Presiden Lebanon, dalam pertemuan dengan Utusan Amerika Serikat, menegaskan bahwa Israel, tidak mematuhi Resolusi 1701, dan terus melanggar wilayah teritorial Lebanon.
Utusan Amerika Serikat untuk Asia Barat, Morgan Ortagus, Sabtu (5/4/2025) bertemu dengan Presiden Lebanon, Joseph Aoun, di Istana Kepresidenan Baabda, Beirut.
Presiden Lebanon dalam pertemuan itu mengatakan, “Kami menekankan pentingnya untuk melaksanakan Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB, dan urgensi kepatuhan Israel, pada pelaksanaan resolusi itu.”
Ia menambahkan, “Israel lah yang melanggar gencatan senjata, dan agresi serta seluruh pelanggaran gencatan senjata oleh Israel ke Lebanon, harus dihentikan.”
Aoun menerangkan, “Dalam pertemuan ini, kami juga menekankan pentingnya masalah ini bahwa pasukan Lebanon, sudah melakukan semua yang diperlukan, dan memainkan peran mereka di wilayah-wilayah Lebanon yang dibebaskan dari Israel.”
Penekanan Joseph Aoun, untuk menghentikan agresi militer Rezim Zionis, disampaikan di saat Sekjen Hizbullah Syeikh Naim Qassem, dalam pidato terbarunya berkata, “Jika Israel, mengira bisa memaksakan perimbangan baru dengan serangan ke Dahiya, wilayah selatan, dan Bekaa, maka itu sama sekali tertolak.”
Ia menegaskan, “Israel, tidak boleh menganggap remeh statemen-statemen kami, pasalnya jika rezim itu tetap tidak mematuhi aturan, maka opsi-opsi lain tersedia di atas meja.”
Sekjen Hizbullah mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa terus membiarkan Israel, melancarkan serangan ke Lebanon, secara bebas, dan kapan pun mereka mau bisa melancarkan agresi.
Syeikh Naim Qassem menjelaskan, “Kami tidak akan membiarkan siapa pun merebut kekuatan dari kami untuk menghadapi Israel.”
“Jika sampai sekarang kami masih bersabar, itu adalah untuk memberi kesempatan, tapi para pejabat pemerintah Lebanon harus tahu segala sesuatu ada batasnya,” pungkas Sekjen Hizbullah.