کمالوندی

کمالوندی

Salah satu dampak penting meletusnya Revolusi Islam di Iran adalah pengaruhnya terhadap sistem keamanan kawasan Asia Barat.

Berikut sejumlah pengaruh Revolusi Islam di Iran terhadap sistem keamanan di Asia Barat:

Penolakan dan Perlawanan atas Hegemoni dan Intervensi Barat di kawasan

Republik Islam Iran telah mempersulit hegemoni dan intervensi Barat di kawasan Asia Barat. Iran sebelum revolusi merupakan salah satu dua pilar Nixon, presiden AS saat itu di Asia Barat. Amerika Serikat setelah kemenangan Revolusi Islam telah kehilangan salah satu penjaga utama keamanannya di kawasan. Doktrin dua pilar Nixon tumbang dan keseimbangan sistem keamanan di kawasan Teluk Persia musnah.

Iran sebelum revolusi tercatat sebagai perisai pertahanan dan salah satu pendukung kepentingan AS di kawasan. Tapi setelah revolusi, Iran malah berubah menjadi salah satu ancaman terpenting bagi Amerika Serikat. Kebijakan luar negeri Republik Islam Iran dibentuk berdasarkan asas penolakan setiap hegemoni dan penolakan atas penerimaan hegemoni, menjaga independensi penuh dan integritas wilayah, membela hak seluruh Muslim dan non-blok dengan kekuatan yang mendominasi dan hubungan timbal balik yang damai dengan negara-negara non-kombatan.

Imam Khomeini
Imam Khomeini, bapak pendiri Republik Islam Iran di pesan peresmian periode pertama parlemen Republik Islam Iran mengatakan, "Pendekatan tidak Timur dan tidak Barat, harus kalian pertahankan di seluruh bidang dalam negeri dan di hubungan luar negeri."

Penentangan terhadap campur tangan AS dalam urusan internal Iran dan di kawasan Asia Barat membuat Washington mengadopsi strategi permusuhan terhadap Republik Islam Iran. Separatisme, sanksi, teror, dan perang adalah empat pendekatan bermusuhan yang telah digunakan Amerika Serikat terhadap Republik Islam Iran selama 43 tahun terakhir. Namun, setelah 43 tahun, pendekatan anti-Iran ini tidak hanya melemahkan Republik Islam, tetapi posisi AS di kawasan Asia Barat juga melemah, dan posisinya di Asia Barat menurun, dengan penarikan skandal dari Afghanistan dan tekanan dari kelompok Irak untuk penarikan penuh pasukan AS dari negara ini adalah contoh penurunan dan melemahnya posisi AS di Asia Barat.

Menghidupkan Perlawanan terhadap Rezim Penjajah Israel

Efek lain Revolusi Islam terhadap tatanan kawasan Asia Barat adalah intensifikasi perjuangan anti-Israel. Segera setelah kemenangan Revolusi Islam, secara resmi diumumkan bahwa kami tidak menerima rezim Zionis sebagai sistem yang sah dan memberikan hak kepada Muslim dan partai-partai Palestina untuk mengangkat senjata demi pembebasan negara mereka yang diduduki. Mengikuti kebijakan anti-Zionis, segera setelah revolusi, kedutaan Israel di Tehran ditutup dan kedutaan Palestina didirikan di tempatnya dan seorang duta besar ditunjuk untuk itu.

Menyusul kemenangan Revolusi Islam di Iran, dan orientasi tuntutan kebebasan serta anti-Israel yang berujung pada pemutusan hubungan strategis dan diplomatik dengan Tel Aviv, serta menyusul prakarsa Imam Khomeini menetapkan Jumat terakhir bulan Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina, perlawanan terhadap Israel mendapat nafas baru.

Iran setelah kemenangan Revolusi Islam menjadi pusat perlawanan terhadap rezim Zionis Israel, dan jantung muqawama Islam melawan Tel Aviv, serta pelopor perlawanan ketika para pemimpin negara-negara Arab menyerah dengan menandatangani perjanjian Camp David. Imam Khomeini dengan kebesaran dan keberanian penuh mengambil alih bendera perlawanan terhadap Israel dan memberi indentitas Islami terhadap resistensi bangsa Palestina. Sejatinya dengan kemenangan Revolusi Islam Iran, perlawanan terhadap Israel yang semakin lemah akibat kekalahan beruntun negara-negara Arab di perang melawan rezim ilegal ini, berhasil menghidupkan kembali muqawama dan ini merupakan pukulan telak terhadap eksistensi rezim penjajah Israel.

Fathi Shaqaqi
Fathi Shaqaqi, mantan sekjen Jihad Islam Palestina terkait pengaruh Revolusi Islam Iran terhadap perlawanan rakyat Palestina mengatakan, "Revolusi ini membuat kami mengerti bahwa kemenangan kami tergantung pada mengikuti jalan Imam Khomeini. Oleh karena itu, pintu dan dinding Masjid Al-Aqsha dan masjid lainnya tiba-tiba dihiasi dengan gambar Imam Khomeini; Intifadah merupakan salah satu buah dari kebangkitan Islam yang dibawa Imam Khomeini ke kawasan, khususnya di Palestina."

Setelah 43 tahun, Revolusi Islam masih tetap menolak mengakui secara resmi keberadaan rezim ilegal Israel. Republik Islam Iran tidak melakukan intervensi di urusan internal negara lain, tapi menilai normalisasi hubungan sejumlah negara Arab dengan Israel sebagai indikasi nyata pengkhianatan terhadap cita-cita Palestina.

Menghidupkan Kebangkitan Islam di kawasan dan Pembentukan Faksi Muqawama

Efek penting lain dari Revolusi Islam terhadap ketertiban keamanan di Asia Barat adalah menghidupkan Kebangkitan Islam, yang dalam praktiknya menyebabkan pembentukan kelompok-kelompok perlawanan di kawasn. Mendukung kaum tertindas dan membela tanah suci Islam adalah salah satu tujuan yang menciptakan landasan bagi pengaruh Revolusi Islam di dunia Islam. Kemunculan Revolusi Islam memberikan ekspresi lebih pada prinsip-prinsip umum umat Islam dan meningkatkan dampak cita-cita dan tujuan mereka pada negara-negara dan gerakan Islam seperti Palestina. Akibatnya, gelombang harapan muncul di hati gerakan perlawanan Palestina, yang menyebabkan pertumbuhan dan penguatan mereka.

 

Dengan bangkitnya Kebangkitan Islam, telah terbentuk kelompok-kelompok perlawanan di berbagai negara di kawasan yang telah mempertimbangkan karakteristik negatif, termasuk penolakan dominasi, penolakan arogansi dan anti-otoritarianisme, dan karakteristik positif seperti keadilan, Islamisme, kemerdekaan, libertarianisme dan spiritualisme. Perlawanan lahir dari Revolusi Islam Iran, dan inti poros perlawanan terbentuk dengan kemenangan Revolusi Islam Iran. Perlawanan lahir ketika negara-negara Arab percaya bahwa mereka tidak dapat mengalahkan rezim Zionis, proses rekonsiliasi antara negara-negara Arab dan rezim Zionis dengan Kesepakatan Camp David dimulai, dan juga tren penurunan posisi Palestina dalam politik luar negeri negara-negara Arab.

Pejuang Palestina
Dalam keadaan seperti itu, kelompok perlawanan dibentuk di Lebanon dan Palestina. Pertama Jihad Islam Palestina pada tahun 1981, kemudian Hizbullah Lebanon pada tahun 1982, dan kemudian Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) pada tahun 1987. Dengan kata lain, sebelum runtuhnya Uni Soviet, liberalisme Barat "lainnya" telah terbentuk dalam bentuk poros perlawanan di kawasan Asia Barat dan mencontoh Revolusi Islam Iran. Pada tahap ini, para aktor perlawanan menghidupkan kembali perjuangan melawan rezim Zionis tanpa dukungan negara-negara Arab dan, seperti Revolusi Islam Iran, melewati tahap stabilisasi.

Fase kedua kesempurnaan poros muqawama di kawasan Asia Barat dimulai sejak tahun 2000, karena di tahun tersebut muqawama Hizbullah dan rakyat Lebanon selatan membuahkan hasil, serta tentara Israel setelah dua dekade terpaksa mundur dari wilayah selatan Lebanon. Peristiwa tersebut menandai awal dari serangkaian kekalahan rezim Israel dari kelompok perlawanan di kawasan Asia Barat, yang pada tahun 2006 dan dalam perang 33 hari telah menjadi kepercayaan umum.

Faktanya, dalam perang tahun 2006, muncul kepercayaan yang luas bahwa mitos tentara Zionis yang tak terkalahkan adalah narasi yang dipromosikan oleh Zionis untuk memaksa orang-orang Arab berkompromi dan menghindari perang dengan rezim. Ciri dari fase ini adalah terbukti bahwa kelompok-kelompok perlawanan telah menjadikan prinsip realis "membantu diri sendiri" sebagai prioritas dalam strategi pertahanan mereka dan memperkuat daya penangkal mereka, dan bahwa perang "batu" melawan "rudal" telah menjadi tak berarti.

Pada tahun 2011, dunia Arab menyaksikan kebangkitan Islam melawan penguasa dan otoriter selama beberapa dekade. Prediksi awal dari kebangkitan rakyat adalah penekanan pada peran rakyat dan kemungkinan terbentuknya pemerintah sipil yang menentang ketergantungan asing. Situasi ini, sementara melemahkan fondasi kekuatan penguasa kawasan yang berkompromi, juga mengarah pada penguatan poros perlawanan terhadap poros konservatif Arab dan rezim Zionis.

Oleh karena itu, strategi "intervensi" dalam urusan internal negara-negara anggota muqawama, khususnya Suriah, dengan tujuan menghasut rakyat dan membentuk pemberontakan rakyat dan kekerasan terhadap rezim, dimasukkan ke dalam agenda, dan untuk meraih tujuan ini, kelompok teroris menjadi alat yang sangat diperhatikan. Meskipun situasi ini pada awalnya merupakan ancaman bagi poros perlawanan, namun kemudian menjadi peluang untuk memperkuat perlawanan dan meningkatkan posisi regionalnya, karena poros muqawama yang dipimpin oleh Republik Islam Iran  memilih opsi "aksi aktif" dan "perlawanan strategis" dalam melawan teroris dan pendukungnya. Hal ini mendorong semakin maraknya kelompok muqawama setelah satu dekade dan berubahnya poros menjadi geopolitik muqawama.

Iran, Kekuatan Unggul Kawasan Asia Barat

Salah satu efek penting Revolusi Islam adalah Iran setelah empat dekade berubah menjadi kekuatan unggul di kawasan. Masalah ini dijelaskan secara transparan oleh Rahbar. Rahbar saat menjelaskan langkah kedua Revolusi Islam menjelaskan sejumlah alasan dan faktor konfrontasi dengan Republik Islam Iran dan muqawama di kawasan. Ayatullah Khamenei mengatakan, "Iran yang kuat, hari ini seperti awal Revolusi menghadapi berbagai tantangan kubu arogan, tapi memiliki arti yang sepenuhnya berbeda. Jika saat itu tantangan dengan AS terkait mematahkan tangan anasir asing atau menutup kedubes Israel di Tehran ataupun membongkar sarang spionase, hari ini tantangan terkait dengan kehadiran Iran yang kuat di perbatasan rezim Zionis Israel dan mencabut domain pengaruh ilegal Amerika dari kawasan Asia Barat serta dukungan Republik Islam Iran terhadap perjuangan pejuang Palestina di jantung bumi pendudukan, membela Hizbullah dan muqawama di seluruh kawasan....."

Rahbar Ayatullah Khamenei
Lebih lanjut Rahbar mengatakan, "....Jika saat itu, tantangan Barat menghalangi pembelian senjata bagi Iran, tapi saat ini tantangannya adalah mencegah relokasi senjata maju Iran kepada kubu muqawama. Jika saat itu anggapan Amerika adalah dirinya mampu menang atas Republik Islam dan bangsa Iran dengan sejumlah anasir bayaran Iran atau sejumlah pesawat dan helikopter, tapi saat ini, Washington membutuhkan sebuah koalisi besar dari puluhan pemerintah yang menentang atau terintimidasi untuk melawan Iran secara politik dan keamanan, tapi begitu Amerika akan tetap kalah di konfrontasi ini."

Fakta ini mengindikasikan bahwa Republik Islam Iran setelah empat dekade bukan saja tidak tumbang, bahkan menjadi kekuatan unggul di kawasan Asia Barat, sebuah kekuatan yang tidak akan mengubah transformasi di kawasan tanpa mempertimbangkan peran Republik Islam Iran.

 

Ketua parlemen Lebanon menyebut perlawanan dan senjatanya adalah kebutuhan nasional untuk menghentikan keserakahan rezim Zionis.

Al-Arabi Al-Jadeed melaporkan, Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri hari Jumat (4/2/2022) mengatakan bahwa senjata perlawanan adalah hasil dari pendudukan Israel dan Lebanon membutuhkan perlawanan selama salah satu wilayahnya berada di bawah pendudukan Israel.

Berri menyambut baik setiap langkah untuk membawa negara-negara Arab lebih dekat satu sama lain. Tapi jalan ini tidak mungkin dicapai, kecuali dengan kembalinya Suriah ke Liga Arab dan kembalinya orang-orang Arab ke Suriah.

Ketua parlemen Lebanon dalam statemennya juga mengungkapkan masalah pemilu legislatif Lebanon, dan tidak akan membiarkan satu menit pun terjadi penundaan dalam pemilihan.

Nabih Berri menekankan bahwa pemilu adalah titik balik penting bagi Lebanon, dan rakyat negara ini harus memutuskan dalam pemilu  kali ini mengenai masa depan negaranya, dan upaya untuk memulihkan kondisi Lebanon.

Pemilu legislatif Lebanon akan diadakan pada 27 Maret 2022.

 

Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas kembali menyampaikan terima kasih kepada Republik Islam Iran dan Hizbullah Lebanon atas dukungannya terhadap rakyat dan perlawanan Palestina.

Sami Abu Zuhri, anggota senior Hamas hari Kamis (3/2/2022) mengungkapkan apresiasi tinggi atas dukungan Republik Islam Iran dan Hizbullah Lebanon terhadap Palestina, dan menegaskan rezim Zionis sebagai musuh bersama umat Islam.

"Hal yang membedakan antara Republik Islam Iran dengan negara lain adalah dukungan tegasnya terhadap perjuangan Palestina," ujar Abu Zuhri.

Kelompok-kelompok Palestina, termasuk Hamas telah berulang kali mengakui bantuan Republik Islam Iran dan Hizbullah di Lebanon kepada rakyat Palestina yang tertindas.

Pejabat Iran dan Hizbullah Lebanon selalu menekankan bahwa poros perlawanan berdiri di samping rakyat Palestina dan perlawanan heroik di Jalur Gaza.

Ismail Haniyeh, kepala Biro Politik Hamas menyatakan bahwa Republik Islam Iran selalu mendukung rakyat Palestina dan kelompok perlawanan. 

Ditegaskannya, Iran telah memainkan peran kunci dalam memperkokoh kekuatan Hamas saat ini.

Jumat, 04 Februari 2022 19:30

Ratusan Teroris Daesh Tewas di Hasakah

 

Media keamanan Irak melaporkan tewasnya lebih dari 350 anggota kelompok teroris Daesh yang berusaha melarikan diri dari penjara Al-Hasakah di Suriah.

Russia Today hari Jumat (4/2/2022) melaporkan, Komando Operasi Gabungan Irak memantau pelarian tahanan teroris Daesh dari penjara al-Hasakah di Suriah yang memasuki serangan negara ini, dan pasukan keamanan Irak segera mengambil tindakan di perbatasan.

Pasukan Komando Gabungan berhasil menangkap kembali sekitar 3.900 teroris yang dipindahkan ke penjara lain yang aman, dan sekitar 100 teroris lainnya yang terluka selama operasi dirawat di rumah sakit.

Dalam operasi militer tersebut, lebih dari 350 anggota Daesh yang membawa senjata dalam serangan di penjara Hasakah tewas. 

Sebagian sumber menyatakan, jumlah milisi teroris Daesh yang tewas lebih dari 350 orang.

Baru-baru ini, sejumlah milisi teroris Daesh melancarkan serangan besar-besaran untuk membebaskan tahanan sesama anggota teroris lainnya di penjara Al Hasakah.

Anggota parlemen Suriah Musab al-Halabi mengungkapkan bahwa dinas intelijen AS terlibat dalam aksi penyerangan yang dilancarkan kelompok teroris Daesh ke penjara Hasakah.

Al-Halabi menerangkan bahwa Amerika Serikat saat ini berupaya mewujudkan plot peta baru Timur Tengah untuk membagi kawasan, terutama wilayah utara Suriah.

Pada 2017, sebagian besar kelompok teroris Daesh berhasil ditumpas setelah empat tahun operasi teroris besar-besaran di Suriah dan Irak. Tetapi sisa-sisa dari teroris Daesh masih melakukan operasi terhadap warga sipil dan pasukan keamanan Suriah dan Irak.

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyampaikan terima kasih atas upaya panitia Seminar Hazrat-e Hamzah Sayid al-Syuhada untuk memperkenalkan tokoh dan sahabat besar Rasulullah Saw ini.

Hal itu disampaikan Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan anggota panitia Seminar Hazrat-e Hamzah Sayid al-Syuhada pada tanggal 25 Januari 2022.

Rahbar memuji upaya mereka dan mendorong mereka untuk meningkatkan kegiatan dan aktivitas di bidang tersebut, terutama melalui karya seni agar pengenalan mengenai kepribadian mulia dan peran Sayidina Hamzah as lebih sempurna dan mengena.

Menurut Rahbar, penghormatan dan peringatan mengenai Sayidina Hamzah as dan juga upaya untuk memperkenalkan peran besar sahabat Nabi Muhammad Saw pada masa penyebaran Islam adalah pekerjaan besar, dan tidak hanya masyarakat Iran yang akan memanfaatkannya tetapi juga umat Islam di negara-negara lain.  

Ayatullah Khamenei lebih lanjut menjelaskan mengenai peran besar Sayidina Hamzah dalam penyebaran Islam dan melawan musuh pada masa awal penyebaran Islam. Rahbar juga menyinggung sejumlah sahabat besar lainnya, yang semuanya itu perlu untuk disampaikan dan diperkenalkan kepada masyarakat Islam.

Foto-foto pertemuan Rahbar dengan anggota panitia Seminar Hazrat-e Hamzah Sayid al-Syuhada dipublikasikan pada hari Kamis (3/2/2022) di Seminar Hazrat-e Hamzah Sayid al-Syuhada yang berlangsung di kota Qom, Republik Islam Iran.

Hamzah bin Abdul Muthalib merupakan sahabat sekaligus paman Rasulullah Saw yang mencurahkan hidupnya untuk membela agama Islam.

 

Ketua Kamar Dagang Bersama Iran-Oman mengumumkan peningkatan 73% dalam volume perdagangan luar negeri Iran ke Oman.

"Dalam 10 bulan pertama tahun 1400 HS, kami mencapai angka satu miliar dolar dalam perdagangan luar negeri dengan Oman, yang akan mencapai 1,2 miliar dolar pada akhir tahun ini," ungkap Mohsen Zarrabi, Ketua Kamar Dagang Bersama Iran-Oman, sebagaimana dilaporkan IRNA, Kamis (03/02/2022).

Mohsen Zarrabi, Ketua Kamar Dagang Bersama Iran-Oman
Zarrabi juga mengatakan bahwa peta jalan untuk ekspor ke Oman dikembangkan dengan partisipasi sektor swasta dan Kamar Dagang Bersama. Menurutnya, rencana tersebut berfokus pada enam pilar rencana lima tahun pemerintah Oman, seperti startup, nano, dan berbasis pengetahuan.

Ketua Kamar Dagang Bersama Iran-Oman mengingatkan bahwa impor ke Oman pada tahun 2020 sekitar $ 24 miliar, seraya menambahkan, "Dalam sebagian besar barang yang diimpor ke Oman, Iran memiliki keunggulan ekspor."

Baca juga: Oman Tolak Sebut Ansarullah Yaman Teroris
Zarrabi mnyebutkan bahwa Oman memiliki perjanjian FTA (Perjanjian Perdagangan Bebas) dengan 16 negara Arab-Afrika, Amerika Serikat, Singapura dan empat negara Eropa (Swiss, Liechtenstein, Norwegia, Swedia).

"Oman dengan impor sebesar $ 24 miliar merupakan pasar yang sangat baik bagi produk-produk Iran," pungkas Zarrabi.

Menteri Perindustrian, Pertambangan, dan Perdagangan Iran akan berkunjung ke Oman pada 1810 Februari 2022 untuk berpartisipasi dalam Komisi Bersama Iran dan Oman sebagai ketua delegasi pemerintah dan swasta yang terdiri dari berbagai sektor ekonomi.

Dalam pertemuan Komisi Bersama ke-19, kedua negara dijadwalkan untuk berkonsultasi di bidang ekonomi, khususnya perdagangan, industri, pertambangan, penerbangan, maritim dan transit, energi, jasa teknis, pariwisata dan budaya.

 

Khatib shalat Jumat Tehran, Hujatul Islam wal Muslimin Kazem Sadeghi mengatakan, Revolusi Islam, seperti Asyura dan Ghadir adalah cadangan berharga yang tidak ada habisnya.

Hujatul Islam Wal Muslimin Kazem Sadeghi dalam khutbah Jumat hari ini menyinggung peringatan empat puluh tiga tahun kemenangan Revolusi Islam, dengan mengatakan, "Setiap tahun, orang-orang Iran mengulangi perayaan kemenangan Revolusi Islam, dan menyampaikan arus pemikiran mendalam ini kepada generasi mendatang,".

"Revolusi Islam ini mempengaruhi dunia, mengubah sejarah, mengubah tatanan hubungan internasional, dan memberikan pendekatan baru bagi dunia untuk menerima keadilan," ujar Sadeghi.

"Revolusi Imam Khomeini adalah revolusi berbasis agama yang membangun fondasinya di atas gerakan manusia menuju Tuhan," tegasnya.

 

Panglima Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Hossein Salami mengatakan, "Iran berdiri tegar menghadapi tekanan maksimum Amerika Serikat dan sekutunya selama 43 tahun."

Mayor Jenderal Hossein Salami pada acara peringatan kesyahidan para pejuang Golpayegan pada Kamis (3/2/22022) malam mengatakan,"Hari ini, seluruh dunia dengan bangga menyebut pemerintahan Islam di Iran, yang menjadi kebanggaan bangsa ini,".

"Kekalahan politik global Amerika Serikat oleh sebuah bangsa, itu pun dalam kondisi sanksi, tidak lain dari karunia ilahi," ujar Mayjen Salami.

"Hari ini, orang-orang secara sadar hadir di arena untuk mendukung Republik Islam. Jika Iran Islam tidak kuat, maka musuh akan menyerang. Tetapi hari ini mereka telah berhenti, dan ketika musuh berbicara tentang kekuatan suatu negara, itu menunjukkan fakta pengakuan atas kekuatannya," tegas panglima Sepah Pasdaran Iran.

Mayjen Hossein Salami mengunjungi Golapeygan untuk menghadiri kongres keempat peringatan gugurnya 373 pejuang di kota Golpayegan dan 60 tahun wafatnya Mujtahid Ayatullah Sadough Golpayegani yang diadakan di aula kota Golpayegan. Selain itu, ia juga menghadiri peresmian ensiklopedia syuhada kota yang berada 156 kilometer wilayah barat laut Isfahan.(

 

Majalah dwibulanan Amerika Serikat menulis, Iran memusatkan kemampuannya untuk menutup kemungkinan akses musuh terhadap zona udaranya.

The National Interest, Sabtu (29/1/2022) memuat analisa terkait kemampuan rudal Iran, dan kemampuan negara ini di bidang perang elektronik dalam melawan musuh.
 
Dalam artikel yang ditulis Caleb Larson di National Interest, dijelaskan bahwa unit rudal merupakan instrumen yang kuat untuk menunjukkan kekuatan Iran kepada musuh, dan merupakan ancaman serius bagi Amerika Serikat, dan militer negara ini di kawasan.
 
Menurut Larson, informasi yang diterima AS mengonfirmasi keinginan Iran untuk menciptakan medan tempur ruang angkasa. Iran menyadari nilai strategis ruang angkasa dan kemampuan anti-antariksa, dan berusaha mencegah penggunaan ruang angkasa dan zona udaranya oleh musuh selama perang, dan karena memiliki arsenal beraneka ragam rudal, Iran punya kemampuan semacam ini.
 
National Interest menyinggung operasi perang elektronik yang dilancarkan Iran pada tahun 2011 dalam memburu drone RQ-170 milik AS.
 
"Kemampuan Iran lebih besar dipusatkan pada upaya mencegah musuh menggunakan ruang angkasa dan zona udaranya, daripada secara praktis mengontrol zona itu sendiri. Pada tahun 2011, Iran mampu menurunkan sebuah drone RQ-170 ke tanah dengan memasang parasit sinyal GPS drone, dan sinyal GPS palsu, oleh karena itu pekerjaan ini jauh lebih mudah dari menembak sebuah satelit," tulisnya.
 
Selain itu Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC mampu menembak jatuh drone canggih AS, RQ-4 Global Hawk yang memasuki zona udara Iran di dekat perbatasan negara itu pada 20 Juni 2019 silam.