Tafsir Al-Quran, Surat An-Nisaa Ayat 53-57

Rate this item
(0 votes)

Ayat ke 53-55

Artinya:

Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan)? Kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikitpun (kebajikan) kepada manusia.  (4: 53)

Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.  (4: 54)

Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) dari beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya.  (4: 55)

Dalam ayat sebelumnya telah disebutkan bagaimana kaum Yahudi meminta bantuan kaum Musyrikin Mekah guna mengalahkan kaum Muslimin di Madinah. Ayat ini ditujukan kepada mereka dan menanyakan apakah kalian melakukan  perbuatan ini dengan harapan mendapatkan kekuasaan dan pemerintahan? Padahal kalian tidak memiliki kelayakan itu.  Karena jiwa monopoli telah begitu kuat membelenggu, maka kalian tidak akan memberikan hak  kepada orang lain. Kalian mengambil semua hak orang lain untuk diri sendiri.

Selain itu, mengapa kalian tidak tahan menyaksikan kaum  Muslimin yang berkuasa dan  menyimpan dendam  terhadap mereka?  Bukankah  Tuhan  telah menganugerahkankekuasaan kepada para nabi terdahulu dari keturunan Nabi Ibrahim as? Lalu mengapa kalian heran? Bukankah Tuhan telah memberikan kitab samawi dan  kekuasaan  kepada Musa as, Sulaiman, Dawud? Lalu mengapa kalian dengki terhadap Muhammad lantaran kitab dankekuasaan yang diberikan oleh Tuhan kepadanya? Bahkan tidak hanya itu, kalian memandang kaum Musyrikin lebih baik daripada Muslimin.

Ketika itu, al-Quran mengatakan kepada kaum muslimin, walaupun masyarakat di era itu  sebagian ada yang beriman  dan sebagian lagi menentang,  tapi kalian tidak boleh  berputus asa meyaksikan kaum Yahudi tidak mau beriman kepada Islam. Jangan juga berputus asa menyaksikan kedengkian mereka terhadap kalian. Karena hal ini telah terjadi sepanjang sejarah.

Dari tiga ayat tadi terdapat empat pelajaran yang dapat dipetik:‎

1.  Kenalilah musuh dan mantapkanlah keyakinan agama kalian. Karena  ketahuilah bila suatu hari kaum Yahudi itu mendapatkan kekuasaan, maka mereka pasti akan mengabaikan kalian.

2.  Sifat kikir, berpikiran sempit dan menilai sesuatu tidak adil merupakan tanda-tanda orang yang cinta materi dan kekuasaan.

3.  Apa yang dimiliki orang lain adalah dari rahmat dan karunia Tuhan. Sementara  orang yang dengki pada hakikatnya ia memprotes tindakan Tuhan.  Daripada  mendengki nikmat Tuhan yang diberikan kepada orang lain, sebaiknya manusia selalu optimis akan karunia dan rahmat-Nya yang tiada terbatas.

4.  Mengharapkan semua manusia beriman adalah harapan yang sia-sia. Allah  Swt menghendaki semua manusia bebas memilih jalan masing-masing.

 

Ayat ke 56

Artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.  (4: 56)

Setelah ayat-ayat  sebelumnya menceritakan  kedengkian dan kebencian segolongan manusia kepada para nabi dan ajarah ilahi. Sementara ayat ini memberitahukan tentang adanya siksaan pedih yang akan menimpa mereka kelak di Hari Kiamat. Siksaan  tersebut setimpal dengan perbuatan mereka. Karena orang yang disepanjang usianya menentang kebenaran dan semakin lama penentangannya itu semakin besar,  maka  mereka pantas mendapatkan siksaan yang abadi. Jadi ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang menentang Islam janganlah mengira bahwa mereka akan dibakar hanya sekali pada Hari Kiamat  dam todal ada siksaan berikutnya. Ketika kulit mereka sudah terbakar, Allah Swt akan  membuat kulit  baru buat mereka menggantikan yang lama dan begitulah seterusnya.

Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:‎

1.  Berbeda dengan di dunia, siksaan akhirat tidak pernah berkurang rasa pedihnya.

2.  Siksaan di akhirat tidak terbatas pada siksaan mental saja, tapi juga badan, seperti kulit yang dibakar.

3.  Siksaan ilahi adalah balasan dari perbuatan manusia. Siksaan itu bukan kezaliman Tuhan kepada hamba-Nya. Allah menghukum hamba-Nya berdasarkan hikmat dan kebijaksanaan.

 

Ayat ke 57

Artinya:

Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.  (4: 57)

Setelah menjelaskan siksaan orang-orang  Kafir pada  Hari  Kiamat, ayat ini menjelaskan soal pahala besar orang-orang  Mukmin. Disebutkan,  apabila iman dan keyakinan kepada Tuhan disertai dengan melakukan  perbuatan baik, maka  ia akan  mendapat ganjaran yang baik pada Hari Kiamat.  Allah  Swt menempatkan orang-orang semacam ini di surga yang hijaudenganpepohonan  yang rindang dan lebat. Mereka di  Hari  Kiamat tidak sendirian.Karenamerekabersama  isteriya  yang bersih dan suci. Berkumpul kembali dengan isterinya merupakan kenikmatan yang lengkap, setelah di dunia mereka meninggalkan kelezatan duniawi dan meninggalkan  apa yang diharamkan oleh Tuhan.

Dari ayat tadi terdapat  dua  pelajaran yang dapat dipetik:‎

1.  Manusia dalam berbuat memiliki kebebasan untuk memilih jalan. Oleh karenanya, siapa yang memilih jalan yang sesat, maka  ia pasti mendapatkan siksa. Sementara iman mendatangkan kesucian dan ketenangan.

2.  Kesucian bagi wanita dan laki-laki adalah suatu nilai. Oleh karenanya, saat menyifati isteri di surga, lebih menekankan kesucian dari pada kecantikan.

Read 3712 times