebakaran kilang minyak Tehran pada tahun 2021.
 
Ia melanjutkan, foto tersebut adalah foto kebakaran yang terjadi di kilang minyak Tehran, pada tahun 2021, dan tidak ada kaitannya dengan serangan Israel, ke Iran.
 
Salah seorang netizen Israel menulis, "Menurut saya aksi lemah ini tidak seharusnya dilakukan, akan tetapi mengapa Benjamin Netanyahu berbohong kepada kita?."
 
Di sisi lain Juru bicara kilang minyak Iran, Shaker Khafaei membantah serangan ke kilang minyak Tehran, dalam serangan Israel, Sabtu dinihari dan mengatakan, "Saat ini kilang minyak Tehran, beroperasi seperti biasa."
 
Juru bicara Kemlu Iran Fatemeh Mohajerani merespons foto hoaks yang tersebar di beberapa media sosial itu, dan mengatakan, "Iran, adalah negara kuat, dan kokoh, dan tidak akan terganggu dengan aksi-aksi semacam itu."
 
Ia menambahkan, "Saat ini Republik Islam Iran, berada dalam kondisi normal, dan bahkan semua penerbangan sudah kembali beroperasi sejak Sabtu pukul 9 pagi."
 
Agresi Rezim Zionis ke Iran, juga memicu reaksi internasional, dan negara-negara seperti Arab Saudi, Malaysia, Yordania, Qatar, Kuwait, Suriah, Pakistan, Yaman, Uni Emirat Arab, Irak, Oman, dan Hamas Palestina, dalam pernyataan terpisah mengecam serangan ini, serta menganggapnya sebagai pelanggaran tegas atas kedaulatan nasional Iran, dan pelanggaran atas hukum internasional. 

Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam, dalam pertemuan besar dan agung salat Jumat di Tehran, menyebut persatuan dan solidaritas umat Islam sebagai alasan untuk menikmati rahmat dan kehormatan ilahi serta kemenangan atas musuh.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan, Berdasarkan aturan pertahanan Islam, UUD Republik Islam dan hukum internasional, tindakan cemerlang Angkatan Bersenjata Iran dalam menghukum rezim penghisap darah Zionis sepenuhnya legal dan sah, dan Republik Islam akan melaksanakan tugas apa pun yang dirasakan di bidang ini dengan kekuatan, keteguhan dan tekad, tanpa penundaan atau tergesa-gesa.

Salat Jumat kali ini disertai dengan acara peringatan syahadah Sayid Hassan Nasrullah dan mereka yang menyertainya sebelum khutbah Jumat dan dihadiri oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam, pejabat tinggi negara dan banyak warga yang terlihat memanjang beberapa kilometer di sekitar Mosalla Imam Khomeini ra di Tehran.

Ayatullah Khamenei menyebut Mujahid Syahid Sayid Hassan Nasrallah sebagai sumber kebanggaan dan wajah yang populer di dunia Islam serta memiliki bahasa yang lugas bangsa-bangsa di kawasan, dan mengatakan, Pengaruh pembawa panji perlawanan dan pembela kaum tertindas yang berani akan meningkat setelah kesyahidannya. Sementara pesan kesyahidannya bagi bangsa-bangsa di kawasan dan para pejuang di jalan Allah adalah iman dan tawakal yang lebih banyak, persatuan yang lebih kokoht, kelanjutan perjuangan yang lebih kuat dan tidak diragukan lagi mereka akan mengikuti perjuangan hingga kekalahan dan kehancuran musuh Zionis dengan segenap kekuatannya.

Dalam menjelaskan kebijakan Al-Qur’an tentang “Solidaritas Muslim”, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, Wilayah Muslimin berarti persatuan, empati dan kerja sama, yang diikuti dengan pertolongan Allah yang memuliakan dan bijaksana, di mana hasilnya adalah mengatasi hambatan dan kemenangan atas musuh.

Imam Khamenei, Khatib Salat Jumat Tehran
Beliau menilai kebalikan dari kebijakan ilahi ini adalah politik memecah-belah dari kubu arogan dan agresor di dunia, seraya menambahkan, Umat Islam telah banyak menderita karena kebijakan yang memecah-belah dan dominasi dari kekuatan arogan, tapi hari ini adalah hari kebangkitan umat Islam dan politik jahat ini tidak boleh terulang kembali.

Mengacu pada kebijakan militer, politik, ekonomi, sosial dan budaya yang berbeda dari musuh-musuh pemecah belah, Ayatullah Khamenei mengatakan, Musuh bangsa Iran sama dengan musuh bangsa Palestina, Lebanon, Mesir, Suriah, Irak, Yaman dan negara-negara Islam lainnya, dan semua perintah agresif dan memecah belah itu berasal dari satu ruang komando yang sama dan satu-satunya perbedaan adalah metode yang berbeda yang diterapkan di negara-negara Islam.

Rahbar menekankan, Jika setiap bangsa ingin menghindari blokade musuh yang melumpuhkan, maka bangsa itu harus sadar dan segera setelah musuh menyerang suatu bangsa, maka bangsa itu harus segera membantu bangsa tersebut, jika tidak maka bangsa itu akan menjadi korban berikutnya.

Menurut Rahbar, Kita harus mengencangkan sabuk pertahanan, independensi dan kehormatan mulai dari Afghanistan hingga Yaman dan dari Iran hingga Gaza dan Lebanon di semua negara Islam.

Menyinggung aturan pertahanan Islam yang jelas mengenai legitimasi dan rasionalitas mempertahankan tanah, rumah dan kepentingan diri, Ayatullah Khamenei menambahkan, Sesuai dengan UUD dan juga hukum internasional, pembelaan diri bangsa-bangsa, termasuk bangsa Palestina, melawan agresor dan penjajah, sepenuhnya sah dan memiliki logika yang kuat dan tidak seorang pun dan tidak ada pusat atau organisasi internasional yang berhak memrotesnya.

Ayatullah Khamenei juga menyebut keabsahan membantu negara yang mempertahankan diri melawan penjajah berdasarkan Islam, akal sehat dan hukum internasional.

“Karena alasan ini, tidak ada seorang pun yang berhak memberi tahu bangsa Lebanon dan Hizbullah tentang membantu rakyat tertindas Gaza dan mendukung kebangkitan rakyat Palestina untuk melakukan protes,” ujar Rahbar.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut operasi Badai Al-Aqsa yang terjadi di hari-hari ini pada tahun lalu adalah gerakan yang tepat, logis dan sesuai dengan hukum internasional dan hak bangsa Palestina serta memuji kegigihan rakyat Lebanon dalam membela rakyat Palestina.

Atas dasar ini, Ayatullah Khamenei menyebut tindakan brilian angkatan bersenjata Iran beberapa malam yang lalu terhadap rezim Zionis sebagai tindakan yang sepenuhnya sah dan legal dan mengatakan, Tindakan angkatan bersenjata kita adalah hukuman paling ringan bagi rezim penjarah Zionis atas kejahatan yang mencengangkan rezim penghisap dara, mirip serigala, dan anjing penjaga AS di kawasan.

Rahbar menekankan bahwa apa pun tugas Republik Islam di bidang ini, akan dilaksanakan dengan kekuatan, keteguhan dan tekad, seraya menambahkan, Dalam tugas ini, kami tidak akan menunda atau terjebak dalam ketergesa-gesaan, dan apa yang masuk akal, logis dan benar menurut pendapat para pengambil keputusan militer dan politik akan ditindaklanjuti pada waktunya, sebagaimana telah dilaksanakan dan akan dilakukan di masa depan jika diperlukan.

Dalam khutbah kedua salat Jumat yang dibacakan dalam bahasa Arab, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyeru semua umat islam di seluruh dunia dan secara khusus ditujukan kepada bangsa tercinta Lebanon dan Palestina, dan mengatakan, Saya merasa perlu menyampaikan di salat Jumat Tehran ini penghormatan kepada saudaraku, kesayanganku dan sumber kebanggaanku, wajah tercinta Dunia Islam dan bahasa fasih bangsa-bangsa di kawasan, permata Lebanon yang bersinar, Yang Mulia Sayid Hassan Nasrallah semoga Allah meridhainya.

Menekankan bahwa kita semua sangat sedih atas kehilangan besar atas kesyahidan Sayid Yang Mulia, beliau menambahkan, Tentu saja, duka kita tidak berarti depresi, kecemasan, dan keputusasaan, melainkan semacam duka untuk penghulu para syahid Husein bin Ali as, yang artinya memberi kehidupan dan pelajaran.

Imam Khamenei menyebut kepribadian hakiki dari Syahid Nasrallah, semangat, jalan dan suara lugasnya akan tetap langgeng dan mengatakan, Dia adalah panji perlawanan yang tinggi terhadap setan yang menindas dan predator. Bahasanya lugas dan pembela yang berani bagi kaum tertindas serta memberi semangat dan keberanian bagi para pejuang dan pencari hak.

Rahbar menambahkan, Popularitas dan pengaruhnya telah melampaui Lebanon, Iran dan negara-negara Arab, dan sekarang kesyahidannya akan meningkatkan pengaruhnya.

Ayatullah Khamenei membacakan pesan lisan dan perilaku terpenting Syahid Nasrallah semasa hidupnya kepada bangsa Lebanon agar terhindar dari keputusasaan dan kekhawatiran akibat kehilangan tokoh-tokoh terkemuka seperti Imam Musa Sadr dan Sayid Abbas Mousavi dan mengatakan, Pesan Syahid Nasrallah: Jangan ragu di jalan perjuangan. Tingkatkan usaha dan kekuatan. Gandakan solidaritas. Melawan musuh agresor dengan memperkuat iman dan tawakal, dan mengalahkannya. Dan hari ini, permintaan Sayid Syahid kita dari bangsanya dan dari Front Perlawanan adalah ini.(

 

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran mengatakan, "Balasan Iran terhadap agresi rezim Zionis akan lebih jelas dan kuat."

Menurut laporan IRNA, Sayid Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran hari Sabtu (6/10) dalam konferensi persnya dengan berbagai media di Damaskus, ibu kota Suriah, menekankan balasan keras Iran terhadap setiap agresi rezim Zionis, dengan menyatakan bahwa pesan perjalanannya ke Damaskus dan Beirut adalah Republik Islam Iran akan tetap berada di pihak perlawanan dalam keadaan apa pun.

Menurutnya, Saya yakin bahwa darah syuhada perlawanan akan membuat pohon perlawanan semakin kuat dan akan membawa pada kemenangan akhir melawan musuh Zionis.

Pada saat yang sama, sekretaris jenderal dan pejabat kelompok perlawanan Palestina bertemu dengan Sayid Abbas Araghchi di Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Damaskus, sambil menyampaikan belasungkawa atas kesyahidan Sayid Hassan Nasrallah dan juga mengagungkan peran Sekjen Hizbullah yang tak tergantikan dalam mendukung Palestina dan Quds, serta mengapresiasi dukungan Republik Islam Iran atas perlawanan sah negara-negara di kawasan terhadap pendudukan Zionis.

Sekretaris jenderal dan pejabat kelompok perlawanan Palestina juga merujuk pada peringatan kemenangan operasi Badai Al-Aqsa dan awal serangan brutal rezim teroris Zionis terhadap Jalur Gaza dan kejahatan genosida terhadap bangsa Palestina dan Lebanon, menekankan tekad serius kelompok perlawanan dan bangsa Palestina untuk terus berdiri melawan musuh Zionis. Mereka juga memuji operasi pertahanan sah Republik Islam Iran terhadap agresi dan tindakan teroris rezim Zionis.

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Iran menekankan kelanjutan kebijakan prinsip Republik Islam Iran di pemerintah Iran dalam mendukung perjuangan Palestina dan Al-Quds serta secara komprehensif mendukung perlawanan di kawasan melawan rezim pendudukan Zionis.

 

Serangan rudal sah Iran terhadap sasaran militer rezim Zionis, yang terjadi setelah aksi teror terhadap para pemimpin perlawanan, membawa gelombang kegembiraan dan harapan di kalangan masyarakat kawasan Asia Barat.

Menurut laporan IRNA, masyarakat Lebanon menyalakan kembang api di jalan-jalan segera setelah mereka mengetahui serangan rudal besar-besaran Iran terhadap Israel.

Masyarakat Gaza pun merayakan dan menari pasca serangan rudal Iran terhadap rezim Israel.

Puluhan pemuda Palestina juga berkumpul di dekat poros Netzarim di Gaza.

Dalam gambar-gambar yang dipublikasikan di internet, masyarakat Irak dan Yordania tampak gembira dengan balasan Iran terhadap rezim Zionis dengan menari dan menghentakkan kaki.

Perlu dicatat bahwa Republik Islam Iran, setelah periode menahan diri terhadap pelanggaran kedaulatannya dan pembunuhan para syahid Ismail Haniyeh, Sayid Hassan Nasrallah, Mayor Jenderal Sayid Abbas Nilforoushan dan pembantaian orang-orang tak bersalah, perempuan dan anak-anak Palestina dan Lebanon oleh rezim Zionis, sesuai dengan hak membela diri yang sah yang tercantum dalam Piagam PBB, negara tersebut menargetkan wilayah Zionis dengan ratusan rudal balistik.

Akibat serangan rudal Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, terhadap target-target dan fasilitas militer serta keamanan Rezim Zionis (Operasi Wa'd Sadiq 2), tiga pangkalan militer asli Israel, hancur.

Mayjen Mohammad Bagheri, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran, Rabu (2/10/2024) mengatakan, "Tiga pangkalan udara asli Rezim Zionis, termasuk Mossad, sebagai pusat teror, yaitu pangkalan udara Nevatim, sebagai pangkalan udara F-35, pangkalan udara Hatzerim, dan Tel Nof, menjadi sasaran serangan rudal Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC."
 
Menurut Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran, serangan rudal IRGC, hanya menargetkan markas-markas militer Israel, di Wilayah pendudukan.
 
Ia menambahkan, "Dalam operasi ini, radar-radar strategis dan pusat-pusat konsentrasi tank, kendaraan pengangkut personel, dan konsentrasi pasukan Zionis, di area sekitar Gaza, yang bertanggung jawab atas pembantaian rakyat Gaza, menjadi target serangan."
 
Berdasarkan informasi IRGC, meskipun ketiga pangkalan militer Israel, itu dilindungi dengan sistem pertahanan udara paling canggih dalam jumlah banyak, namun 90 persen rudal yang ditembakkan IRGC mengenai sasaran yang dituju.
 
Dalam serangan rudal Iran, sirene tanda bahaya berbunyi di kota Ummul Fahm, Yokneam, dan beberapa kota lain di utara Wilayah pendudukan.
 
Kanal 13 televisi Rezim Zionis melaporkan, Iran, melancarkan serangan rudal ke pangkalan-pangkalan militer Israel, dan rudal-rudal itu tidak mengenai wilayah-wilayah sipil.
 
Menurut Kanal 13 TV Israel, Selasa malam, mengungkapkan bahwa Perdana Menteri Rezim Zionis Benjamin Netanyahu, dan beberapa menteri Israel, beberapa jam bersembunyi di tempat aman di bawah tanah kota Al Quds.
 
Menyusul serangan rudal Iran, ke pangkalan-pangkalan militer Rezim Zionis, aktivitas bandara internasional Ben Gurion, di Tel Aviv, terhenti total.
 
IRGC pada Selasa malam mengumumkan, "Dalam rangka membalas gugurnya Ismail Haniyeh, Ketua Biro Politik Hamas, Sayid Hassan Nasrullah, Sekjen Hizbullah, dan Brigjen Abbas Nilforoushan, Penasihat militer Iran, Israel, menjadi target serangan rudal."
 
IRGC menegaskan, "Operasi ini dilakukan dalam kerangka hak bela diri sah berdasarkan hukum internasional, dan segala bentuk kebodohan musuh akan dibalas secara mematikan serta destruktif." 

 

Stasiun televisi Lebanon, dalam salah satu laporannya mengabarkan penggunaan bom-bom yang mengandung uranium oleh Rezim Zionis di Gaza dan Lebanon.

Stasiun televisi Al Mayadeen, Minggu (6/10/2024) mengungkap penggunaan bom-bom yang mengandung uranium oleh pasukan Israel, terhadap penduduk Gaza dan Lebanon.
 
Menurut Al Mayadeen, warna asap yang ditimbulkan dari ledakan-ledakan bom Israel, di Gaza dan Lebanon, menunjukkan warna antara oranye dan kuning.
 
Hal ini, kata Al Mayadeen, mengindikasikan bahwa ledakan itu bukan disebabkan oleh bom-bom biasa, tapi bom-bom yang mengandung uranium dalam kapasitas besar dengan pengayaan rendah.
 
Ledakan bom-bom Israel, tersebut membawa banyak dampak negatif bagi warga sipil. Sejumlah laporan menyebutkan, Israel, sejak setahun lalu telah menggunakan jenis bom ini di Gaza, dan beberapa hari lalu menggunakannya terhadap penduduk Lebanon.
 
Berdasarkan hasil penyelidikan yang telah diakukan, bom-bom tersebut adalah MK-84 yang memiliki bobot hingga 2.000 pon atau setara dengan 907 kilogram.

 

Terorisme teknologi adalah bentuk baru yang belum lama ini menjadi metode teror mengerikan yang dilakukan Israel, di Lebanon.

Sebagaimana diketahui, Rezim Zionis minggu lalu melancarkan peledakan luas dalam waktu dua hari dengan menggunakan peralatan-peralatan komunikasi di Lebanon.
 
Oleh karena itu, pada kesempatan kali akan diulas secara singkat seputar bahaya menjalin hubungan perdagangan dengan Israel, dan dampak-dampak aksi teror terhadap perekonomian Rezim Zionis.
 
 
Ketidakamanan Pasar Dunia
 
Salah satu instrumen yang digunakan negara-negara Barat, adalah mengendalikan pasar. Kenyataannya kendali atas semua yang dijual, diproduksi, dan diberikan izin, ada di tangan negara-negara Barat.
 
Akan tetapi saat ini muncul pertanyaan besar, apakah ada jaminan bahwa negara-negara Barat, dan Rezim Zionis, tidak memasang bom di produk-produknya?
 
Bruce Schneier, pakar keamanan teknologi di Harvard Kennedy School, dalam catatannya di surat kabar New York Times menulis, "Masih tidak jelas bagaimana kita bisa melindungi diri dari serangan-serangan semacam ini. Rantai jaminan hi-tech (teknologi tinggi), kompleks dan global."
 
Paolo Triolo, pakar masalah kebijakan di bidang teknologi meyakini bahwa serangan teror terbaru Israel, di Lebanon, kemungkinan telah menciptakan kekhawatiran di negara lain bahwa rantai jaminan peralatan elektronik akan menjadi sensitif, dan evaluasi atas bahaya potensial bersandar pada para pemasok tak dikenal, harus dilakukan kembali.
 
Surat kabar New York Times menulis, "Komputer-komputer kita rentan bahaya, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kendaraan, lemari es, termostat rumah, dan banyak peralatan lainnya di sekitar kita, tidak terkecuali dari bahaya ini."
 
 
Dampak Negatif Terorisme Teknologi bagi Ekonomi Israel
 
Para analis mengatakan serangan terbaru Israel, bukan hanya merugikan kepentingan strategis rezim ini, tapi juga ekspor produk-produk teknologi negara-negara Barat dan Israel.
 
Patrick Kingsley, jurnalis surat kabar New York Times, menulis, "Israel, dalam pandangan kawan dan lawan, dari sisi teknologi, kuat, tapi dari sisi strategi, nampak kebingungan."
 
Mantan Perdana Menteri Rezim Zionis Ehud Olmert, meyakini bahwa para pejabat tinggi Israel, gagal dalam melakukan langkah-langkah efektif.
 
 
Runtuhnya Kuasa Dolar Seiring Hilangnya Kepercayaan Dunia
 
Terorisme teknologi yang buktinya terlihat dalam peledakan peralatan komunikasi di Lebanon, di sampaing penyalahgunaan Amerika Serikat, atas pengaruh dolar, secara perlahan sedang menggerus kepercayaan dunia terhadap Barat.
 
Sekarang hegemoni AS, sebagai pedukung terbesar Israel, sedang jatuh, dan dengan ditemukannya model-model alternatif serta aliansi-aliansi ekonomi non-Barat, seperti BRICS atau Organisasi Kerja Sama Shanghai, yang menempuh upaya-upaya lebih adil dalam menumbuhkan ekonomi negara-negara dunia, telah menempatkan AS, pada posisi sulit dalam menjaga pengaruh globalnya.

Pengguna jejaring sosial X seraya merilis tweet, memuji mendiang sekjen Hizbullah Lebanon, Syahid Sayid Hassan Nasrullah.

Kesyahidan sekjen Hizbullah Lebanon memicu gelombang di media sosial termasuk medsos X, dan laporan Parstoday berikut ini memuat sejumlah tweet tersebut:

 

Sayid Hassan Nasrullah, Gunung yang Kokoh

 

Tasaduq Hussain seraya merilis gambar Syahid Sayid Hassan Nasrullah menyebutnya seperti gunung yang kokoh, dan menulis:

 

83 ton bom digunakan untuk menggugurkanmu, karena kamu adalah gunuh yang kokoh. (83 tons of explosives Because you are a mountain).

 

Bangkit untuk Gaza

 

Akun Uncle Hoz seraya merilis gambar gugurnya Sayid Hassan Nasrullah menulis:

 

Apa pun pandangan Anda tentangnya, Hassan Nasrullah terbunuh karena ia membela Gaza. Di saat tidak ada Pemimpin Arab yang mau melakukannya.

 

Nasrullah; Syuhada di pihak yang benar dalam sejarah

 

Kim Iversen, seorang presenter TV terkenal Amerika, menerbitkan sebuah postingan di jejaring sosial X dan menggambarkan Syahid Sayid Hassan Nasrullah sebagai berikut:

 

Apa pun pendapat Anda tentang Hizbullah, penting bagi kita untuk mengingat alasan mereka menargetkan Israel adalah untuk menekan rezim ini agar menghentikan genosida terhadap warga Palestina. Nasrullah gugur sebagai syuhada sejati saat membela mereka yang tak berdaya. Ia berada di pihak yang benar dalam sejarah.

 

Unsur Pemersatu Syiah dan Sunni

 

Hussain Makke, mahasiswa ilmu-ilmu Islam seraya merilis tweet menjelaskan sosok Syahid Nasrullah sebagai berikut:

 

Pemimpin Syiah yang terbunuh dalam membela saudara-saudara Sunninya. 

 

Presiden Amerika Serikat terus memberikan lampu hijau kepada rezim Zionis untuk melanjutkan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap rakyat Palestina dan rakyat Lebanon, dan mengakui bahwa tidak ada pemerintah di Amerika Serikat yang membantu Israel sebanyak pemerintahannya.

“Tidak ada pemerintahan yang membantu Israel lebih dari pemerintahan saya,” kata Presiden AS Joe Biden baru-baru ini dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada Zionis.

Menurut Pars Today, Biden, yang menurut pengakuannya sendiri adalah pendukung terbesar rezim Zionis dan penghasut perangnya, lebih lanjut mengklaim bahwa masalah pentingnya adalah mencegah perang skala penuh di kawasan Asia Barat.

Klaim Amerika untuk menciptakan perdamaian dan ketenangan di Asia Barat tidak sejalan dengan tindakannya dalam mendukung rezim Zionis. Sejak lama, Amerika Serikat, di bawah tekanan opini publik domestik dan global, mengaku berusaha melakukan gencatan senjata dan mencapai kesepakatan antarpihak untuk menghentikan perang di Gaza dan Lebanon.

Klaim ini dibuat ketika pemerintah AS selalu mengambil posisi ganda dan kontradiktif sejalan dengan keinginan lobi perang dan pembunuhan di Asia Barat. Permasalahan yang menyebabkan Perdana Menteri rezim Zionis tanpa rasa takut melanjutkan kejahatannya dan kini memperluas cakupan perang hingga ke Lebanon.

Pada masa pemerintahan Barack Obama, mantan Presiden Amerika Serikat, berdasarkan perjanjian antara Tel Aviv dan Washington, diputuskan bahwa Amerika Serikat setiap tahunnya akan menyumbangkan paket militer senilai 3,8 miliar dolar kepada rezim Zionis.

Di sisi lain, sejak dimulainya perang Israel dengan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023, Amerika Serikat telah memberlakukan undang-undang yang memberikan setidaknya $12,5 miliar bantuan militer kepada Israel, termasuk $3,8 miliar dari RUU Maret 2024 (berdasarkan nota kesepahaman saat ini ) dan $8,7 miliar dari pengesahan alokasi tambahan pada bulan April 2024.

Menurut laporan yang sama, jumlah bantuan militer AS ke Israel dari tahun 1946 hingga 2024 telah melebihi 230 miliar dolar berdasarkan nilai tukar dolar pada tahun 2022.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri AS baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang mengklaim alokasi paket bantuan kemanusiaan senilai 157 juta dolar untuk membantu penduduk yang terkena dampak di Lebanon dan wilayah lainnya.

Menanggapi alokasi paket reformasi kemanusiaan ini, televisi Al-Jazeera mengumumkan, Sekarang senjata yang disumbangkan oleh Amerika Serikatlah yang mendarat di warga sipil Lebanon. Dukungan diplomatik Washington yang luas juga semakin menguatkan para pejabat Tel Aviv untuk melakukan lebih banyak kekejaman di Asia Barat. Meski demikian, Amerika masih berusaha mempertahankan penampilannya yang menipu opini publik.

Terkait hal ini, Senator Demokrat Mark Kelly, anggota senior Komite Angkatan Bersenjata Senat AS mengakui bahwa rezim Zionis menggunakan bom berpemandu buatan AS dalam kejahatan baru-baru ini di Lebanon.

Surat kabar Washington Post, setelah memeriksa gambar-gambar yang diterbitkan oleh rezim Zionis, menulis, Israel kemungkinan besar menggunakan bom seberat 2.000 pon buatan Amerika Serikat dalam serangannya di Beirut yang menyebabkan kesyahidan Sayid Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah.